Pagi-pagi sekali Jungkook sudah berada di gedung pengadilan keluarga, hari ini adalah jadwal pengambilan surat gugatan cerainya, ia tak sendiri melainkan ditemani oleh sang Kaka Junghyun.
Hatinya mendadak sesak, tungkai kaki nya kian lemah seolah tak dapat melangkah saat surat itu sudah berada digenggaman tangannya, Tubuh Jungkook ambruk begitu saja didalam dekapan Junghyun. Ia terisak sejadi-jadinya menahan sesak yang luar biasa juga kesedihan yang amat mendalam, perceraiannya sudah berada didepan mata, tinggal menunggu Taehyung mentandatangani surat itu, dan mereka resmi berpisah.
"Ayo kita masuk, kau tidak boleh menangis disini Jungkook, orang-orang akan memperhatikan mu nanti!." Junghyun memapah Jungkook berjalan keluar dari gedung itu, mereka berjalan perlahan ke arah mobil mereka yang sudah terparkir dihalaman gedung.
Langkah mereka terhenti saat sudah berada didepan mobil, dengan cekatan jemari Junghyun membuka pintu mobil itu lalu membantu Jungkook untuk masuk dan mendudukkan dirinya di kursi samping kemudi, wajah Jungkook masih terlihat kacau, ia masih terisak dibarengi tubuhnya yang gemetar.
Sebagai seorang Kaka tentu perasaan Junghyun ikut teriris melihat adik semata wayangnya nya hancur seperti ini, tak banyak yang ia lakukan selain menenangkan anak itu.
"Semuanya akan baik-baik saja, kau bisa melewati ini Jungkookie, aku mencintaimu, kita akan lalui ini bersama." Junghyun mendaratkan kecupan manis di kening Jungkook, menyibak air mata itu perlahan dan memberinya sedikit pelukan hangat.
Selanjutnya Junghyun duduk di kursi kemudi, tangannya mulai menyalakan mesin mobil, kakinya menginjak pedal gas, perlahan mobil itu mulai melaju meninggalkan gedung pengadilan keluarga.
Mereka pulang ke apartemen Junghyun, sudah beberapa hari ini Jungkook tak tinggal di apartemen pribadinya, ia tak ingin sendiri, semakin ia sendiri bayangan Taehyung selalu membelenggu fikirannya, ia akan terus menangis, merancau bahkan berteriak seperti orang gila diluar kendali dirinya.
Jungkook merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur, sembari memeluk surat perceraian mereka, air matanya mulai mereda, tapi tatapan matanya terlihat kosong, ia hanya memandangi langit-langit kamar tanpa berkedip, fikirannya melambung jauh entah kemana.
"Jungkookie, jika kau ragu, kau masih bisa membatalkan perceraian mu." Junghyun kembali memberikan pilihan, ia tak mau adiknya menyesal dengan keputusan yang dia ambil, terlebih melihat kondisi Jungkook saat ini yang terlihat seperti mayat hidup, membuat dirinya benar-benar merasakan khawatir yang luar biasa kepada pria manis itu.
"Aku akan tetap bercerai Hyung, tolong segera berikan surat ini kepada Taehyung saat ini juga!" Ucapnya tegas, sembari menyodorkan map coklat yang berisi surat perceraian mereka.
"Baiklah aku akan menemui Taehyung, kau tidak apa-apa aku tinggal sendiri?" Jemarinya menyibak rambut sang adik dengan lembut, menatap wajah sang adik yang terlihat begitu pucat.
"Tidak apa-apa, pergi saja."
"Aku akan menyuruh Choi Woo menemani mu, aku akan mengirimi nya pesan, kau istirahat saja Jungkookie."
Jungkook mengangguk dengan lemah, dan Junghyun kembali mendaratkan ciuman hangatnya di kening sang adik, menatap lamat wajah manis yang perlahan mulai terpejam, selanjutnya Junghyun pergi dari sana seorang diri dengan menggunakan mobilnya, kali ini ia akan menemui Taehyung di kediamannya, mengantarkan surat perceraian itu.
Hampir 30 menit menempuh perjalanan, dan kini pria bermarga Jeon itu sudah berdiri tepat didepan pintu rumah Taehyung, ia mulai menekan bel pintu rumah itu, hingga beberapa detik kemudian sang pemilik rumah datang untuk membukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affter Married
FantasyDisaat semuanya bangga dengan sebuah pernikahan, namun mati-matian pasangan ini menutupinya dari semua orang demi karier nya di dunia hiburan, semuanya bukan kehendak mereka namun melainkan tuntutan pekerjaan dan ada nama baik yang harus mereka jaga...