10 - Hamil? (21+)

61.5K 377 13
                                    

Ponsel di atas meja terus berdering, panggilan telepon yang masuk berkali-kali menyusul suara yang semakin berisik. Mirea terusik, dia membuka kelopak mata dengan berat, tersenyum sekilas mengingat apa yang telah Elgar lakukan padanya, untuk menenangkan suasana hatinya.

Dia sekarang merasa jauh lebih baik dan sedikit lebih bertenaga untuk berakting di depan Edgar. Dia pun turun dari atas ranjang, masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Sementara Edgar, pria itu melihat ponsel yang mengusik tidurnya, sedikit memelotot menyadari siapa yang meneleponnya.

Cepat-cepat dia memakai boxernya, berjalan menuju balkon kamarnya.

"Kau cari mati? Kenapa meneleponku di saat aku belum menelepon dirimu duluan?! Kau tahu aku sedang bersama istriku!"

"Edgar, maafkan aku. Tapi bisakah kita bertemu hari ini?"

"Tidak bisa, Anin. Sekarang, waktunya aku bersama istriku."

"Aku mohon, ke rumah aku sekarang ya? Ada hal penting yang harus aku katakan,"

Edgar mengepalkan tangannya erat, "Aku tidak bisa! Apa kau tuli?!"

"Aku akan jadi pelayan yang patuh untukmu hari ini, datang ya? Kau mau apa? Aku telanjang? Aku akan telanjang untuk menyambut kedatangan dirimu,"

"Shit! Aku ke sana sekarang,"

Edgar berbalik badan, kaget luar biasa melihat istrinya yang sudah rapih dengan gaun rumahan tengah berdiri tak jauh dari keberadaannya. Tak di pungkiri, dia merasa panik takut istrinya mendengar apa yang dia bicarakan dengan Anindya.

"Sayang?"

Edgar tersenyum, berlakon tak melakukan kesalahan apa pun sementara Mirea pun sama, dia berlakon dengan baik. "Mas, hari ini aku ada janji mau ketemu sama teman-temanku. Tidak apa-apa aku tinggal sebentar?"

Apa Dewi Fortuna sedang berpihak padanya? Edgar merasa bangga karena akhirnya memiliki kesempatan untuk pergi menemui Anindya, dia pun menganggukkan kepalanya. "Iya, sayang. Tidak apa-apa, kamu hati-hati ya."

Mirea mengangguk, "Kamu juga baik-baik di rumah. Aku pergi dulu ya, aku pakai pakaian sederhana gini kok, malas ganti baju."

"Itu bagus, jangan cantik-cantik diluar sana. Cukup cantik saat bersamaku saja,"

Jika tak tahu suaminya punya simpanan, Mirea akan tersipu malu. Sayangnya, hati Mirea sudah sekeras batu sekarang. Dia pun hanya tersenyum sekilas, tak lagi memiliki perasaan lebih untuk Edgar. Karena nyatanya, dia memang masih mencintai Elgar selama menikah dengan Edgar.

Dia tak akan menghakimi Edgar yang memiliki simpanan, karena dia pun sama. Dia .... Menerima ajakan Elgar untuk bermain gila di belakang Edgar. Alih-alih berusaha mengumpat, Mirea malah berharap Edgar tahu secepat mungkin. Dia ingin, Edgar merasakan sakit hati serupa dengan yang dia rasakan saat tahu pria itu memiliki simpanan.

Tak ingin lama-lama melihat wajah Edgar yang semakin memuakkan dimatanya, Mirea bergegas pergi dengan membawa tasnya. Dia berjalan keluar rumah, masuk ke dalam mobil diluar pagar yang telah menunggunya. Mirea tersenyum manis, memajukan tubuh untuk mengecup bibirnya.

Hal wajib yang dulu selalu mereka lakukan saat masih menjadi sepasang kekasih dan kini mereka lakukan lagi. Dada mereka berdua berdegup kencang, seperti baru jatuh cinta lagi di masa puber kedua.

"Morning, babe."

Mirea menyengir lucu, dia kembali ke tempatnya dengan benar, Elgar pun memajukan tubuhnya untuk memasangkan seatbelt Mirea.

"Terima kasih simpanan!"

Elgar geleng-geleng kepala, dia mengacak gemas rambut Mirea sebelum melajukan mobil. Dalam perjalanan, satu tangan Elgar yang menganggur dia taruh di atas paha Mirea. Sengaja menyentuh paha Mirea tanpa penghalang setelah dia naikan sedikit gaun rumahan yang wanitanya kenakan.

"Cantik sekali pacarku,"

Mirea memegang punggung tangan Elgar di pahanya, dia tersenyum begitu cantik. "Tampan sekali simpananku!"

Keduanya saling pandang, sama-sama tertawa. Tawa yang sempat lenyap kini kembali lagi dalam situasi yang salah namun mereka tutup mata mau pun telinga.

"Babe,"

"Iya?"

"Aku ingin bekerja sambil isi amunisi,"

"Jangan aneh-aneh saat di kantor, babe!"

"Enggak bisa, aku mau yang aneh-aneh saat sama kamu."

***

Anindya benar-benar menyambut kedatangan Edgar dengan tubuh telanjang, dia bahkan menitipkan anaknya ke rumah orang tuanya yang ada di samping rumahnya. Tak hanya itu, Anindya juga meliburkan pekerja dirumahnya agar dia bebas tak memakai pakaian di rumah.

Edgar yang melihat tubuh molek Anindya terekspos, menelan ludah dengan bagian selangkangan yang bereaksi cepat. Dia pun menutup pintu, tak lupa menguncinya. Saat berjalan mendekat, Anindya berjalan mundur dengan senyum menggoda ke arah Edgar.

Dia pergi ke ruang tengah, duduk di sofa dengan kedua kaki sengaja dia buka lebar. Di ambilnya mainan seksual berbentuk kejantanan pria, menjilatnya seperti mencicipi es krim, wanita itu mulai mengarahkan mainannya ke liang miliknya yang sudah terbuka menantang.

Edgar mendekat, dia tersenyum remeh pada Anindya. "Jalang akan selalu jalang, cepat katakan apa yang ingin kau katakan."

"Tidak ingin mencicipi tubuhku dulu, Edgar?"

Anindya berbaring di sofa, kepalanya berbantal kan tangan sofa. Dia mengangkat satu kakinya ke atas sandaran sofa dan satu kakinya menjuntai ke bawah. Melihat itu, Edgar melepas seluruh pakaiannya, dia bergerak menindihi tubuh Anindya yang sangat siap untuk langsung digarap olehnya.

Saat ingin melakukan penyatuan tanpa basa-basi, ucapan Anindya membuat Edgar menahan diri.

"Pelan-pelan, aku hamil."

"Kamu hamil?"

Anindya mengangguk dengan senyum cantik, tak menyadari tatapan mengerikan dari sepasang mata Edgar.

***

Kelanjutan Bab 10 sudah ada di karya karsa yaa!

Dan buat kalian yang ga punya aplikasi karya karsa, bisa buka google lalu ketik nihbuatjajan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan buat kalian yang ga punya aplikasi karya karsa, bisa buka google lalu ketik nihbuatjajan.com
Jangan lupa ketik pula nama akun aku di pencarian yaa!
Jeongsa14 atau bisa juga langsung judul bukunya. (link di komentar yaa)

Dan guys, harga di nihbuatjajan lebih murah di banding karya karsa, so, silakan kalian pilih mau yang di karya karsa atau di website nihbuatjajan

Ranjang Panas Kakak Ipar (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang