5: Coach Liam🔞

62.9K 949 55
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Ngga papa, Mas udahan kok marahnya."

"Maaf," Atiya masih sesenggukan.

"Iya. Mas sudah maafin, kamu lempar sandal juga Mas sudah maafin."

Atiya sedikit tertawa disela tangisannya mendengar itu.

"Sakit ya punggungnya?" Tanya Atiya agak takut.

"Nggak sayang, sakitan juga ditolak kamu." Kata Liam mencoba membuat Atiya makin tak enak hati.

Hitung-hitung pembalasan kecil karena sudah berani menolaknya.

Ya meskipun alasan dibalik penolakan Atiya itu sangat imut.

"Maaf..." Ucap Atiya lagi penuh penyesalan.

"Maaf juga Mas sudah bentak kamu."

Liam menepuk-nepuk punggung Atiya lembut sambil sesekali mengelusnya. Perempuan itu masih agak terisak.

Saat ini mereka sudah pindah ke sofa di living room. Dengan Atiya yang berada di pangkuannya seraya menyembunyikan wajah penuh air mata di leher Liam, memeluknya seperti anak Panda.

Liam baru tau perempuan ini kalau sudah menangis sedih akan lama selesainya.

Padahal Liam yang sakit hati karena ditolak, malah Atiya yang menangis.

"... beneran sudah nggak marah?" Gumamnya masih di leher Liam. Meninggalkan sensasi geli yang agak merangsang sebenarnya. Mana sudah seminggu dia tidak menggauli Atiya karena masih bawa perasaan.

"Iya. Tapi habis ini kamu dengerin aku ya?"

Atiya agak menjauh dari leher itu dan menatap Liam. Kali ini dia sudah sepenuhnya berhenti menangis namun pipinya masih ada sisa air mata.

"Apa?"

Liam menghapus air mata itu dengan kedua ibu jarinya. Menangkup wajah Atiya.

"Atiya jangan nolak Mas lagi. Kamu nggak mau dicium gitu bikin Mas sedih."

Atiya mengerucutkan bibirnya; siap menangis lagi mendengar perkataan Liam.

"Eits, jangan nangis." Bibir yang mengerucut itu dijepit ibu jari dan telunjuk Liam.

"Jangan takut ketagihan. Mas kan suaminya Atiya. Justru Mas senang sekali mendengarnya." Kekeh Liam.

Yaiyalah, itukan memang tujuannya sejak awal.

Liam menurunkan jari yang menjepit bibir Atiya. Lalu mencuri satu kecupan dari bibir yang seminggu itu absen dari kecupan saat si empunya sadar.

Duh Liam rindu sekali!

"Kalau pas sadar gini kan asyik, bisa dibalas." Gumam Liam.

Atiya mengerjap. "Huh? Maksudnya?"

Innocent Wife (Segera Terbit) Part LengkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang