Ch 20 - Iblis Penggoda

7 1 0
                                    

Setelah Feng Yulan menyaksikan kejutan besar dari skor Lin Xuan yang mencapai 100, seluruh ruangan menjadi sunyi seketika. Semua orang yang berada di dalam ruangan terdiam, tidak percaya dengan apa yang baru saja mereka lihat. Tidak pernah terpikirkan oleh mereka bahwa seseorang bisa mencapai skor sempurna dalam tes bakat jiwa, apalagi melebihi skor pemimpin menara yang terkenal dengan bakat alkemisnya yang luar biasa.

Lin Xuan, dengan ekspresi tenang, menarik tangannya dari kristal yang masih memancarkan cahaya terang, lalu dia menoleh ke arah Feng Yulan yang berdiri tidak jauh darinya. Mata merah delima wanita itu menatap Lin Xuan dengan intens, seolah ingin menelannya bulat-bulat. Dia melangkah mendekati Lin Xuan, gaun sutranya yang merah berayun lembut seiring gerakannya.

“Nama?” tanya Feng Yulan dengan suara yang dalam dan lembut, namun penuh dengan otoritas. Suaranya seakan menyembunyikan kekuatan besar yang tersimpan di dalam tubuhnya.

“Lin Xuan.” jawab Lin Xuan singkat, matanya menatap langsung ke arah Feng Yulan, tanpa sedikit pun rasa takut.

Feng Yulan tersenyum tipis, sudut bibirnya terangkat sedikit, memperlihatkan kesan puas dan tertarik. “Lin Xuan, dengan bakat sebesar ini, hanya menjadi anggota Menara Fenghuang terlalu sia-sia. Apakah kau tertarik menjadi muridku?”

Tawaran itu mengejutkan semua orang yang hadir. Menjadi murid langsung dari Feng Yulan, seorang master alkemis yang berada di tahap Penguatan, adalah sebuah kehormatan yang luar biasa. Banyak alkemis berbakat yang bermimpi untuk mendapatkan kesempatan ini, namun tak ada yang pernah menduga bahwa seseorang bisa mendapatkan tawaran seperti itu segera setelah tes bakat jiwa.

Lin Xuan mempertimbangkan tawaran tersebut sejenak. Dia tahu bahwa menjadi murid Feng Yulan bisa membuka banyak peluang dan mempercepat kemajuannya sebagai alkemis. Namun, dia juga sadar bahwa menerima tawaran ini berarti dia harus terikat pada Menara Fenghuang dan mungkin kehilangan kebebasannya.

“Terima kasih atas tawarannya, Pemimpin Feng Yulan.” Lin Xuan memulai dengan hati-hati, “Tapi sebelum aku memberikan jawabanku, aku ingin mengetahui lebih banyak tentang apa yang diharapkan dariku sebagai murid.”

Setelah mendengar hal ini, Feng Yulan mengamati sekelilingnya dan menyadari bahwa ini bukanlah pembicaraan yang cocok untuk didengar orang banyak. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia memberi isyarat kepada Lin Xuan untuk mengikutinya. Mereka berjalan keluar ruangan, melewati lorong panjang yang diapit oleh dinding-dinding batu berukir hingga tiba di sebuah pintu besar yang terbuat dari kayu jati. Feng Yulan membuka pintu itu, mengungkapkan sebuah ruangan pribadi yang elegan namun sederhana.

Di dalam ruangan itu, terdapat meja kayu besar dengan beberapa kursi empuk. Di atas meja, ada beberapa gulungan naskah dan batu kristal, menandakan bahwa ruangan ini sering digunakan untuk pertemuan penting. Feng Yulan duduk di kursi utama dan mengisyaratkan Lin Xuan untuk duduk di hadapannya.

“Apa yang akan kubicarakan ini adalah sesuatu yang sangat rahasia.” kata Feng Yulan, suaranya terdengar serius. “Menjadi muridku bukanlah hal yang mudah, dan tentu saja tidak cocok untuk semua orang. Aku mengharapkan dedikasi penuh dan totalitas. Aku butuh seseorang yang bisa menjalankan tugas penting untuk Menara Fenghuang, termasuk yang mungkin melibatkan risiko besar. Kau harus siap untuk melakukan apa pun yang kuperintahkan tanpa keraguan atau penundaan.”

Lin Xuan mendengarkan dengan saksama. Dia menyadari bahwa menerima tawaran ini akan mengikatnya dengan Menara Fenghuang, bahkan mungkin mengorbankan kebebasannya. Namun, di dalam dirinya, dia tahu bahwa dia tidak memiliki banyak pilihan. Buku kuno yang dulu membimbingnya telah hilang, dan tanpa panduan itu, kemajuannya sebagai alkemis akan terhenti.

“Kau harus mengerti bahwa ketika kau menjadi muridku, kau juga akan menjadi bagian dari Menara Fenghuang. Segala tindakanmu akan mencerminkan menara ini, dan kau harus bertanggung jawab atas setiap langkahmu. Namun, sebagai gantinya, aku akan memberikanmu akses ke sumber daya langka dan pengetahuan alkemis yang tak ternilai. Dengan bimbinganku, kau bisa mencapai pertumbuhan yang cepat dari alkemis manapun di Kerajaan Utara ini.” lanjut Feng Yulan.

Lin Xuan menimbang semua yang dikatakan Feng Yulan. Dia tahu bahwa kesempatan ini mungkin adalah satu-satunya cara untuk mengembalikan jalannya sebagai alkemis dan bahkan mencapai tingkat yang lebih tinggi dari yang pernah dia bayangkan. Meskipun dia harus mengorbankan kebebasannya, Lin Xuan merasa bahwa ini adalah konsekuensi dari kehilangan buku kuno itu, dan dia harus menanggungnya.

“Aku mengerti, Pemimpin Feng Yulan.” jawab Lin Xuan dengan tegas. “Aku siap menerima tawaranmu dan menjadi muridmu.”

Sebuah senyuman muncul di wajah Feng Yulan, senyum yang menunjukkan perpaduan antara kepuasan dan kegembiraan. “Bagus. Aku tahu kau akan membuat keputusan yang tepat, Lin Xuan. Mari kita mulai perjalananmu sebagai muridku. Ini akan menjadi awal dari sesuatu yang luar biasa.”

***

"Awal dari sesuatu yang luar biasa? aku rasa ini awal dari neraka! Siapa yang menyangka, orang seperti itu memiliki kepribadian yang aneh." Keluh Lin Xuan dalam benaknya.

Siapa yang menduga, dibalik kepribadiannya yang karismatik, tersimpan iblis penggoda yang kejam. Lin Xuan benar-benar menyesali keputusannya untuk menjadikan Feng Yulan sebagai gurunya.

Bagaimana tidak, tiga hari telah berlalu, dan ia telah menghadapi pelatihan yang tak pernah dia bayangkan sebelumnya. Feng Yulan, dengan sosoknya yang menggoda, menggunakan setiap kesempatan untuk menguji konsentrasinya, terutama saat dia berlatih mengendalikan kekuatan jiwanya. Pengujian ini tidak berupa latihan fisik dan mental, tetapi godaan yang datang dari gurunya sendiri.

Saat Lin Xuan duduk bersila, mencoba menenangkan pikirannya dan memfokuskan kekuatan jiwanya, Feng Yulan sering kali duduk sangat dekat dengannya. Aroma feminin dan dewasa milik Feng Yulan segera mengisi udara, menyerang indera Lin Xuan dan mengganggu konsentrasinya. Ketika dia mencoba menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya, aroma itu malah semakin menusuk, membuat pikirannya semakin goyah.

"Fokus, Lin Xuan… kau harus bisa mengendalikan jiwamu~." bisik Feng Yulan dengan suara lembut di telinganya, suaranya disertai dengan desahan halus yang membuat konsentrasinya semakin sulit dijaga.

Tak hanya itu, saat Lin Xuan sudah hampir berhasil mencapai keseimbangan dalam meditasinya, Feng Yulan sering kali mendekat dari belakang. Tiba-tiba, dia akan memeluk Lin Xuan erat, dadanya yang penuh menekan punggungnya, membuat tubuh Lin Xuan seketika menjadi kaku. Desahan lembutnya mengalir di telinga Lin Xuan, semakin merusak konsentrasinya.

"Jangan biarkan dirimu terganggu, Lin Xuan… aku tahu kau bisa melakukannya~." desah Feng Yulan, suaranya penuh dengan godaan.

"Dasar iblis!" Pikir Lin Xuan sambil menggigit bibirnya, berusaha keras untuk memusatkan pikirannya pada kontrol jiwanya. Namun, aroma feminin Feng Yulan yang kuat dan sentuhan lembut dibelakangnya mengganggu konsentrasinya.

“Guru… ini tidak mudah.” gumamnya, suaranya sedikit bergetar.

“Fokuslah,” Feng Yulan berbisik lagi, suaranya penuh dengan kekuatan lembut yang hampir mustahil untuk diabaikan. “Jika kau bisa mengendalikan dirimu sekarang, kau bisa mengendalikan apapun.”

Hari-hari awal ini penuh dengan kegagalan. Setiap kali Lin Xuan terpengaruh oleh aroma atau sentuhan Feng Yulan, dia kehilangan kendali atas jiwanya. Api Melati yang dipancarkan oleh Feng Yulan akan membakar kulitnya, membuatnya sadar betapa sulitnya tantangan ini. Rasa panas yang menyakitkan itu terus mengingatkannya bahwa dia masih belum berhasil.

Meskipun begitu, Lin Xuan bukanlah orang yang mudah menyerah. Setiap kali dia gagal, dia belajar sesuatu. Setiap desahan, setiap sentuhan, dia mulai membiasakan diri. Perlahan tapi pasti, dia mulai memahami bahwa untuk benar-benar menguasai kekuatan jiwanya, dia harus menguasai dirinya sendiri.

Hari demi hari, Feng Yulan kembali mencoba menggodanya. Namun, di balik desahan dan sentuhannya, Lin Xuan mulai merasakan ketenangan. Dia menutup matanya, memblokir semua gangguan, dan perlahan-lahan, dia mulai mengendalikan kekuatan jiwanya. Kali ini, saat Feng Yulan mendesah di telinganya dan memeluknya dari belakang, Lin Xuan tetap fokus.

Melihat ini, Feng Yulan tersenyum tipis. "Kau akhirnya mulai menguasainya, Lin Xuan." bisiknya dengan nada puas. Lin Xuan, meski masih merasakan kehangatan tubuh gurunya, tahu bahwa dia telah melewati rintangan terberatnya.

Selain itu, selama pelatihan, Feng Yulan menyadari bahwa Lin Xuan tidak memiliki cincin penyimpanan, jadi, dia langsung memberikannya satu. Cincin penyimpanan itu merupakan artefak yang sangat berharga, bisa menyimpan berbagai barang tanpa memberatkan pemiliknya. Saat menerimanya, Lin Xuan terdiam sejenak, menyadari betapa mudahnya mendapatkan barang yang sebelumnya ia anggap sangat sulit untuk diperoleh. Hal ini membuatnya sadar betapa miskinnya dia selama ini, dan betapa luasnya dunia yang belum ia jelajahi.

Jimat Jiwa AbadiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang