Chapter 5

16 18 0
                                        


SEBUAH PERHATIAN
DI TENGAH KEKOSONGAN

°°°

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Hari itu terasa sangat panjang bagi Zeline. Perutnya sudah keroncongan sejak tadi pagi, namun rasa takut terlambat membuatnya mengabaikan sarapan.

"Duh, laper banget. Mana aku lupa sarapan lagi. Gara-gara takut terlambat."

Seharian penuh di kelas, perut Zeline hanya bisa merengek dalam diam. Adara sedang bersama Aydin, Davian sudah pergi ke kantin, dan ia hanya duduk sendiri, menahan lapar. Perutnya terasa sangat kosong, mual, dan semakin mual. Ditambah lagi, uang jajan yang ketinggalan di rumah semakin membuat Zeline bingung harus bagaimana. Asam lambungnya mulai naik, dan kepala terasa berat. Ia hanya bisa mengelus perutnya dan akhirnya memutuskan untuk tidur, berharap rasa sakit ini mereda.

Tiba-tiba, Zeline merasa ada sentuhan lembut di kepalanya. Ketika matanya terbuka, ia melihat Gavin, yang berdiri di samping meja dengan senyum cemas.

Gavin terkejut. "Eh, maaf gara-gara aku, kamu jadi bangun."

Zeline memijat pelipisnya.
"A-aku pu--"

Namun, Zeline tak sempat melanjutkan kata-katanya, tubuhnya langsung terjatuh lemas. Melihat itu, Gavin langsung panik dan menggendong Zeline ke UKS.

Seorang Dokter memeriksa keadaan Zeline, "Sepertinya asam lambungnya naik lagi."

Wajah anak laki-laki itu terlihat sangat khawatir, "Memangnya dia sering ke sini? Dia beneran punya masalah asam lambung?"

"Iya. Sering sekali," jawab Dokter tersebut.

"Oh... kalau begitu saya tinggal dulu ya, kalau Zeline sudah terbangun, tolong berikan obat ini kepadanya." Kemudian Dokter itu meninggalkan mereka berdua.

Beberapa waktu kemudian, Zeline perlahan membuka matanya, melihat sekeliling dan merasa bingung.

"Aku di mana?"

Gavin tersenyum lembut. "Kamu di UKS."

"Kok kamu nggak bilang kalau kamu punya masalah asam lambung?" Terlihat jelas wajah cemas dan khawatir dari anak laki-laki itu.

"Obat ini nanti diminum ya."

Zeline hanya mengangguk lemah, lalu Gavin melanjutkan pertanyaannya dengan lembut.

"Ngomong-ngomong, kamu udah makan belum?"

Zeline mengelengkan kepalanya "Belum."

"Berarti kamu belum makan apa-apa dong dari pagi? Astaga.. kenapa nggak bilang dari tadi?"

"Aku nggak sempat sarapan tadi, gara-gara takut terlambat. Aku bangun kesiangan, uang jajan malah ketinggalan di rumah. Makanya aku cuma di kelas aja." ujarnya.

FOREVER MINE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang