7

309 49 0
                                    

Selama beberapa hari ini Sing sudah tidak pernah lagi melihat Zayyan di balkonnya, dia berfikir mungkin karena Zayyan sudah tau Sing adalah tetangga samping rumahnya, jadi Zayyan tidak ingin Sing melihat nya dalam keadaan putus asa seperti itu.

Dan selama beberapa hari ini Zayyan dan Sing juga terlihat lebih dekat, bahkan Sing juga sudah mulai menggunakan bahasa informal, walaupun awalnya dia cukup kaku menggunakannya.

Sing juga dekat dengan teman Zayyan yang lain kecuali Leo, walaupun berada di lingkup yang sama Sing dan Leo selalu terlihat cuek satu sama lain, hawa persaingan diantara keduanya terasa sangat kental ketika ada Zayyan diantara mereka, semua temannya menyadarinya tapi sepertinya tidak dengan orang yang menimbulkan hawa persaingan itu.

====

"Baik murid-murid seperti yang ibuk katakan pada minggu sebelumnya, hari ini kita akan ulangan Fisika, simpan semua buku kalian, hanya boleh selembar kertas dan kotak pensil saja diatas meja" Ucap buk Tika setelah membuka kelasnya pada pagi hari ini.

Setelahnya suasana kelas hanya diisi keheningan karena semua murid fokus mengerjakan ulangan mereka, begitu pula dengan Zayyan, dia sudah belajar semalaman bahkan sampai sekarang dia belum sempat tidur sedikitpun.

Zayyan cukup kesulitan menjawab soal ulangannya, walaupun materinya sudah Zayyan pelajari tadi malam, tapi entah kenapa dia rasa ingatannya semakin cepat memudar setiap waktunya, ditambah lagi Zayyan memang sedari awal tidak menyukai pelajaran akademik.

Sedari kecil Zayyan hanya memiliki kecenderungan terhadap alat musik terutama piano, dia tidak tertarik dengan pelajaran akademik, walaupun begitu dia tetap bisa menyeimbangkannya karena pemahaman dan daya ingatnya cukup kuat. Tapi tidak dengan sekarang, Zayyan rasa daya ingatnya semakin lemah.

Cukup lama waktu berlalu, sampai bel berbunyi tanda waktu pelajaran Fisika telah berakhir.

"Sekarang kumpulkan kertas jawaban kalian" Seru buk Tika menginstruksi muridnya.

Setelah semua murid mengumpulkan jawabannya, buk Tika berlalu dari sana setelah mengakhiri mata pelajaran nya.

Zayyan memijit kepalanya yang terasa pusing, soal Fisika membuat kepalanya hampir pecah ditambah lagi dia belum tidur dari semalam, walaupun dia tidak merasa ngantuk karena dia telah meminun pil modafinil sebelumnya.

"Kenapa Zay? " Tanya Sing memegang bahu Zayyan didepannya, membuat Zayyan menoleh kepadanya.

"Gue cuma pusing sama soal Fisika tadi, otak kecil gue gak mampu memahami kerumitannya" Jawab Zayyan dengan ekspresi dramatisnya.

Leo memutar kursinya kebelakang karena mendengar perbincangan dua orang dibelakangnya.

"Dramatis banget hidup lo Zay, bawa santai aja kek di pantai" Timpal Leo.

"Iya elu santai, soalnya lo pintar ege, gak belajar aja nilai lo tetap 95 keatas" Jawab Zayyan menatap Leo kesal.

Leo hanya terkekeh mendengar jawaban Zayyan, memang dia juga bersyukur dengan otak pintar turunan papanya, bahkan tak jarang Leo ikut Olimpiade Fisika.

"Lo tenang aja, gimana kalau habis pulang sekolah lo kerumah gue, kita belajar bareng" Ucap Leo menenangkan sahabatnya.

"Gua juga bisa kalau lo mau gue ajarin Zay" Timpal Sing tidak ingin kalah, seketika membuat Leo jengkel, bagi Leo kehadiran Sing adalah pengganggu diantara dia dan Zayyan.

Semenjak Zayyan dan Sing semakin dekat, Sing sudah tak segan-segan menunjukkan usahanya untuk menarik perhatian Zayyan.

"Gimana kalau kita belajar bareng aja, kalian bertiga juga, lagian kita juga udah lama gak ngumpul bareng" Seru Zayyan memberi usulan.

Davin,Lex dan Wain hanya mengangguk menyetujui, mereka sudah biasa melihat hawa persaingan diantara keduanya jika hal yang bersangkutan dengan Zayyan.

Sebenarnya Sing dan Leo hanya ingin menghabiskan waktu dengan Zayyan, tapi pada akhirnya mereka tetap mengangguk menyetujui.

Kemudian mereka kembali fokus kedepan karena guru untuk pelajaran selanjutnya sudah memasuki kelas mereka.

====

Sepulang sekolah mereka langsung menuju rumah Leo, selain karena ingin belajar bersama tapi juga karena ingin mengerjakan tugas makalah yang kebetulan mereka berenam berada dikelompok yang sama.

Hari ini juga sekolah mereka pulang lebih cepat dari biasanya karena tiba-tiba guru mengadakan rapat sehingga murid dipulangkan lebih awal.

Dan sekarang mereka sudah berkumpul diruang tamu rumah Leo.

"Ouyin mana? " Tanya Zayyan karena tidak melihat Ouyin sedari tadi, dan suasana rumah Leo juga terasa sepi.

"Gue sendiri dirumah, orang tua dan adik gue lagi jengukin nenek gue dirumah sakit" Balas Leo memberitahu temannya sekaligus menjawab pertanyaan Zayyan.

"Nenek lo sakit? " Tanya Davin menimpali.

"Biasa sakit orang tua, kata bunda udah mendingan, gue mau keatas dulu mau ganti baju, kalian kalau mau minuman atau snack ambil aja dikulkas" Ucap Leo sambil berlalu dari sana menuju kamarnya.

Sambil menunggu Leo kembali, mereka membagi tugas untuk pembuatan makalah, setiap orang ditugaskan untuk mencari referensi dari buku-buku yang sempat mereka pinjam di perpustakaan tadi.

Belum lama Zayyan membolak-balikkan lembaran buku didepannya, matanya sudah terpejam tidak kuat menahan kantuknya sedari tadi, sepertinya efek obat yang diminumnya sudah hilang.

"Zay, lo udah nem-"

Ucapan Lex terpotong ketika melihat pemandangan Zayyan yang sudah tertidur dengan buku yang menjadi tumpuannya.

"Yaampun nih bocah kok kerjainnya tidur mulu, mentang-mentang tadi pagi gak tidur di kelas " Lanjut Lex seketika membuat perhatian temannya beralih menatapnya, begitu pula dengan Leo yang baru saja kembali dari kamarnya.

"Jangan dibangunin! "

Timpal Leo dan Sing secara bersamaan, menghentikan aksi Lex yang baru saja hendak membangunkan Zayyan.

Leo dan Sing cukup kikuk karena ucapan mereka yang bersamaan, begitu pula dengan ketiga temannya yang menatap heran karena larangan mereka berdua.

"Biarin aja Zayyan tidur, biar gue yang ngerjain tugas dia" Lanjut Leo mendahului Sing.

Ketiga temannya hanya mengangguk, sudah biasa melihat Leo dan sekarang ditambah Sing yang begitu memanjakan Zayyan.

Leo berjalan kearah mereka dan duduk disamping kanan Zayyan, melihat sahabatnya yang tampak pulas dalam tidurnya membuat Leo berinisiatif memindahkan Zayyan, dia tidak ingin badan Zayyan akan kesakitan jika tidur dalam keadaan seperti ini.

Dengan perlahan Leo mengangkat tubuh mungil sahabatnya kemudian membaringkannya di sofa panjang belakang mereka, Leo mengelus lembut kepala Zayyan ketika mendengar lenguhan Zayyan akibat aksinya.

Leo kembali fokus pada tugas makalah mereka setelah memastikan Zayyan tampak nyaman dalam tidurnya.

Dan semua itu tidak luput dari tatapan Sing yang duduk didepan mereka, dia tidak bisa menyangkal ada gejolak kecemburuan melihat mereka, perasaan tidak nyaman saat dia sadar bahwa posisi Leo jauh lebih istimewa untuk Zayyan dibandingkan dirinya yang hanya orang baru dihidup Zayyan.












Jangan lupa vote dan komen.

To be continued.......

Izinkan Aku Pergi •Zayyan Story• ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang