Seorang pria berparas cantik berdiri termenung di depan balkon rumahnya, Ia pandangi langit hitam pekat tanpa bintang sesekali menyesap sebatang rokok yang ia selipkan diantara jari jemari.
Fikirannya begitu kalut, dia memikirkan tentang sahabatnya dan juga hubungan persahabatannya dengan rekan satu grupnya. Dia masih ingat tentang pertikaian saat itu di mana dirinya dihajar habis-habisan oleh seseorang yang sudah dianggapnya sebagai adik, hatinya bergemuruh seolah menandakan ada perasaan kesal. Dia merasa tidak dihargai.
Tidak ada yang bisa dilakukan Jimin saat ini selain berdiam diri dan merenungi lagi masalahnya dengan Jungkook, dia tahu saat ini hubungannya dengan pria yang lebih muda darinya itu sedang kurang harmonis, semuanya dilatarbelakangi oleh kondisi kesehatan Taehyung. Dirinya sebagai sahabat amat teramat terpukul.
Kedua telapak tangannya mengusap surainya dengan kasar sembari menduduki diri diatas tepian balkon. Saat ini dia hanya ingin sendiri, menetralkan amarah nya terhadap Jungkook, ia tak mau kembali bertikai lagi disaat mereka bertemu nanti.
"Kau sedang apa?" Tanya seseorang yang tiba-tiba saja berada dibelakang tubuh Jimin. Pria itu terlalu fokus dengan fikirannya hingga tak menyadari kehadiran seseorang disana.
Lantas Jimin pun memalingkan tubuhnya menatap orang itu dengan tatapan sendu diiringi air mata yang menetes, katakanlah dia sangat rindu dengan seorang pria yang sekarang berada dihadapannya saat ini. Kedua lengannya memeluk erat tubuh pria itu.
"Hyung kenapa kau tak mengabari ku jika kau pulang?" Jimin masih betah memeluk tubuh pria itu dan menangis.
" Maaf aku pulang secara mendadak, aku tau kalian sedang berada dalam masalah." Yoongi mengusap lembut rambut Jimin, sebelum nya pria itu sedang menyelesaikan konser solo nya di Jepang dan akan pulang 1 Minggu lagi karena harus menyelesaikan syuting, namun mendengar kabar buruk tentang rekannya, dia memilih untuk pulang lebih awal, dan melakukan syuting di Korea.
Mereka melepaskan pelukan, lalu berjalan masuk kedalam rumah, dan duduk diatas sofa secara berdampingan.
Jimin tak kuasa menumpahkan rasa sedihnya, kepalanya ia sandarkan di dada bidang Yoongi, tempat ternyaman sekaligus obat dari segala kegundahan hati nya. "Hyung, Taehyung___dia tak sadarkan diri, ini semua karena ulah Jungkook Hyung, hiks."
"Jangan berbicara seperti itu, kita tidak boleh menyalahkan Jungkook, seharus nya dalam situasi seperti ini kita menjadi penengah, tak membiarkan masalah mereka berlarut seperti ini, bukan membenarkan satu pihak." Suara lembutnya berusaha menyentuh hati pemuda itu, jemarinya tak lepas mengusap rambut sang pujaan hati.
"Tapi Hyung? Jungkook bersalah, seharusnya dia memaafkan Taehyung dan tidak sampai menggungat cerai, lihatlah gara-gara ulahnya semua berantakan." Jimin masih saja berkeras hati menyalahkan Jungkook, " Hyung kau tau? Kemarin anak ingusan itu menghajar ku, sakitnya pun belum hilang." Pemuda itu mengarahkan lengan kekasihnya ke atas perut yang terasa sakit bekas pukulan Jungkook waktu itu.
Yoongi hanya tersenyum, mengusap perut itu dengan lembut. "Minie sayang, jangan terlalu menyalahkan Jungkook dan jangan terlalu membela Taehyung, kita disini sebagai sahabat, kita harus memberi dukungan yang adil untuk keduanya, mereka sama-sama hancur. Jangan memperkeruh keadaan."
"Hyung kau menyalahkan ku?" Ucapnya tak terima.
Yoongi meraih kedua tangan Jimin, mengecup nya dengan lembut, kemudian menaruh kedua tangan itu diatas dadanya, hingga Jimin dapat merasakan degup jantung kekasih nya berdetak dengan tenang, mereka saling memandang sangat dalam. "Sekarang bagaimana jika posisinya dibalik, bagaimana jika masalah itu menimpah hubungan kita? Pasti kau pun sama akan melakukan hal seperti Jungkook, apa kau rela aku tidur dengan orang lain? Apa kau rela jika aku tak selalu terbuka pada mu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Affter Married
FantasyDisaat semuanya bangga dengan sebuah pernikahan, namun mati-matian pasangan ini menutupinya dari semua orang demi karier nya di dunia hiburan, semuanya bukan kehendak mereka namun melainkan tuntutan pekerjaan dan ada nama baik yang harus mereka jaga...