30

8.3K 478 31
                                    

Happy Reading

Tandai jika ada typo!

Baru saja sampai di depan pintu apartemen, Rachel kembali dibuat kesal dengan seseorang yang memanggil namanya. Kenapa banyak sekali yang mengganggunya hari ini? Ayolah! Ia hanya ingin segera mandi dan istirahat sekarang.

"Chel, tunggu elah!" seru seorang pria yang tak lain adalah Felix.

Rachel berdecak, gadis itu berbalik menatap Felix di depannya dengan kesal. "Apa?" tanyanya dengan ngegas.

Felix mengusap dadanya sabar. "Santai dong, jangan ngegas! Gue cuma mau ngomong sama lo," ucapnya.

"Ngomong apaan, cepet! Gue gak punya banyak waktu." Rachel menatap Felix dengan tatapan menuntut tak sabaran. Sungguh ia benar-benar lelah sekarang.

"Sabar! Lo gak ngizinin gue masuk ke dalam, nih?" tanya Felix sembari menatap pintu yang masih tertutup. "Lebih enak kalau kita bicara di dalam aja," lanjutnya memberi usul.

Rachel berdecak. "Apaan? Gak ada masuk-masuk! Cepet, lo mau ngomong apa sama gue!"

"O-okey." Felix menghela napas pelan. "Gue disuruh Kakek buat jemput lo," lanjutnya memberi tahu tujuannya kemari.

Kening gadis itu berkerut samar. "Kakek?" gumamnya pelan.

Rasanya sudah lama ia tidak bertemu dengan Roland, kakeknya. Terakhir kali ia ingat, dirinya bertemu dengan Roland saat ia baru masuk sekolah menengah ke atas. Dan sekarang kakeknya itu menyuruh Felix untuk menjemputnya? Tumben sekali.

"Tumben, ada apa?" tanya Rachel penasaran.

Ia yakin pasti ada sesuatu yang membuat Roland sampai menyuruh Felix untuk menjemputnya. Biasanya jika ada hal penting, kakeknya itu hanya akan meneleponnya saja.

Felix kembali menghela napas. "Ada hal penting yang mau Kakek omongin sama lo. Intinya sekarang lo harus siap-siap, abis itu kita langsung pergi ke sana, Kakek udah nungguin kita."

Rachel mengangguk. Gadis itu membuka pintu apartemen, kemudian langsung bergegas untuk mandi dan berganti baju. Felix sendiri memilih menunggu gadis itu di sofa kecil yang berada di ruang tamu.

Dua puluh lima menit berlalu, Rachel keluar dari kamar. Gadis itu terlihat lebih segar setelah mandi dan berganti baju. Langsung saja ia menghampiri Felix dan mengajak laki-laki itu untuk segera berangkat. Felix pun langsung beranjak, membawa Rachel ke luar menuju parkiran.

Setelah menempuh perjalanan tiga puluh menit, kini keduanya sudah sampai di depan sebuah rumah besar dengan gerbang yang menjulang tinggi. Terdapat dua orang berpakaian serba hitam yang berjaga di depan. Salah satu dari mereka membukakan gerbang, Felix langsung melajukan motornya masuk ke dalam halaman rumah tersebut.

Setelah memarkirkan motornya, Rachel dan Felix langsung berjalan menuju pintu rumah. Rachel menatap bangunan yang sudah lama tidak ia kunjungi itu dengan sorot rindu. Rumah ini adalah rumah Ronald sekaligus menjadi rumah keluarga besar Ziurich. Dulu sewaktu masih kecil, ia sering menginap di rumah ini ketika Aron dan Ratna sibuk mengurusi pekerjaan. Di dalam rumah ini juga dirinya diperlakukan dengan baik. Kakek dan neneknya selalu menyayangi dan memanjakan dirinya. Mereka berdua tidak pernah pilih kasih dalam memperlakukan dirinya dan yang lainnya.

Rachel's Second Life [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang