37

4.8K 402 46
                                    

Happy Reading

Tandai jika ada typo!

Aron memasuki rumahnya dengan langkah lebar. Pria itu terlihat tergesa-gesa, wajahnya juga terlihat rumit. Entah apa yang sedang pria itu pikirkan.

Ratna dan Nadira yang tengah mengobrol di ruang tamu langsung menatap kehadiran Aron dengan heran. Tumben sekali pria itu pulang lebih awal.

"Pa, tumben udah pulang?" tanya Nadira.

Bibir gadis itu perlahan membentuk sebuah senyuman manis. Ia begitu bahagia melihat Aron yang sudah berada di rumah saat hari masih sore.

Ratna yang berada di samping Nadira juga ikut menatap Aron dengan penasaran. Jarang-jarang suaminya itu pulang lebih awal dari kantor.

"Iya, kok tumben, Pa?"

Aron menghela napas, pria itu segera menghampiri istri dan putrinya yang duduk di sofa ruang tamu. Ratna yang melihat itu pun langsung bergegas berdiri, menghampiri Aron kemudian mengambil alih tas kerja suaminya itu.

"Mama buatin minum dulu, ya?" tawar Ratna.

Wanita paruh baya itu hendak pergi ke dapur untuk membuatkan minuman untuk suaminya. Namun, langkahnya langsung terhenti saat Aron mencekal tangannya.

"Kenapa, Pa?" tanyanya sembari menatap Aron dengan heran.

"Duduk dulu, Ma. Ada sesuatu yang mau Papa omongin," ujarnya memberi perintah.

Ratna langsung menurut, wanita itu kembali duduk di samping Nadira. Sedangkan Aron memilih untuk duduk di depan ke duanya. Pria itu menatap kedua wanita di hadapannya dengan raut serius.

"Ada apa, Pa?" tanya Nadira dengan lembut.

Gadis itu terlihat begitu lembut dan santun, siapa pun yang melihatnya pasti akan jatuh hati pada sikapnya yang begitu sopan.

Aron menghela napas, tatapan pria itu beralih pada Nadira yang menatapnya dengan polos. "Kamu menyukai Melvin?" tanyanya.

Tubuh Nadira menegang, kedua mata gadis itu pun membulat. "M-maksud Papa?" tanyanya dengan gugup.

Ratna menatap Aron dengan bingung, kemudian ikut bertanya, "Iya, maksud Papa apa?"

"Nadira jujur sama Papa kalau kamu selama ini suka sama Melvin!" titah Aron dengan tegas.

"Pa, Dira engg—"

"Jangan mengelak! Papa enggak suka kamu berbohong, Nadira," sela Aron saat Nadira hendak mengelak.

Nadira menunduk, gadis itu meremas jemarinya gusar. Ia jelas tahu, jika Aron sudah memanggil namanya seperti itu, itu artinya Aron sedang serius. Pikirannya kini dipenuhi banyak pertanyaan. Bagaimana Aron bisa mengetahui perasaannya pada Melvin?

Apakah ini ulah Rachel, kakaknya? Sepertinya iya, karena hanya Rachel yang mengetahui perihal ia yang menyukai Melvin.

Ratna hendak membuka mulutnya untuk membela Nadira. Namun, Aron dengan cepat memberikan isyarat, menyuruhnya untuk diam.

Rachel's Second Life [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang