Langit di atas desa kecil Huai'an memancarkan warna oranye kemerahan saat matahari terbenam, menyelimuti desa dengan cahaya lembut. Desa itu tampak tenang, dengan kabut pagi yang menyelimuti sawah dan pohon-pohon di sekeliling. Namun, di tengah ketenangan itu, Lin Xuan, seorang pemuda berusia enam belas tahun, berdiri di pinggir hutan dengan tatapan penuh perhatian.
Di tangannya, Lin Xuan memeriksa sebuah batu kecil yang bersinar lembut. Batu itu tampak seperti Artefak misterius yang dihiasi dengan pola-pola jiwa dan hal-hal rumit yang digoreskan ke permukaannya. "Artefak? kenapa ada disini?" Lin Xuan bergumam pada dirinya sendiri, bingung dengan penemuan yang tidak terduga ini. Ia telah menemukan batu ini di sebuah gua tua saat menjelajahi hutan, jauh dari desa.
Ia pernah mendengar dari kepala desa bahwa orang-orang di luar desa memiliki alat ajaib yang disebut artefak dan memiliki kemampuan aneh. Walaupun batu itu tidak seperti artefak yang sering didengarnya dari kepala desa berupa pedang, kapak, dan lainnya, batu itu jelas tidak biasa dari penampilan nya!
Ada kemungkinan batu itu adalah sebuah artefak berharga.
Tiba-tiba, Xiao Mei, adiknya yang berusia dua belas tahun, muncul dari belakang. "Xuan gege, apakah kau menemukan sesuatu?" tanya Xiao Mei dengan nada penuh rasa ingin tahu.
Lin Xuan segera menyembunyikan batu itu di balik tangannya dan berusaha tersenyum. "Lupakan. Tidak ada yang penting," jawabnya dengan suara santai.
Xiao Mei melangkah lebih dekat, matanya menatap dengan penuh kecurigaan. "Benarkah? Kau tidak menyembunyikan sesuatu ditanganmu kan, Xuan gege?"
Lin Xuan tersenyum gugup, mencoba mengalihkan perhatian adiknya yang pintar ini dengan mengatakan, "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, Mei'er. Ayo kita pulang, ini sudah malam."
Mereka berdua kembali ke rumah, dan Lin Xuan merasa lega saat tiba di rumah. Ia dengan cepat membawa batu itu ke ruang bawah tanah di kamarnya, tempat rahasia yang hanya dia ketahui. Setelah menemukan kotak kayu tua didekat nya dan menempatkan batu itu di dalamnya, Lin Xuan menutup kotak dengan hati-hati dan menguncinya.
Ketika malam tiba, Lin Xuan duduk sendirian di kamarnya, merenungkan batu yang baru saja disimpan. "Artefak apa itu?" pikirnya.
Menjernihkan pikirannya, Lin Xuan menyalakan lampu untuk membaca buku cerita. Namun, sebuah getaran lembut tiba-tiba terasa di ruang bawah tanah dan menjalar ke kamarnya. Lin Xuan bergegas ke ruang bawah tanah dan melirik ke arah kotak kayu yang bergetar perlahan.
Dengan hati-hati, dia mendekat dan membuka kotak. Begitu dia menyentuh batu misterius itu, tiba-tiba sebuah suara asing yang menggelegar dari batu misterius itu, "Harta yang terpendam harus terjaga dengan baik. Jika tidak, bahaya akan datang." Suara itu menggema di seluruh ruang bawah tanahnya
Lin Xuan terlonjak, darahnya berdesir mendengar suara itu. Dia memeriksa sekeliling kamarnya dengan panik, memastikan tidak ada orang lain yang mendengar. Suara itu terdengar sangat keras, dan Lin Xuan tahu bahwa dia harus meredamnya. Dengan cepat, dia melapisi batu misterius itu dengan kain berharap mencegah suara keras itu datang lagi. Ia lalu menaruh nya kembali di kotak, menutupnya dan menyimpan nya di ruang bawah tanah.
Sejujurnya, solusi ini agak primitif. Tanpa menyelesaikan sumber suara, solusi ini tidak akan bertahan lama. Namun, ini adalah satu-satunya yang bisa dipikirkan Lin Xuan di situasi nya saat ini.
Sepertinya mendengar keributan, Xiao Mei berlari ke kamar Lin Xuan dan mengetuk pintunya. ia berkata dengan ekspresi khawatir. "Xuan gege, apakah semuanya baik-baik saja? Aku mendengar suara aneh dikamar mu."
Lin Xuan berusaha untuk tetap tenang. "Tidak ada, Mei'er. Hanya sebuah kebisingan kecil. Kamu sebaiknya kembali ke kamar dan tidur," kata Lin Xuan sambil berusaha tidak menunjukkan kegelisahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jimat Jiwa Abadi
FantasyDi desa kecil Huai'an, hidup Lin Xuan berubah ketika ia menemukan Jimat Jiwa Abadi saat menjelajah di luar desa. Jimat itu adalah salah satu dari enam jimat kuno yang dicari oleh kultivator di seluruh benua Tianluo. Dengan jimat itu, ia mempelajari...