Pesawat baru saja lepas landas dari bandara Soekarno-Hatta. Kathrina menatap tahah kelahiran yang harus ia tinggalkan demi memulai kehidupan baru. Kathrina ingin memulai kehidupan baru tanpa rasa sakit. Kathrina tidak yakin jika ia akan kembali ke negeri ini lagi.
Kathrina melihat ke arah samping ia duduk. Disana ada keluarga kecil yang ia idamkan. Keluarga yang lengkap dengan seorang anak gadis, ibu, ayah yang sedang bercanda tawa menikmati perjalanan mereka.
"Andai aku yang bersama Farrel pasti Gracie akan sebahagia gadis ini" gumam kathrina yang terdengar oleh seorang ibu berumur di sebelahnya. Tapi ibu itu tidak menghiraukan gadis ini. Ibu itu fokus terhadap smartphone yang ia genggam.
Kathrina berusaha untuk mengobrol dengan ibu ini, namun kathrina tidak di gubris. Kathrina hanya diam menatap awan dari balik kaca jendela. Kathrina tidak rela meninggalkan negeri kelahirannya. Tapi mau tidak mau kathrina harus meninggalkan negeri kelahirannya ini.
Suasa yang awalnya tenang, tiba tiba menjadi ricuh setelah mendapatkan informasi dari seorang pramugari.
"Tuan dan Nyonya, mohon tetap tenang. Kita sedang mengalami sedikit masalah teknis. Kami sedang berusaha mengendalikan pesawat. Mohon ikuti petunjuk dari kru kabin dan tetap duduk di tempat duduk anda"
Bukannya semakin tenang, suasa di dalam pesawat malah semakin kacau. Anak kecil, ibu-ibu, hingga bapak bapak menagis histeris. Kecuali seorang perempuan yang sudah pasrah. Ia sudah pasrah untuk mengahadap tuhan.
Perempuan itu adalah kathrina. Ia bukanya panik seperti penumpang yang lainnya. Ia malah tersenyum. Kathrina sadar kematian sudah di depan matanya, sekarang kathrina menyerahkan semuanya kepada tuhan.
"Aku pasrahkan semuanya kepada mu tuhan"
_____
Prak!!
"Pertanda apa ini" gumam indah. Gelas yang ia pegang tiba tiba jatuh dari genggaman indah.
Sedari ia pulang dari rumah Chiko dan Christy. Indah merasa perasaan kurang enak. Kemudian ia sadar jika putri bungsunya belum kelihatan sedari mereka pulang tadi. Indah bergegas ke kamar putrinya.
Tuk!!
Tuk!!
Indah menaiki anak tangga menuju kamar putrinya. Di depan kamar putrinya, indah menemukan kamar putrinya itu sudah seperti kapal pecah. Barang-barang berserakan di mana-mana. Ia juga tidak menemukan keberadaan putrinya.
Indah meraba kantong celananya, mencari smartphone genggam miliknya. Indah meraba raba dan tidak menemukan smartphone miliknya. Indah berusaha untuk tidak panik, indah mencari smartphone miliknya di seluruh area rumahnya.
Sampai ia menemukan smartphone yang ternyata ia letakkan di kamarnya.Indah baru membuka smartphone miliknya. Tenyata kathrina sudah mengabari indah lewat smartphone.
Mah Kathrin ijin Buat
Tinggal di Belanda. -kathrina
Beberapa saat ya. 13-20Kathrin gak sanggup
Jika harus mengingat. -kathrina
Hari itu. 13-21Maafin Atin ya mah
Karena Atin gak pamit -kathrina
Sama mamah. 13-21Kathrina pamit ya mah. -kathrina
13-21Oh ya mah, aku naik
Pesawat Sriwijaya air ya. -kathrina
13-24
Indah terkulai lemah di atas lantai. Ia bertanya kepada tuhan mengapa putri nya harus meninggalkan dirinya. Indah bangkit menuju ruang tamu. Ia berniat mengajak suaminya untuk menyusul putrinya ke Belanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙇𝙐𝙆𝘼 𝙂𝙍𝘼𝘾𝙄𝙀
Teen FictionMenceritakan seorang anak yang ingin merasakan kasih sayang ibu seperti teman-teman nya, bagaimana kisahnya tunggu saja di LUKA GRACIE