CHAPTER 13

1.6K 183 29
                                    

Satu bulan sudah berlalu. Farrel sudah bisa beraktivitas seperti biasanya setelah kejadian itu. Farrel duduk di balkon kamar depan wajah yang sumringah. Besok tepatnya Tanggal 20 September ia akan menikah dengan wanita pujaannya.

Namun ada sedikit keraguan di hati Farrel. Pasalnya Marsha yang awalnya menolak perjodohan itu tiba tiba menjadi sangat serius untuk menerima perjodohan itu.

Di saat kebahagiaan menghampiri dirinya, Farrel juga merasakan ada yang tidak beres dengan Marsha. Jujur Farrel curiga jika Marsha sudah menyiapkan sebuah rencana. Kecurigaan Farrel semakin kuat ketika ia mendapatkan kabar bahwa zean tiba tiba menghilang dari kota ini.

Tidak mau Ambil pusing, pria itu Lebih memilih untuk merebahkan tubuhnya di atas ranjang, tidak lama setelah itu pria itu terbawa ke alam bawah sadar.

______

Disisi lain.
Saat ini di kediaman Vanisa mereka sedang mempersiapkan segala sesuatu yang di butuhkan di Acara pernikahan Farrel dan Marsha.

Di rumah keluarga Vanisa di penuhi dengan orang orang yang sibuk mempersiapkan segala sesuatu. Ada yang mendekorasi rumah itu, dan juga ada orang yang sedang memasak  makanan di dapur. Dan tidak afdol jika tidak ada para bocil yang berlarian di dalam rumah keluarga Vanisa.

Sedangkan sang mempelai wanita atau Marsha sedang berada di kamarnya. Ia sedang menatap dirinya di depan cermin. Jujur gadis itu gugup karena besok ia akan menikah dengan pria yang tidak ia cinta.

"Huff semoga berjalan dengan baik" gumam gadis itu kemudian merebahkan tubuhnya di atas kasur. Gadis itu mengambil smartphone dan mencari kontak kekasih zean.

Jujur saja Marsha Ingin sekali bertemu dengan zean, tetapi jika ibunya tau Marsha pasti akan di gampar oleh ibunya.

Marsha mencoba menghubungi nomor kekasihnya itu. Gadis itu ingin sekali mengetahui apa yang sedang kekasihnya lakukan saat ini. Sayangnya panggilan dari gadis itu tidak di Jawab oleh kekasihnya.

Gadis itu mencoba menghubungi kekasihnya itu beberapa kali. Namun sama seperti sebelum-sebelumnya sang kekasih tidak menjad panggilannya. Pada akhirnya gadis itu tertidur dengan posisi smartphone di tangannya.

Disisi lain tenyata Zee sedang berhubungan intim dengan seorang gadis. Zee sebenarnya tahu jika Marsha menelfon dirinya. Zee sengaja tidak menjawab telfon dari marsha.

_______

Lampu ruangan meredup, sorot cahaya tertuju pada pelaminan yang didominasi warna putih bersih.   Dekorasi minimalis dengan sentuhan bunga putih dan lilin menambah nuansa khusyuk.  Farrel, dalam balutan jas abu-abu yang elegan, berdiri tegap di hadapan penghulu.  Wajahnya terlihat serius, namun memancarkan aura bahagia.

Marsha, mengenakan gaun pengantin putih yang sederhana namun elegan, duduk di sebelah ibunya.  Ia tampak gugup, tangannya menggenggam erat tangan ibunya.  Matanya berkaca-kaca, menatap Farrel dengan penuh harap.

Penghulu memulai prosesi ijab kabul.  Suara lantang beliau menggema di ruangan, memecah keheningan.  Farrel dengan lantang menjawab pertanyaan penghulu, "Saya terima nikahnya Marsha dengan mas kawin berupa  ..."

Tangan Farrel sedikit gemetar saat mengucapkan kalimat sakral itu.  Ia menatap Marsha,  senyum tipis terukir di bibirnya.  Marsha  menanggapi dengan  anggukan kepala dan  air mata  mengalir  di  pipinya.

Momen itu  dipenuhi  keharuan.  Seolah  waktu  berhenti  sejenak  saat  Farrel  dan  Marsha  menyatukan  hidup  mereka  dalam  ikatan  pernikahan.  Keluarga  dan  teman  dekat  mereka  menangis  terharu,  melihat  dua  jiwa  yang  tidak saling  mencintai  itu menyatukan  diri  di  hadapan  Tuhan.

"Sah!" Suara penghulu  membuyarkan  lamunan mereka.  Tepuk tangan  dan  sorak  sorai  menggema  di  ruangan,  menandakan  resmi  dimulainya  babak  baru  dalam  hidup  Farrel  dan  Marsha.

_____

1 Minggu setelah pernikahan, Farrel dan Marsha sudah mempunyai rumah sendiri yang di berikan oleh oniel sebagai hadiah pernikahan.

Tenyata kecurigaan Farrel benar. Hubungan Farrel dengan Marsha yang awalnya membaik sebelum pernikahan kini mulai seperti dulu. Marsha setelah pernikahan bisa di bilang kembali ke setelan pabrik. Setelan di mana gadis itu sering mengeluarkan kata-kata yang tidak enak untuk di dengar.

Bahkan dari awal pernikahan sampai hari ini Marsha sama sekali melayani suaminya itu. Marsha selalu sibuk dengan pekerjaannya. Karena setelah menikah oniel selaku papa Marsha menyerahkan perusahaan yang ia bangun itu kepada putrinya.

Jujur, setelah Marsha menjadi CEO, Farrel langsung curiga terhadap 1 hal. Farrel curiga, jika oniel membuat kesepakatan dengan Marsha. Kesepakatan itu ialah, jika Marsha mau menikah dengannya maka gadis itu akan di jadikan CEO oleh papanya.

Beberapa saat Farrel bergelut dengan pikirannya. Farrel memutuskan untuk keluar mencari angin segar. Farrel keluar dari rumah.

Farrel memilih berjalan daripada mengunakan kendaraan. Tanpa ia sadari ia sudah berjalan hingga ke tengah pusat kota. Farrel terus berjalan hingga langkahnya berhenti ketika matanya menemukan seseorang gadis yang telah menjadi istrinya berduaan dengan seorang pria.

Jujur saja jika pernikahan keduanya didasari cinta Farrel pasti akan menghampiri mereka. Tetapi Farrel sadar pernikahan mereka tidak pernah didasari cinta.

Farrel memutuskan untuk masuk ke kafe itu agar bisa menguping pembicaraan kedua sejoli itu. Farrel duduk di meja yang berdekatan dengan Marsha dan Zee. Farrel juga memesan makanan dan minuman karena tidak mungkin jika ia hanya duduk saja di sana.

Farrel menguping pembicaraan Marsha dan Zee Sampai pada akhirnya ia tau fakta mengapa Marsha mau menikah dengan dirinya.

Tenyata firasat Farrel benar, ia mendengar sendiri dari mulut Marsha alasan Gadis itu mau menikah dengan dirinya. Tenyata alasan Marsha menikah dengan Farrel agar papanya memberikan perusahaan yang papanya Bagun itu kepada dirinya.

Dan Farrel juga mendengar perkataan yang membuat dirinya semakin sakit hati karena bukan hanya itu perjanjian Marsha dan oniel karena tenyata Masih ada perjanjian ayah dan anak itu.

"Sayang" panggil Marsha.

"Iya kenapa?" Balas Zee.

"Aku masih ada satu lagi perjanjian dengan papa"

"Perjanjian tentang apa lagi sayang?" Tanya Zee heran.

"Perjanjian aku dan Farrel baru bisa menikah jika aku melahirkan seorang anak, jadi" Marsha menggantung kalimatnya yang membuat Zee semakin penasaran.

"Jadi?"

Marsha menundukkan kepalanya. "Aku ingin mengajak kamu untuk berhubungan intim agar anak yang aku kandung itu anak kamu bukanlah anak si Farrel".

Mendengar ucapan Marsha, Zee tiba tiba mengeluarkan keringat dinginnya. Zee tidak langsung mengiyakan permintaan Marsha. Pria itu berfikir sejenak.

"-em sha, aku tidak berani untuk meniduri istri orang" ucap Zee berbohong.

"Tetapi aku yang mengajak kamu, kamu tidak usah takut"

Sebenarnya Zee tidak takut sama sekali, namun ia menyimpan suatu rahasia yang pasti jika gadis di depannya itu tau pasti akan membuat gadis itu meninggalkan dirinya.

"Em, gimana Jika Minggu depan?" Tawar Zee.

"Kenapa harus Minggu depan?"

"Aku harus menemani papa melakukan perjalanan bisnis" Zee beralasan.

Marsha membuang nafasnya kasar. Jujur Marsha sudah malas mendengar alasan itu itu saja yang keluar dari mulut Zee.

"Em yaudah kalo gitu" ucap Marsha Ketus.

Disisi Farrel, pria itu langsung terbesit sebuah ide di otaknya, "aku akan mendapatkannya terlebih dahulu....."

_________________TBC_________________

JAGAN LUPA TINGGALKAN VOTE DAN KOMEN. KRITIK DAN SARAN DI PERSILAHKAN...

SEE YOU.........

𝙇𝙐𝙆𝘼 𝙂𝙍𝘼𝘾𝙄𝙀 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang