"Kenapa kalian pulang bersama?"
Mirea menatap ke mana arah pandang Edgar.
"Memangnya kenapa, Mas?"
"Kau tanya kenapa? Jelas salah, Mirea!"
Kening Mirea berkerut, "Baru sekarang kamu bilang salah? Padahal sejak awal, kamu sendiri yang mempersilahkan kami untuk dekat."
"Dekat?!" Sepasang mata Edgar berkilat tajam ke arah Mirea yang menaikkan satu alisnya.
"Kamu kenapa, Mas? Biasanya kamu tidak pernah khawatir atau takut saat aku dekat dengan Elgar, ada sesuatu yang kamu sembunyikan?"
Edgar memalingkan wajah, membuat Mirea menatap Elgar yang juga tengah menatapnya. Mereka saling bertukar pandang dengan satu pemikiran yang sama.
Sementara itu di sisi lain.
Anindya tidak terima di perlakukan dengan kasar oleh Edgar, dia menatap penuh kebencian pada foto Edgar yang ada di ponselnya.
"Aku tidak ingin hancur sendirian,"
Dia berdiri dari duduknya, sekilas melihat Mia yang tengah tertidur begitu lelap. Anindya pun pergi meninggalkan kediamannya menuju kediaman Edgar. Dia akan membalas perbuatan kasar Edgar padanya dengan cara yang tidak terduga-duga. Karena apa? Karena Anindya tidak pernah terima atas perlakuan Edgar padanya!
Sesampainya di kediaman Edgar, Anindya langsung masuk begitu saja sebab dia memiliki akses untuk masuk ke kediaman ini. Dia berjalan menuju ruang makan di mana para Tuan rumah sedang menikmati makan malam bersama. Di meja makan, Mirea yang lebih dulu menyadari keberadaan Anindya.
Dia terdiam, mengingat bagaimana Anindya berhubungan dengan Edgar di belakangnya, Mirea menahan rasa sakit pada hatinya tapi sebisa mungkin, dia menyembunyikan semua itu.
"Anindya?"
Edgar langsung menoleh dengan wajah panik, berbeda dengan Elgar yang begitu santai menikmati makanannya. Tak melirik ke arah Anindya sama sekali, karena Elgar tak minat melihat ke arahnya.
"Kenapa kau ke sini?!" Edgar bertanya dengan tidak santai, membuat Mirea dalam hati berdecih dan Anindya merasa semakin tak sabar ingin menghancurkan Edgar.
"Kenapa kamu bilang? Aku datang ke sini untuk meminta pertanggungjawaban kamu!"
Edgar langsung berdiri, "Tutup omong kosongmu!"
"Aku bicara fakta! Kamu jahat, Edgar! Kamu menggunakan tubuhku selama ini untuk memuaskan kamu dan saat aku hamil? Kamu tidak mau bertanggung jawab?!"
Edgar menatap semakin panik pada Mirea yang hanya diam, "Sayang, jangan dengarkan dia. Dia hanya bicara tanpa ada bukti! Aku tidak pernah memakai tubuhnya untuk memuaskan aku, serius, sayang!"
"Jangan percaya padanya Mirea, dia sudah berselingkuh di belakangmu bukan hanya bersama ku. Tapi banyak wanita lain yang dia ajak seks bersama!"
"Jika kau tahu, kenapa kau masih mau dengannya?"
Anindya kaget mendengar reaksi tidak terduga Mirea, dia pikir, Mirea akan menangis tersedu-sedu lalu memukuli dada bidang Edgar. Tapi yang terjadi, Mirea malah balik bertanya dengan pertanyaan menjebak pada dirinya.
"A-Aku,"
"Kalian sama," salah, karena kita semua sama. Batinnya melanjutkan ucapannya sendiri dengan tatapan yang tidak menyiratkan kemarahan sedikit pun.
"Sayang, sumpah! Aku tidak pernah bermain gila dengannya, melihat dia saja aku jijik!"
Anindya menatap tak percaya ke arah Edgar, "Munafik! Kau rela berbohong pada istrimu mengatakan ada penerbangan padahal bertemu denganku, sekarang kau bilang? Jijik denganku? Sialan kau Edgar!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ranjang Panas Kakak Ipar (21+)
RomanceWarning!! Area dewasa!! 21+ *** Kakak iparnya adalah mantan kekasihnya. Sampai kapan pun, Elgar tak akan melepaskan mantan kekasihnya sekaligus Kakak iparnya sedikit pun. Dia menginginkannya, menginginkan Mirea─ Istri dari Kakaknya sendiri. *** ...