05 - Di Undakan Tangga (21+)

114K 522 4
                                    

"Jaga istri gue di rumah, awas kalau istri gue lecet."

Selesai sarapan, dengan seragam pilot lengkap, sempat-sempatnya Edgar memberi wejangan untuk Adiknya yang akan tinggal sementara di kediamannya dengan tujuan menemani juga menjaga istrinya selama Edgar sibuk dalam penerbangannya.

"Bawel banget lo jadi cowok!"

"Wajar, punya Adek bandel kayak lo pantas bawel."

Elgar yang tengah mengunyah permen karet memutar bola matanya malas, "Udah sana cabut, lama banget di sini mulu."

"Adek enggak tahu diri emang ya!" Edgar menarik lembut pinggang istrinya, berdiri berhadapan dengan Mirea, dia mengabaikan Elgar yang juga ada di sana. "Aku pergi dulu ya, sayang. Istirahat yang benar, jangan sering-sering begadang." Bagian sama istri, lembutnya seperti kapas, bagian sama dirinya setajam pedang, Elgar mencibir di dalam hatinya.

"Iya, Mas. Kamu juga hati-hati penerbangannya, jangan lupa berdoa."

"Iya, sayang. Aku pamit ya,"

Edgar mengecup bibir istrinya di depan Elgar yang langsung memalingkan wajah, melambaikan tangan melepas sang suami yang masuk taksi, Mirea pun berbalik badan untuk masuk ke dalam rumah kembali.

Saat akan menaiki anak tangga, sebuah tangan menahan lengannya, membuat Mirea terdiam. Tanpa berbalik badan, dia mencoba menepis tangan Elgar yang menahan lengannya. "Lepas, Elgar. Aku harus kembali ke kamar, aku ingin istirahat."

"Enggak bisa, Mirea."

"Elgar," Mirea berbalik badan, dia mencoba menarik lengannya dari tangan Elgar.

Namun bukannya berhasil, Elgar malah membuatnya terkurung di antara tangan kokoh pria itu. Punggungnya membentur dinding yang dingin, terdiam melihat tatapan Elgar yang berbeda. "Aku tidak akan pernah rela kamu menikah dengan pria lain, sayang."

"Elgar jangan bicara sembarangan! Hubungan kita sudah berakhir, jangan membuat hal menjadi kesalahpahaman." Mirea panik, takut jika ada salah seorang pelayan di rumahnya mendengar apa yang baru saja Elgar katakan lalu melaporkan pada suaminya.

Bukan takut dimarahi suaminya, Mirea hanya takut suaminya tidak konsentrasi saat mengendalikan pesawat.

"Kesalahpahaman apa, sayang? Yang salah itu bukan aku atau kita, tapi kamu yang tiba-tiba menikah dengan pria lain." Satu tangan Elgar turun dari mengurung Mirea, menyentuh pinggang, semakin turun dan kini meremas gemas bongkahan padat di belakang tubuhnya.

"El!"

Mirea kaget, merasakan remasan pada bokongnya. "Jangan melakukan yang keterlaluan, El. Ingat! Kita ini saudara ipar! Aku ini Kakak iparmu!"

"Bukannya kemarin ada film yang viral ya? Apa itu? Ipar adalah maut? Bagaimana kalau kita jadikan nyata?"

Mata Mirea semakin membulat sempurna mendengarnya, "El tolong, jangan buat rumah tanggaku yang masih seumur jagung berantakan."

"Jangan? Tapi kau menikmati sentuhanku, sayang. Kau selalu menyukai desakan yang aku berikan, bukankah begitu?"

Mirea menatap marah pada Elgar yang lebih tinggi darinya, "Jaga batasan kamu Elgar! Aku ini Kakak ipar kamu!"

"Yakin masih bisa profesional saat ...." Elgar sengaja, membawa tangannya menyelinap dari bawah gaun rumahan selutut yang Mirea gunakan. Dia meraba paha Mirea tanpa penghalang, menuntun naik, meraba bagian sensitifnya yang terbalut kain tipis nan halus. ".... Milikmu selalu terbuka lebar menyambut milikku yang mampir,"

"Elgar! K-Kamu!" Mirea mencoba menahan tangan Elgar yang menyentuh miliknya, tapi kekuatannya sebagai pria tak bisa diragukan, tangannya tak goyah sama sekali meski Mirea mencoba menyingkirkan tangannya.

Yang ada, jemari Elgar berhasil menyelinap semakin intim menyentuh permukaan miliknya. Mempermainkan miliknya dengan jari-jarinya yang terasa dingin menyentuh tanpa penghalang, Mirea yang merasakan sentuhan sama lagi hanya diam. Dia sudah mencoba memberontak tapi tenaganya kalah kuat dengan tenaga Elgar.

"Jangan keterlaluan, El."

"Kau bahkan mendesah keenakan di bawah tubuhku, sayang. Mana mungkin kau mengatakan jangan keterlaluan? Bukankah kau ingin yang lebih keterlaluan?" Elgar sengaja menjepit gumpalan daging kecil di antara garis miliknya, membuat Mirea meringis dengan ringisan yang berbeda.

"See? Kau menyukai tanganku, sayang. Atau bahkan, segalanya tentangku, kau masih menyukainya?"

"Jangan gila! Aku tidak pernah menyukai kamu lagi sejak hubungan kita selesai!"

"Yakin, hm?" Elgar semakin mengikis jarak dengan jemari yang kian intim mengacak-acak miliknya dibawah sana. "Bibirmu yang dibawah sana mengatakan hal lain, dia menghisap-hisap tanganku, tak tahan ingin segera menelan keperkasaanku. Apa kau masih mau mengelak, sayang?"

Mirea mengumpat di dalam hati, dia tak bisa menahan miliknya di bawah sana yang berkedut, seakan menyempitkan pergerakan jemari Elgar di bawah sana. "Kenapa diam, sayang? Tidak tahan? Apa masih ingin menghentikan aku? Sekali pun iya, aku tidak akan berhenti."

Elgar tiba-tiba menurunkan tubuhnya, dia memegang pinggul Mirea dengan memasukkan kepalanya ke dalam gaun rumahan Mirea dari bawah. Belum sempat sadar dari keterkejutannya, Mirea sudah merasa celana dalamnya turun hingga ke mata kaki. Mirea menahan napas, merasakan kehangatan lidah tak bertulang menyapa miliknya di bawah sana.

"El! Ugh! Hentikan!"

Bukannya berhenti, permainan nakal lidahnya semakin aktif. Elgar mengulurkan lidah, mengucek sesuka hatinya milik sang wanita yang semakin basah air liurnya. Ini menyenangkan! Elgar menyukai segalanya yang ada pada mantan kekasih sekaligus Kakak iparnya ini. Dia .... Benar-benar sangat nikmat di setiap inci tanpa kecuali! Terutama bagian intinya yang tengah Elgar santap habis-habisan.

Dan Mirea yang merasakan pergerakan semakin lincah di bawah sana, mencoba memegang kedua bahu Elgar, yang membuat tubuhnya membungkuk ke depan. Pula kakinya yang terbuka, seakan memberi ruang pada lidah Elgar yang semakin asyik mengabsen di dalam sana dengan lidah dan bibirnya.

"Elgar! Ahh!"

Mirea mencoba menahan suaranya, dia dilanda kerisauan. Antara fokus menikmati hangat yang menjalar dibawah sana atau fokus memantau situasi, takut-takut salah satu pelayan lewat dan memergoki aksi gila Elgar yang menjilat kewanitaannya dengan kepala pria itu di dalam gaun rumahannya.

Tap .... Tap .... Tap ....

"Elgar, hentikan! Ahh! Ada orang Elgar, hentikan!!"

***

Nanggung banget yaw? Wkwk

Kelanjutannya ada di karya karsa yaa seng!

Muach

Ranjang Panas Kakak Ipar (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang