25 : Perubahan 🔞

18.6K 733 84
                                    

Setelah Liam main ke lapak Husband MaterialMari kita kembalikan dia ke habitatnyaWkwkwkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah Liam main ke lapak Husband Material
Mari kita kembalikan dia ke habitatnya
Wkwkwkwk

Vote and Comment pweees
.

.

.

Enjoy

.

.

.

"Sudah nggak ada yang ketinggalan kan?"

Atiya mengangguk membalas pertanyaan mama mertuanya seraya memperhatikan sekeliling. Hari ini ia sudah diperbolehkan pulang. Tubuhnya sudah jauh lebih baik. Kata dokter hanya tinggal mengurus pola makan dan sesi konseling nanti dengan psikolog.

Sebenarnya ia agak gugup. Belum pernah sekalipun ia pergi untuk konseling. Tapi, kata Liam ia akan baik-baik saja. Pria itu akan menemaninya terus.

Atiya tersenyum. Pria yang berjanji menemaninya terus itu malah hari ini mangkir  untuk kepulangannya dari rumah sakit. Kata Liam, ada pekerjaan yang amat mendesak sampai harus pergi sebentar.

Ia tidak keberatan. Dibanding sakitnya dulu saat tifus, ini jauh berkali lipat lebih baik. Atiya sangat paham kesibukan suaminya. Jabatannya bukanlah sesuatu yang bisa ia perlakukan seenaknya. Lagipula, bertanggung jawabnya Liam terhadap pekerjaan itu bentuk tanggung jawabnya pada dirinya juga.

Sebenarnya Liam sudah bilang tunggu dulu sampai ia pulang. Tapi Atiya tidak betah, ingin cepat pulang ke rumahnya sendiri. Di kamar ini ia malah terus mengingat kunjungan orangtuanya yang menyakitkan.

Karena alasannya begitu, pria yang biasanya amat dominan pada Atiya itu mengalah. Tidak ada yang lebih penting dari kesehatan istri dan anak-anaknya.

Meski pada akhirnya ia jadi terus menggerutu karena tak bisa menemaninya pulang.

"Mama, tenang saja ya. Ada Neo! Papa sudah bilang untuk jaga Mama."

Atiya berjongkok mengusap kepala anak itu. Ia merasa amat bersalah sudah memperlihatkan kejadian tidak layak tonton di hadapan anaknya. "Sayang, Mama minta maaf karena sudah berteriak-teriak di depan Neo."

Neo menggeleng. Anak itu merangsek memeluk Atiya. "Sudah Neo maafkan. Tapi Mama jangan teriak lagi ya, Neo takut."

Atiya mengangguk seraya mengusap punggungnya. "Janji. Maafin Mama, sayang."

Neo menepuk punggung mama pelan. Seperti yang sering ia lihat saat Liam menenangkan Atiya. Mau mama sedang marah, kesal, sedih. Papa selalu peluk mama seperti ini. Ia bangga pada dirinya sendiri karena berhasil meniru papa di bagian ini.

Innocent Wife (Segera Terbit) Part LengkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang