14

313 39 7
                                    

"Murid-murid mohon perhatiannya sebentar" Intruksi Buk rini kepada muridnya yang mulai ribut karena mendengar bel pulang sekolah berbunyi.

Seketika suasana kembali tenang mengembalikan atensi mereka pada guru didepan.

"Besok teman kelas kalian Mina akan mengadakan lomba piano di SMA Galaksi. Jadi besok kalian satu kelas akan ikut menghadiri lomba itu sebagai suporter untuk teman kalian"
Lanjut buk rini memberitahukan muridnya.

"Apa kalian sudah mengerti atau masih ada yang ditanyakan? "

"Buk" Seru salah satu murid sambil mengacungkan tangannya keatas.

"Ya ada pertanyaan Adit? "

"Besok lombanya jam berapa buk? Dan berangkat nya harus dari sekolah atau gimana buk? " Tanya Adit mewakili kebingungan temannya.

"Besok lombanya dari pagi jam 8 sampai selesai, untuk berangkat nya kalian boleh berangkat dari rumah kalian dengan kendaraan masing-masing"

"Baik buk" Seru mereka girang. Ada untungnya memiliki teman sekelas berbakat.

"Ingat ya, semuanya harus hadir dan tidak boleh terlambat karena disana nanti ibuk akan mengabsen kalian satu persatu" Ujar buk Rini memperingati.

"Baiklah karena sekarang juga sudah waktunya pulang, ibuk pamit undur diri dan kalian hati-hati pulangnya" Lanjut buk Rini sambil berlalu dari sana.

====

Hari ini adalah hari perlombaan piano di SMA Galaksi, perlombaan yang biasanya diadakan setahun sekali.

Perlombaan ini bukan hanya sekedar lomba antar sekolah karena bagi perwakilan sekolah yang menang akan maju sebagai perwakilan ke tingkat antar kota hingga terakhir antar provinsi.

Semua murid kelas 11 IPA 2 yang bertugas sebagai suporter sudah duduk di kursi depan panggung yang disediakan untuk para suporter dari setiap perwakilan sekolah masing-masing.

Panggung yang di depan mereka didesain cukup elegan dengan Piano yang berada ditengah panggung, dan tiga kursi juri yang berada dipaling depan penonton.

Acaranya memang belum mulai tapi suasana diruang itu sudah tampak ramai dengan kehadiran suporter dari berbagai sekolah.

"Zay lo dipanggil buk rini" Panggil Adit kepada Zayyan yang duduk dikursi penonton dengan Sing dan Leo disampingnya.

"Dimana? " Tanya Zayyan berdiri dari duduknya dan menghampiri Adit didepan mereka.

"Dibelakang panggung, buruan! " Balas Adit mendesak.

Zayyan langsung berlalu dari sana menghampiri guru mereka yang berada dibelakang panggung, tempat ruang tunggu untuk para peserta dan guru pembimbing.

"Kenapa? " Tanya Sing kepada Adit yang duduk tidak jauh darinya setelah melihat kepergian Zayyan.

"Apanya? " Tanya Adit bingung mendengar pertanyaan tiba-tiba Sing kepadanya.

"Zayyan" 

"Ooo gak tau gue kenapa, yang jelas tadi buk rini cuma nyuruh panggilin aja" Jawab Adit setelah paham apa yang dimaksud Sing.

Sing hanya mengangguk setelah mendengar jawabannya, dan Adit sudah terbiasa dengan respon Sing.

Sing dikelas memang dikenal cukup dingin, dia sangat jarang berinteraksi dengan teman sekelasnya bahkan ketika berada dikelompok yang sama saja, Sing lebih sering diam dan hanya mengerjakan tugasnya.

Semenjak kepindahan Sing kesekolah, teman mereka sudah menyadari tembok batasan yang Sing bangun untuk mereka, tapi sepertinya hal itu tidak berlaku untuk Zayyan, mereka juga tidak tau bagaimana awal mula kedekatan Sing dan Zayyan, yang jelas sekarang mereka sudah terlihat sangat dekat.

Izinkan Aku Pergi •Zayyan Story• ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang