16: Pulang dengan Rasa Enggan 🔞

21.2K 707 51
                                    

Votenya boleh sebelum baca😗✨Komen kalian sumber semangat aku✨🤏Tolong tandain kalau ada typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Votenya boleh sebelum baca😗✨
Komen kalian sumber semangat aku✨🤏
Tolong tandain kalau ada typo

Enjoy~~~

.

.

.

***

"Maaa, kenapa mukanya sedih? Papa nakalin Mama lagi yaa?!"

Atiya buru-buru tersenyum lebar menatap Neo dari layar ponselnya. Mereka sedang video call sesuai janji sebelumnya. Meskipun tadinya niat awal adalah video call sebelum ia mandi. Akhirnya ia malah menelpon anaknya itu selepas ia membersihkan tubuhnya.

Hari ini mobilitasnya di luar agak tinggi. Siang pilates lalu sore janji makan malam dengan suami beserta Reno dan Ardan yang habis boxing.

"Nggak sayang, Mama cuma kangen Neo,"

Sang anak menaikkan alisnya, persis Papanya kalau curiga. "Papa Mama sudah baikan beneran kan?"

Atiya mengangguk. Ia terkekeh. Padahal tidak ada yang memberitahu Neo kemarin orangtuanya bersitegang. Bahkan Liam sengaja meminta Mamanya untuk membawa anak itu. Tapi dasar memang peka ia malah yang bertanya kondisi Papa Mamanya.

"Neo betah di rumah Kakek-Nenek? Tidak mau pulang?"

Ia bisa melihat anak itu berubah serius. Tangannya mengetuk-ngetuk dagu seakan berpikir keras.

"Kita ketemunya dua minggu lagi, Ma. Kan Neo harus ke rumah Bunda hari senin."

Atiya tentu tau. Ia bahkan sudah menghubungi ibu kandung Neo untuk menjemput anak itu di rumah mertuanya. Namun, melihat anaknya berusaha menjelaskan dengan raut muka berpikir dalam. Membuatnya gemas.

"Ah, iya. Masih lama dong," sahut Atiya merengek.

Neo di sebrang sana menggeleng, "Mama sabar ya, tungguin Neo. Sebentar kok dua minggu tuh." Katanya menenangkan.

Duuh dewasa sekali!

"Kalau begitu Mama langsung kirim peralatan sekolah dan seragamnya ke rumah Bunda ya?" Niatnya, Atiya akan kirim via ojek online setelah mereka selesai ngobrol.

"Iyaa Mamaku sayang, terima kasih." Neo memberikan kecupan jauh dari sana. Membuat hati Atiya menghangat karena bahagia diberikan anak sambung semanis Neo.

Makin rindu rasanya!

Mana ia harus pergi ke Bandung besok. Setidaknya kalau tidak pergi ke luar kota, Atiya kan bisa bermain dulu dengan anaknya sampai hari senin.

Ah, bahkan Atiya belum mengatakannya pada anak kesayangannya itu.

"Sayang, Mama juga ada permintaan,"

Innocent Wife (Segera Terbit) Part LengkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang