01

19.9K 1K 549
                                    

Happy reading

Tandai jika ada typo!

Kedua mata Rachel terbuka. Kesadarannya seolah ditarik dengan paksa. Ia menatap sekeliling dengan tatapan bingung, sebenarnya apa yang terjadi? Seingatnya terakhir kali ia tengah lari di kegelapan kemudian terjun ke sungai.

"Gadis bodoh!"

Rachel mengalihkan perhatiannya, ia menatap sosok wanita paruh yang tengah duduk di depan sebuah makam. Wanita itu berada di depannya. Ia mengerjap, baru sadar jika dirinya kini tengah berada di tempat pemakaman.

Semuanya terlihat samar, ia hanya dapat melihat punggung wanita paruh baya di depannya. Sedangkan di sekitar hanya ada kabut putih yang membuat penglihatan Rachel hanya samar-samar saja.

"Harusnya kau tidak menyia-nyiakan cinta tulus putraku!"

Suara wanita paruh baya itu kembali terdengar. Rachel mendekat, tubuhnya membeku ketika ia membaca nama yang tertera pada batu nisan itu.

Rachellia Anindita Z
Binti
Aron Ziurich

Rachel menggeleng, menatap tak percaya pada nisan yang bertuliskan namanya. Nisan yang dicoba untuk digapai tangannya ternyata tak sampai, dan menembus. Hingga tubuhnya hanya bisa membeku, sebab mencoba berkali-kali pun selalu berakhir sama.

"Gak mungkin ... gue udah mati?" lirih Rachel.

"Kau bahkan tidak mau melihat titipan terakhir darinya," ucap wanita itu.

Rachel menatap wanita paruh baya itu dengan bingung. Siapa wanita itu? Sebelumnya, dirinya merasa tidak pernah melihat atau berinteraksi dengan wanita itu.

Tiba-tiba ia merasakan sakit yang teramat di kepalanya. Ia menjambak rambutnya, mencoba untuk meredakan sakit itu. Namun, rasa sakit itu semakin bertambah.

"Arghh!"

Perlahan rasa sakit itu mulai mereda. Rachel membuka matanya, ia kembali menatap sekelilingnya dengan bingung. Ini bukan tempat pemakaman yang baru saja dilihatnya, melainkan ini adalah rooftop sekolahnya.

"Bodoh! Rachel bakalan ilfil kalau lihat kelakuan bulol lo!"

Rachel menoleh, ia menatap kedua pria remaja yang tengah berdebat. Ia mengenal siapa mereka, mereka adalah Melvin dan juga Azriel mantan pacarnya dulu.

"Maksud lo, apa?"

Hati Rachel berdenyut ketika mendengar suara Azriel. Ia terus memperhatikan kedua orang itu.

"Lo tahu Rachel itu gak suka sama cowok alay. Dia lebih suka cowok cool yang cuek dan gak baperan," ucap Melvin.

"Lo tahu gue deket sama adiknya Rachel, 'kan?" Azriel mengangguk. "Nadira yang bilang semuanya ke gue. Dan gue sebagai sahabat, dengan baik hati mau memberi tahu lo," ucap Melvin kemudian merangkul pundak Azriel.

"Jadi gue harus cuekin Rachel biar dia makin cinta sama gue?"

•~•

"Kak Azriel!"

Rachel menatap Nadira yang tengah menghampiri Azriel di ruang musik.

Rachel's Second Life [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang