CH 38

1.4K 228 27
                                    

Tidak seperti pagi sebelum nya, ketika terbangun dia akan merasakan sakit di sekujur tubuh, juga kepala yang terasa amat pening. Entah kenapa malam tadi Jungkook tidur dengan begitu pulas, hingga tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 7, dia bangun dengan segar dan semangat, tidak ada lagi cerita pegal-pegal ditubuhnya atau bahkan rasa pening yang menyerang kepalanya. Malam tadi tidurnya benar-benar pulas.

Ia membangunkan tubuh nya, duduk sebentar diatas sofa menikmati sensasi menggeliat yang terasa nikmat luar biasa. Di tengoknya pria yang sedang terbaring diatas tempat tidur, masih tetap saja sama. Pria itu masih betah mememjam, meski begitu dia masih terlihat tampan. Jungkook sedikit tersipu saat menatap wajah tampan suaminya.

"Selamat pagi Hyungie." Sapa nya dengan ceria, menatap suaminya dari jauh, lalu kembali melakukan peregangan kepada otot-otot nya.

"Semalam aku mendengar seseorang memanggil-manggil nama ku? Apa itu cuma mimpi? Ah, sudahlah aku tak perlu memikirkan nya." Lantas Jungkook memilih untuk tak ambil pusing, memikirkan hal yang belum jelas.

Jika dia mengira yang memanggilnya adalah Taehyung, tentu sangat mustahil. Buktinya pria itu masih terbujur kaku diatas ranjang rumah sakit.

Bangkit dari sofa, lalu mendekati suaminya, perlahan jemarinya membelai wajah tampan yang terlihat sangat pucat itu, cukup lama dia termenung menatap wajah Taehyung dengan raut yang begitu memilukan, hingga akhirnya sebuah kecupan lembut ia daratkan di kening pria tampan itu.

"Aku merindukan mu___sangat." Lirihnya dengan sedikit menyeka air mata yang kian terjatuh.

"Lihatlah aku menangis lagi, kau tega sekali pada ku Hyungie!" Jungkook tersenyum dengan getir Dalam isakkan nya. "Baiklah aku harus mandi."

Cupp


Dan sebuah kecupan singkat kembali mendarat di kening Taehyung. Tetap tak ada respon dari ciuman manis tadi, masih terlihat sama, kondisi Taehyung dari hari ke hari tidak mengalami perubahan. Sepertinya harapan untuk kembali benar-benar tipis.

Dibawah guyuran air shower, Jungkook termenung, ia memikirkan Taehyung juga nasib pernikahan nya, gugatan cerai itu sudah sepenuhnya diterima oleh pihak pengadilan keluarga, namun untuk pengajuan akta cerai harus menunggu surat cerai yang sudah ditandatangani Taehyung, Jungkook belum menyerahkan itu, surat itu masih tersimpan baik di kediamannya.

Untuk saat ini dia tak ingin memikirkan hal itu, ia ingin fokus pada kondisi Taehyung, mungkin untuk nasib rumah tangga nya, ia akan fikirkan lagi setelah pria itu benar-benar pulih, jujur saja Jungkook benar-benar berperang dengan batinnya, ia begitu bingung untuk menentukan masa depan pernikahan nya, ia hanya takut kesalahan Taehyung terulang kembali.

Mandi pagi membuat tubuhnya sedikit segar. Jungkook sudah berpakaian dengan rapi, seperti biasa hanya pakaian santai yang ia kenakan, kaos oversize juga celana training panjang dengan warna yang senada.

Jungkook duduk di sisi Taehyung, ia memandang pria tampan yang sedang terbujur kaku itu dengan jutaan rasa rindu dibarengi rasa sedih yang tak berkesudahan,  ia begitu lelah dengan keadaan ini, ingin menyerah tapi tak bisa, itu sama saja egois, ini adalah masa sulit Taehyung, Jungkook harus selalu berada di sisinya.

"Hyungie, kapan kau akan membuka mata mu? Rasanya sudah terlalu lama kau tertidur? Apa kau tak ingin bangun lagi untuk bertemu dengan ku?"

"Apa kau masih marah dengan ku Hyungie?"

"Sebentar lagi kau akan melakukan debut solo, jika kondisi mu masih seperti ini itu sama saja kau merusak impian mu, bukan hanya itu, kita pun  akan menjalankan wajib militer, bukankah kita sudah sepakat untuk mendaftar di devisi yang kita inginkan, kau sudah berjanji pada ku untuk bertugas di Devisi yang sama. Ku mohon bangun! Aku tidak bisa menjalani itu semua sendiri, aku membutuhkan mu Hyungie."

Affter MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang