°°°
Saat pulang sekolah Adara terus menggerutu kesal. Zeline yang berada di sisinya menjadi bingung entah apa yang Adara kesali.
"Adara..tenang dong. Emangnya kamu kenapa?" tanya Zeline bingung.
"Itu tuh si Aydin kenapa ngajak aku ke cafe coba," gerutunya.
"Aydin yang mana sih?" tanya Zeline lagi.
"Duh gimana ngasih taunya ya," jawab Adara bingung.
"Kenapa kamu tolak? siapa tau dia pengen deketin kamu," sahut Zeline.
"Iya juga sih."
"Eh tapi kamu ikut ya Zel," pinta Adara mengajaknya pergi untuk menemaninya.
"Loh, kenapa bawa-bawa aku? gak ah! mending diem di rumah, energi aku udah habis," tuturnya. Karna ia juga tidak ingin menjadi nyamuk, dan yang pasti saat ini Zeline sedang malas untuk pergi ke luar.
"Kamu gak kasian sama sahabat kamu ini ya?" Adara memasang wajah memelas membuat Zeline tak tega untuk menolaknya.
Zeline menarik nafas sejenak. "Ya udah iya deh, aku ikut," jawabnya pasrah.
Di samping itu Aydin juga mengajak Gavin pergi untuk menemaninya, karna ia merasa malu jika pergi sendiri.
"Plislah Vin, bantu aku kali ini aja," ucap Aydin memohon dengan ekspresi memelas padanya.
"Ck nyusahin aja, iya deh iya."
Mendengar Gavin menerima ajakannya ia menjadi senang. "Thanks yah, nanti aku traktir deh," ucap Aydin juga di angguki oleh Gavin.
Setelah sampai di Cafe tersebut jantung Aydin semakin berdebaran. Sebelumnya, ia tak pernah segugup ini kepada perempuan. Mengapa ketika akan bertemu Adara ia malah segugup ini? dia memang wanita yang berbeda menurutnya.
"Vin, gimana ini? kok aku gugup banget ya? gak jadi deh, kita pulang aja yuk." Namun Gavin menolak ajakannya itu.
"Eits, udah sampai di sini, gak bisa langsung pulang gitu aja dong!"
"Inget harus traktir temenmu ini."
"Besok aja traktirnya yah?"
"Apaan besok-besok, kalo maunya sekarang gimana anjir? lagian bukannya kamu mau ngedate?" sahut Gavin membuat Aydin tersadar dengan rencananya.
"Tadinya sih iya. Tapi kok malu ya, jadinya gak jadi deh," jawabnya dengan segampang itu membatalkan janji pertemuannya.
"Mana bisa ngebatalin janji gitu aja, kasian banget itu cewe, pasti udah nunggu lama banget," celetuk Gavin.
"Cepet masuk! jangan sampe gebetan kamu sendiri jadi milik orang lain."
Mendengar itu Aydin menjadi kembali semangat, ia tak mau crush nya menjadi pacar orang. Bagaimanapun sebelumnya ia selalu mendekati gadis itu, namun sering di tolak. Sekarang baru kali ini ia menyetujui ajakannya.