Epilog🔞

7.1K 762 73
                                    

Haii siapa yang nungguin Epilog inii?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haii siapa yang nungguin Epilog inii?

Abis ini aku akan ke Innocent Wife versi cetak

Spoiler dikit (salah satu chapternya nyeritain tentang pertemuan mereka sampai memutuskan menikah)🌝

Bentar lagi bisa dipeluk bukunya🌝

Dan, versi novel ga ada yang dicut untuk adegan apapun ya, just in case masih ada yang tanya

Oke, let's go!

Kalau ada typo tolong tandai

Timaaci atas bantuannya

Ini part aku persembahkan untuk semua pembaca Innocent Wife—especially yang rajin vote dan comment sampai aku hapal kalian

️♥️♥️♥️

.

.

.

Enjoy

.

.

.

***

Melelahkan.

Sangat, melelahkan.

Atiya tak menyangka menjadi seorang ibu yang melahirkan dan menyusui akan semelelahkan ini. Apalagi setelah ia membaca satu artikel yang mengatakan bahwa ibu yang sedang menyusui bayi sama dengan kegiatan berjalan sejauh sebelas kilometer.

Pantas banyak para ibu yang terkena baby blues.

Ia mengusap peluh yang sejak tadi turun setelah berhasil menidurkan Nayyara. Anak ini sebenarnya tenang. Tidak terlalu rewel kecuali kalau Liam sedang tak berada dekat dengan mereka.

Yah, entah kenapa setiap Liam pergi; tak ada di rumah. Nayyara jadi gampang menangis. Meski begitu, Atiya berusaha menghadapi hari-harinya dengan kepala tenang. Kalau sudah kesal ia paling akan diam dan menarik napas panjang-panjang. Bayi tak tau apapun. Mereka memang disetting gampang menangis apapun yang sedang dirasakan.

Setidaknya Atiya masih bisa lega. Karena Liam juga ambil cuti pasca ia melahirkan selama tiga bulan.

"Kalau sudah tiga bulan, bagaimana?" Gumamnya pelan sambil mengusap pipi tembem kemerahan milik bayinya. Saat ini, usia Nayyara sudah masuk dua bulan—hanya tinggal tersisa waktu satu bulan. Setelah itu, Liam akan masuk kerja seperti hari-hari biasa.

Innocent Wife (Segera Terbit) Part LengkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang