2: Sejarah Keluarga

99 11 0
                                    

Ketenangan di ruangan besar itu segera sirna setelah Sean meletakkan buku tua di atas meja. Semua mata tertuju pada buku tersebut, masing-masing di antara mereka bertanya-tanya tentang rahasia apa yang disimpan di dalamnya. Chandra, yang duduk paling dekat dengan Sean, menatap buku itu dengan perasaan campur aduk-antara penasaran dan ketakutan.

"Apa ini, Sean?" tanya Hendra, yang berdiri dengan tangan terlipat di dada, ekspresi wajahnya skeptis. "Kau memanggil kami semua kemari hanya untuk buku tua ini?"

Sean tidak menjawab langsung. Dia membuka buku itu dengan hati-hati, memperlihatkan halaman-halaman yang penuh dengan simbol-simbol kuno dan tulisan tangan yang hampir tidak terbaca. Halaman pertama menampilkan gambar pohon keluarga, dengan nama-nama leluhur yang tidak dikenal. Ada garis-garis yang menghubungkan setiap nama, membentuk pola yang rumit, dan di tengah-tengahnya terdapat simbol misterius-simbol yang terlihat seperti matahari dengan sinar berliku-liku di sekitarnya.

"Ini bukan sembarang buku," kata Sean perlahan, suaranya berat dengan keseriusan. "Ini adalah catatan tentang keluarga kita-tentang darah yang mengalir dalam tubuh kita semua. Kalian ingat ketika aku berkata bahwa kita berbagi sesuatu yang lebih dari sekadar hubungan darah? Buku ini menjelaskan semuanya."

Ruangan itu hening. Semua saudara memandang satu sama lain, tidak tahu harus berkata apa. Mereka semua tahu bahwa ada sesuatu yang aneh tentang mereka sejak kecil-fakta bahwa meskipun mereka terlahir dari orangtua yang berbeda, ada ikatan yang tidak bisa dijelaskan. Tapi sekarang, mereka akhirnya dihadapkan pada kenyataan bahwa ikatan itu mungkin lebih dalam dan lebih gelap daripada yang mereka duga.

"Sudah lama aku mencari tahu tentang keluarga kita," lanjut Sean. "Dan aku menemukan buku ini tersembunyi di perpustakaan bawah tanah rumah ini. Buku ini menjelaskan mengapa kita semua terikat dengan cara yang aneh, mengapa meskipun kita memiliki ibu dan ayah yang berbeda, kita tetap memiliki hubungan yang lebih kuat daripada kebanyakan keluarga lainnya."

Sean membalik halaman-halaman buku itu dengan perlahan, memperlihatkan tulisan-tulisan tangan kuno yang terlihat seperti catatan seorang ilmuwan atau peneliti. Beberapa halaman menunjukkan gambar simbol-simbol yang asing-garis-garis rumit yang melingkari tanda-tanda yang tampak seperti mantra atau jimat.

"Ini adalah jurnal leluhur kita," kata Sean sambil menunjuk salah satu halaman yang memperlihatkan gambar seorang wanita dengan wajah yang tajam dan ekspresi tegas. "Leluhur kita, wanita ini, membuat sebuah perjanjian berabad-abad lalu-perjanjian dengan kekuatan gelap yang memberinya kekuatan luar biasa. Tapi, seperti semua perjanjian, ada harga yang harus dibayar."

"Perjanjian?" tanya Dimas, yang duduk dengan tubuh tegak dan waspada. "Perjanjian apa?"

Sean menghela napas. "Perjanjian itu memberinya kekuatan dan kekayaan, tetapi sebagai gantinya, keturunannya akan terikat oleh darah yang sama. Keturunannya, yaitu kita, akan selalu berbagi satu hal-kekuatan gelap yang mengalir dalam darah kita."

Kata-kata Sean menggantung di udara seperti awan gelap yang berat. Chandra merasakan hawa dingin merayap di punggungnya. Kekuatan gelap? Apa maksud Sean? Dan lebih penting lagi, apa artinya bagi mereka?

"Apa yang kau maksud dengan kekuatan gelap?" tanya Jojo, yang biasanya pendiam namun kali ini suaranya penuh rasa ingin tahu.

Sean menatap Jojo dengan mata serius. "Kita tidak seperti orang lain. Sejak kecil, aku selalu merasa ada sesuatu yang berbeda dalam diri kita. Beberapa dari kita mungkin telah menyadari kemampuan atau keanehan yang tidak dimiliki oleh orang biasa. Buku ini menjelaskan bahwa darah yang mengalir di tubuh kita membawa kekuatan yang diwariskan dari leluhur kita. Kekuatan ini tidak hanya memberikan kita keistimewaan, tetapi juga membawa kutukan."

"Kutukan?" tanya Satya, matanya melebar karena ketakutan yang mulai merayap. "Apa yang kau maksud, Mas?"

Sean menatap mereka semua satu per satu, wajahnya tegang. "Kekuatan ini bukan tanpa batas. Jika kita tidak belajar bagaimana mengendalikannya, kekuatan ini bisa menghancurkan kita. Kita terikat oleh perjanjian yang dibuat oleh leluhur kita, dan perjanjian itu masih berlaku sampai hari ini. Buku ini adalah kunci untuk memahami kutukan dan bagaimana kita bisa menghentikannya."

Chandra menatap buku itu dengan perasaan berat di dadanya. Jadi inilah alasan Sean memanggil mereka semua kembali. Mereka tidak hanya diikat oleh hubungan darah yang tidak biasa, tetapi juga oleh kekuatan yang mereka sendiri tidak mengerti sepenuhnya. Dan sekarang, mereka harus menghadapi kenyataan bahwa hidup mereka mungkin dipenuhi oleh bahaya yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya.

"Tunggu, jadi kau bilang kita harus mempelajari buku ini dan mencari tahu bagaimana menghentikan kutukan itu?" tanya Hendra dengan nada skeptis. "Apa kita tidak bisa begitu saja meninggalkan rumah ini dan melupakan semuanya?"

Sean menatap Hendra dengan tajam. "Kita tidak punya pilihan, Hendra. Kutukan ini sudah bersama kita sejak lahir, dan kita tidak bisa lari dari itu. Jika kita tidak melakukan sesuatu, kekuatan ini akan tumbuh dan pada akhirnya menghancurkan kita. Ini bukan sesuatu yang bisa kita abaikan."

Keheningan memenuhi ruangan sekali lagi. Semua saudara memandang buku itu dengan perasaan berbeda-rasa takut, penasaran, dan skeptis. Tapi di antara mereka semua, Chandra merasa ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar kutukan atau kekuatan gelap. Dia merasakan hubungan pribadi dengan buku itu, seolah-olah buku itu memanggilnya dengan cara yang tidak bisa dijelaskan.

Saat dia menatap simbol-simbol di halaman buku tersebut, dia merasakan deja vu yang aneh. Simbol-simbol itu terasa akrab, seolah-olah dia pernah melihatnya sebelumnya. Tapi di mana?

Pikiran Chandra terus berputar, dan dia tahu bahwa ini baru permulaan. Mereka telah membuka pintu yang seharusnya tetap tertutup, dan sekarang, mereka semua harus menghadapi konsekuensinya.

Darah yang Sama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang