19 : Panas di Tengah Malam 🔞

26.9K 846 88
                                    

Aku udah baca semua komentar kalian di chapter 18

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku udah baca semua komentar kalian di chapter 18.
Seru banget😆🔥

Kawal terus ya chapter ini kita uwu-uwuan dulu😌

Dedicated for All My Beloved Readers
Vote dan komen kalian selalu aku nantikan♥️
.

.

.

Enjoy~
.

.

.

***

Liam jatuh sakit.

Sesaat mereka sampai halaman rumah-setelah perjalanan empat jam dari Bandung-Liam merasa punggung lehernya dingin dan menggigil. Meskipun begitu, ia paksakan tubuhnya menggeret koper serta beberapa oleh-oleh yang dipesan oleh Neo.

"Mas kenapa?" Sejak tadi dirinya sibuk membereskan baju kotor dalam koper dan memisahkan oleh-oleh yang akan dibagikan kepada mertua, anaknya dan rekan kerja Liam di kantor. Awalnya ia tak memperhatikan kondisi suaminya sampai ia melihat Liam meringkuk di sofa ruang tengah.

Ia duduk di samping suaminya, menempelkan telapak tangannya di kening Liam. "Mas demam," tatapan Atiya mulai diliputi kekhawatiran.

Liam tersenyum kecil. Berusaha menenangkan Atiya. Meski tubuhnya terasa semakin panas, ia senang mendapati istrinya begitu perhatian. "Cuma sedikit," diraihnya tangan yang berada di keningnya lalu ditempelkan ke pipi. Menggosokkannya pelan; mencari kenyamanan.

Telapak tangan istrinya terasa dingin menyegarkan. Berbeda dengan kening dan pipinya yang terasa terbakar.

"... Tangan kamu enak," bisiknya seperti merengek.

"Mas pindah dulu yuk ke kamar, biar tidurnya lebih nyaman." Atiya melirik kaki Liam yang menggantung di ujung sofa. Bisa kesemutan suaminya kalau terus tiduran di sini.

Liam cuma bergumam tidak jelas. Ia semakin mengeratkan genggaman tangannya pada tangan istrinya.

Atiya menghembuskan napas ketika tidak ada pergerakan dari Liam untuk bangun. Perlahan diusapnya punggung suaminya. Diperhatikannya keseluruhan Liam yang ternyata sudah berganti pakaian ke piyama. Ternyata suaminya sudah mandi sejak ia sibuk beres-beres. "Tadi mandinya pakai air dingin?"

Liam mengangguk.

"Kenapa malah pakai air dingin? Sejak kapan Mas merasa lemas, hm? Kalau sudah merasa tidak enak harusnya tidak perlu mandi atau mandinya pakai air hangat. Kamu juga suka lama-lama mandinya kenapa sih."

Innocent Wife (Segera Terbit) Part LengkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang