5

350 45 1
                                    

Beberapa dari murid-murid 11 IPA 2 langsung berlalu ke kantin setelah berakhirnya pelajaran olahraga yang bertepatan dengan bunyinya bel istirahat.

"Mau ganti baju dulu atau langsung ke kantin? " Tanya Lex pada ke lima temannya.

"Kantin aja, baru habis tuh ganti baju, udah lapar banget gue" Jawab Davin sambil berlalu ke kantin mendahului temannya.

Mereka hanya mengikuti Davin dari belakang menuju kantin.

"Lo kenapa sih? Dari tadi cemberut mulu? " Tanya Zayyan kepada Leo yang berjalan disamping nya.

"Woi lu kenapa? Ditanyain malah diam aja, sariawan lu? " Lanjut Zayyan kesal karena Leo hanya diam mengabaikan pertanyaannya.

"Gue gak pa-pa"

"Yang bener tapi kok cemberut~" Balas Zayyan sambil menoel dagu Leo, membuat Leo seketika menatapnya sebal, tapi tatapan itu langsung berubah saat melihat Zayyan yang tersenyum dengan tatapan polosnya, itu adalah kelemahan Leo, dia tidak bisa menahan senyumnya.

"Nah gitu dong senyum, kalau kek gini kan lo makin ganteng, liat noh banyak cewek-cewek kepincut dengan senyuman lo" Canda Zayyan sambil merangkul bahu sahabatnya.

"Iya gue tau gue ganteng" Ujar Leo narsis, Zayyan hanya terkekeh mendengarnya, memang pantang dipuji sahabatnya ini.

====

Sekarang mereka sedang berada dikantin yang saat ini suasana nya lumayan ramai, mereka duduk berhadapan dengan meja persegi panjang ditengahnya, Zayyan yang berada ditengah dengan Leo dan Sing disampingnya, sedangkan didepannya ada Davin dengan Lex dan Wain disampingnya.

"Oh ya Sing, gue udah lama mau nanya sesuatu sama lo" Ucap Wain yang duduk didepan Sing.

"Apa?"

"Lo kan pindahan dari luar negeri tapi kok bahasa Indonesia lo lancar banget, bahkan lo juga bisa paham sama bahasa informal yang kita gunain" Tanya Wain penasaran, begitu pula dengan temannya yang seakan baru menyadari hal itu.

"Mama saya asli orang Indonesia, saya juga waktu kecil sempat tinggal di Indonesia" Jawab Sing dengan bahasa formalnya.

"Ooo jadi ternyata lo blasteran Hongkong-Indonesia, tapi lo gak pengen gitu coba pakai bahasa informal kek kita? " Timpal Davin.

"Tidak" Balas Sing singkat.

"Yaelah langsung nolak aja lu Sing, coba dulu kek Sing" Ujar Davin kesal.

Sing hanya diam melanjutkan makannya mengabaikan ucapan Davin.

"Kasian banget dicuekin" Balas Lex memanasi Davin.

"Sing" Panggil Zayyan tiba-tiba, membuat Sing seketika langsung menoleh menatapnya.

"Coba dulu pakai bahasa kek kita, biar terbiasa, dan biar gak kaku banget kalau kita ngobrol, ikutin gue ya biar gue contohin kalimatnya, lo mau kemana" Lanjut Zayyan, dia juga kepo dengar Sing pakai lo gue.

"Lo mau kemana" Ucap Sing mengikuti ucapan Zayyan, seketika membuat temannya melongo, kenapa Sing mudah banget nurutin Zayyan, padahal giliran mereka yang minta malah dicuekin.

"Alah sok-sok'an gak mau lo, padahal ujungnya ngikutin juga" Timpal Leo tiba-tiba.

"Eh gak boleh gitu Leo, bagus dong kalau Sing mau nyoba" Ujar Zayyan seketika membuat Leo kesal, kenapa Zayyan harus membelanya.

"Okay lanjutin lagi, gue ngikut lo aja deh "

"Gue ngikut lo aja deh"

"Hahaha anjir lucu banget dengarnya, Zay lo keknya dah cocok jadi guru" Timpal Lex tertawa melihat Zayyan dan Sing yang lebih terlihat seperti guru dan murid.

Izinkan Aku Pergi •Zayyan Story• ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang