"Umh, Mas .... Aku ngantuk sekali, tadi malam kan sudah, aku istirahat dulu ya sebentar lagi."
Mirea yang menghadap suaminya kini berbalik untuk menghindari tangan nakal yang dia pikir suaminya, terus meraba-raba miliknya. Tapi, meski pun sudah berbalik badan, tangan suaminya tetap menggapai miliknya yang hanya tertutup gaun tidur tipis tanpa dalaman.
Dia menggeliat, dengan posisi berbaring miring, Mirea akhirnya mengubah posisi menjadi tidur terlentang. "Umph, ahh .... Mas, lakukan saja tapi aku tidur ya, aku mengantuk sekali." Tanpa membuka mata, Mirea mengangkat gaun tidurnya di bagian bawah sampai ke atas dada, dia mengantuk sekali tapi jika suaminya tak tahan, tak apa lakukan sementara dirinya tertidur.
Tanpa adanya jawaban, tapi Mirea merasakan tangan panjang membelai garis miliknya, membuka lipatan miliknya, membelai yang ada di dalam dengan tekanan lembut Ibu jarinya berikan pada gumpalan daging kecil di antara bibir miliknya di bawah sana. Mirea hanya mengerutkan kening, berusaha tetap tertidur tanpa merasa terganggu meski aslinya tak tahan juga.
"Mas, mau langsung masukin saja? Jangan tangan, aku enggak tahan nanti." Mirea akhirnya membuka mata, betapa terkejutnya dia melihat yang ada di atas tubuhnya bukanlah Edgar melainkan Elgar yang kini tersenyum miring ke arahnya.
Pria itu memajukan tubuhnya, berbisik di samping telinga Mirea dengan sensual. "Selamat menjelang pagi, sayang."
"El!" Mirea menahan suaranya, dia menatap ke samping dengan panik di mana Edgar tengah tertidur begitu lelap. "Jangan gila! Ada suamiku!!"
Elgar mencibir, "Oh, kalau tidak ada suamimu, aku boleh melakukan apa pun padamu? Begitu?"
"B-Bukan begitu! El tolong menyingkir," Mirea berusaha mendorong Elgar yang mulai mengukung tubuhnya.
"Kenapa harus menyingkir? Sedangkan kamu sendiri yang memberi aku peluang,"
Mirea menelan ludah, "K-Karena aku pikir itu suamiku! Bukan kamu!"
"Oh, kamu sering membiarkan suamimu menyentuhmu yang tengah tidur? Apa kau istri yang tidak pengertian?"
"Elgar jangan berisik! Suamiku bisa terbangun!!"
"Kalau begitu, kau juga jangan berisik. Biarkan aku merasakanmu sesuka hatiku,"
Belum sempat Mirea meronta, bibirnya sudah lebih dulu di bungkam. Mirea yang tak menyangka jika Elgar datang ke kamarnya dengan sang suami, bahkan naik ke atas ranjangnya tanpa memakai sehelai pakaian pun! Tangan pria itu meraba-raba miliknya, mencari pusaran inti tubuhnya yang kini dia loloskan satu jari ke dalam sana.
Mirea yang tak siap, tak sengaja menggigit bibir bawah Elgar hingga rasa amis terasa di indera pengecap keduanya yang tengah berperang dalam lumatan panjang. Mengocok jarinya yang ada di dalam sana, Elgar tiada henti memandang Mirea yang menatapnya memohon untuk menghentikan semua ini.
Elgar melepas pangutan, dia menatap wajah Mirea yang sungguh merona padam. Lalu berbisik, "Jika kau diam dan menurut padaku untuk malam ini, percayalah, Edgar tak akan tahu apa yang kita lakukan. Dan satu hal yang pasti, jangan mengatakan apa pun pada Edgar jika kau tak ingin pernikahan kesayanganmu ini hancur."
Mirea menatap tak percaya ke arah Elgar, "Kau mengancamku?"
"Hm? Tidak, aku sedang bernegosiasi, tapi persetujuanmu tidak aku pedulikan. Selama aku bebas menyentuhmu, semua aman."
"Kau bajingan, Elgar!"
"Oh sayangku, apa kau melupakan pengalaman pertama kita di kamar pribadimu? Bahkan kau yang mengajakku menginap malam itu, sayang."
Mirea semakin menatap Elgar tak percaya, bisa-bisanya dia mengungkit yang pernah terjadi di antara mereka saat semasa masih menjadi sepasang kekasih. Ya, selain bergandengan tangan dan kecup kening, hubungan mereka telah mencapai tingkat yang lebih serius tapi bukan pernikahan. Mirea dan Elgar pertama kali berhubungan badan saat Mirea baru saja keterima di universitas impiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ranjang Panas Kakak Ipar (21+)
RomanceWarning!! Area dewasa!! 21+ *** Kakak iparnya adalah mantan kekasihnya. Sampai kapan pun, Elgar tak akan melepaskan mantan kekasihnya sekaligus Kakak iparnya sedikit pun. Dia menginginkannya, menginginkan Mirea─ Istri dari Kakaknya sendiri. *** ...