Saat Lin Xuan melangkah keluar dari gua, angin sejuk yang membawa aroma pepohonan segera menyambutnya. Cahaya matahari yang menyusup melalui dedaunan memberikan nuansa damai di tengah keheningan pegunungan yang terpencil. Namun, ketenangan itu tidak berlangsung lama. Hanya dalam hitungan detik, Lin Xuan merasakan sebuah kehadiran mengancam yang menyusup ke dalam kesadarannya, seolah-olah ada makhluk yang mengintai dari kegelapan.
Lin Xuan segera menghentikan langkahnya, mempertajam indranya untuk memeriksa keadaan sekitar. Tubuhnya tegang saat ia merasakan aura permusuhan yang kental semakin dekat kearahnya. Tiba-tiba, suara geraman rendah yang mengerikan terdengar dari balik semak-semak di dekatnya, diikuti oleh kemunculan seekor Kera Bertanduk yang besar dan sangat menakutkan.
Grrrrrr!
Makhluk itu mengeluarkan aura ganas, dengan tubuh kekar yang dilapisi bulu gelap yang berkilau di bawah sinar matahari. Sepasang tanduk besar yang melingkar di kepalanya tampak mengancam, dan mata merah yang bersinar itu memancarkan amarah yang tak terkontrol.
Lin Xuan langsung menyadari bahaya yang kini mengancam nyawanya. Kera Bertanduk itu jelas merupakan binatang buas pada tahap kekuatan tingkat puncak, jauh melampaui level kekuatan Lin Xuan saat ini.
"Aku baru saja menghilangkan potensi bahaya, tapi bahaya lain sudah datang. Aku benar-benar tidak beruntung!" Gerutu Lin Xuan.
Rooaaarrr!
Kera Bertanduk itu mengeluarkan raungan memekakkan telinga, menggema di seluruh pegunungan. Raungan itu begitu kuat hingga membuat pepohonan bergoyang dan tanah di sekitarnya bergetar. Tanpa memberi kesempatan Lin Xuan untuk bereaksi lebih lanjut, makhluk itu langsung menyerang dengan kecepatan yang mencengangkan, mengayunkan tangan besarnya yang kokoh ke arah Lin Xuan.
Whoosshh!
Insting Lin Xuan berteriak agar dia segera bergerak. Dengan refleks cepat, ia melompat ke samping, menghindari serangan maut itu hanya dalam hitungan detik.
Boom!
Tangan kera itu menghantam tanah dengan keras, menciptakan kawah besar di tempat di mana Lin Xuan berdiri sebelumnya. Guncangan yang dihasilkan menghancurkan bebatuan di sekitar nya, menunjukkan betapa dahsyat kekuatan makhluk tersebut.
"Hiss, kekuatan yang mengerikan!" Ucap Lin Xuan dengan getir.
Lin Xuan tahu bahwa melawan makhluk ini secara langsung akan menjadi kesalahan fatal. Kekuatan kera itu terlalu besar untuknya, dan satu pukulan saja bisa menghancurkannya tanpa ampun. Tidak ingin mengambil risiko yang tidak perlu, Lin Xuan segera memutuskan untuk melarikan diri.
Whoooossh!
Dengan sekuat tenaga, ia mulai berlari menuruni lereng gunung, berusaha menjauh sejauh mungkin dari makhluk buas itu. Namun, Kera Bertanduk tersebut tidak berniat membiarkannya kabur begitu saja. Kera itu mengejar Lin Xuan dengan kecepatan luar biasa, melompati batu-batu besar dengan lompatan yang menggelegar, membuat gemuruh keras setiap kali kakinya menghantam tanah.
Tap! Tap! Tap!
Suara derap kaki kera itu semakin dekat, seolah tidak akan pernah berhenti mengejarnya.
"Huffthh... Huffthh..."
Dalam upaya putus asa untuk melarikan diri dari Kera Bertanduk yang terus mengejarnya, Lin Xuan merasakan kelelahan yang semakin mencekam. Setiap gerakan terasa semakin lambat, dan napasnya semakin pendek. Luka-luka yang ia derita selama pelarian telah menguras banyak energinya, namun ia tahu bahwa berhenti bukanlah pilihan. Kera Bertanduk yang garang itu terus mengejarnya tanpa henti, dengan raungan yang menggema di seluruh pegunungan.
Shuaaa!
"Aaaahh!" Lin Xuan meringis ketika cakar kera itu berhasil menggores lengannya, meninggalkan luka yang cukup dalam. Darah segar mengalir dari luka itu, membuatnya semakin sulit untuk bergerak dengan cepat. Tubuhnya gemetar, rasa sakit itu begitu nyata dan membakar setiap saraf di tubuhnya. Meski begitu, Lin Xuan tidak mau menyerah. Ia terus berlari, menggenggam harapan tipis untuk bertahan hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jimat Jiwa Abadi
FantasyDi desa kecil Huai'an, hidup Lin Xuan berubah ketika ia menemukan Jimat Jiwa Abadi saat menjelajah di luar desa. Jimat itu adalah salah satu dari enam jimat kuno yang dicari oleh kultivator di seluruh benua Tianluo. Dengan jimat itu, ia mempelajari...