Caca masuk kedalam kamar inap mama nya, Reiner yang tadi duduk langsung menghampiri Caca.
"Lo ngapain sih lama lama." Suara Reiner yang meninggi membuat Caca terkejut.
"Biasa aja kali Rei ngomong nya kenapa suara nya kuat gitu,"
Reiner berdecih,"Lo tuh emang sengaja ya bawa laki laki tadi kesini."
Caca menatap heran ke Reiner.
"Gua ngga tau dia dateng Rei, dia itu cuma partner kerja."
"Lo pikir gua anak kecil bisa dibohongin gitu."
"Rei apaan sih, ngga jelas." Ucap Caca lalu mendorong tubuh Reiner yang menghalangi dirinya.
"Dasar cewe munafik." Kata kata itu keluar dari mulut Tama membuat Caca berhenti lalu menoleh melihat ke Rei.
"Lo barusan ngomong apa!"
"Cewe kayak lo itu banyak diluar sana Ca, minimal jangan munafik."
Mata Caca berkaca kaca, satu tamparan melayang diwajah Reiner.
"Keterlaluan lo." Caca menatap tajam dengan air mata yang ingin jatuh.
Reiner tanpa menjawab pergi dari rumah sakit.
Setelah Reiner pergi, Caca terduduk lemas disofa sambil menangis, tidak pernah ia merasakan sesuatu sampai sesakit ini.
•••
Dua hari sudah Caca tidak pulang kerumah, ia hanya dirumah sakit menunggui mamanya. Sampi saat ini papa nya belum tau perdebatan mereka. Saat ditanya Caca selalu jawab Rei sedang perjalanan dinas. Terakhir orang tua Rei datang kesini tidak bertemu papa nya sehingga tidak tau juga.Caca menyandarkan kepalanya diatas kasur mamanya ia terus memegang tangan mama nya itu.
"Mama pasti liat kan perdebatan Caca sama Rei." Caca bicara sendiri.
"Caca marah karna Rei nuduh Caca gitu."
"Maafin Caca ya ngga bisa sesabar mama."
Saat Caca mengatakan itu ia merasakan sebuah pergerakan dari tangan mama nya, ia terkejut Caca kembali memastikan apa ia salah. Caca memperhatikan tangan mama nya yang bergerak pelan itu, Caca meneteskan air mata haru dan langsung memanggil dokter.
"Gimana dok mama saya." Kata Caca penasaran, papa nya Bimo pun sudah datang.
Dokter itu tersenyum,"Selamat ya mama kalian sudah melewati merasa kritis, kemungkinan hanya menunggu waktu Ibu Anti akan siuman."
Caca tersenyum senang, lalu melihat ke wajah mama nya.
"Pah." Caca berucap ke papanya, papa nya merangkul putrinya itu.
"Kalo begitu saya pamit dulu."
"Iya Dok, makasi ya Dok."
Caca mendekat ke ranjang mama nya,"Ma ayo ma bangun Caca udah kangen banget."
Papa nya Bimo hanya mendampingi Caca, menatap dalam ke istrinya yang masih terbaring.
"Mama juga pasti kangen sama kita Ca." Ucap Papa Bimo.
Saat ini Caca dan Papa nya Bimo duduk disofa sedang makan.
"Reiner belum pulang juga Ca?" Papa nya Bimo menanyai.
Caca tiba tiba terbatuk karna kaget,"Mungkin lusa pa pulang."
"Ko mungkin, kamu baik baik aja kan sama Rei?"
"Baik ko pa, jangan khawatir."
"Kalo kamu ada apa apa laporan sama papa ya."
"Siap pah." Caca mempercepat makannya untuk menghindari pertanyaan tentang Reiner dari papanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Married By accident
FanfictionPertemuan yang berawal dari sebuah masalah berujung pernikahan, Gadis cantik yang memilki bisnis dibidang fashion terpaksa harus menerima lelaki yang dipilihkan orang tuanya. Pria yang memiliki kulit putih berseri, terlahir sebagai anak tunggal kay...