Jam menunjukan pukul tiga sore semua siswa di SMA sarawijaya nampak berlari keluar kelas untuk segera sampai dirumahnya.
Tapi tidak dengen para ia Masi memperhatikan seorang cowo yang sampai sekarang belum muncul di pintu kelas,dia biasanya sudah keluar jika sudah jam segini,Pitra bukanlah tipe orang yang suka telat jika pulang.Dia menghembuskan nafasnya kasar
Muka khawatir dan emosi bercampur jelas dimukanya.
Ia sudah bertanya ke siswa siswa lain tapi jawaban yang keluar dari mulut mereka hanya "tidak tau"atau"kami ga lihat dia keluar"."Non,hari sudah gelap kita seharusnya sudah mulai pulang saya takut nyonya akan marah"ucap supirnya yang ternyata menunggu para dari tadi.
Karena Pitra juga tidak keluar keluar akhirnya para memutuskan untuk pulang.
Dimobil ia terus menatap diluar jendela merasakan angin sepoi Sepoi mengenai mukanya perlahan.Matanya terus melihat kesamping sampai ia tidak sengaja melihat seorang siswa yang sedang mengendong siswa lain.
Ia mengerjap mengerjipkan matanya takut ia salah lihat
Tapi tunggu..
"Itu kak Pitra ga sih!!"ucapnya keras
Supirnya reflek menoleh kebelakang melihat para yang antusias sekali melihat kearah luar jendela."PAK!!,PAKK!! BERHENTI DULU PAK!"ucapnya sambil meragakan gerakan tangan untuk memberhentikan mobilnya
Supirnya pun langsung menepikan kan mobilnya dan memberhentikannya disamping .
"Ada apa non"tanya supirnya"Gapapa pak,pak tunggu disini aja nanti aku balik lagi"ujar para dan langsung pergi dari dalam mobil
Ia terus berlari sambil memegang tasnya yang ia gunakan dibelakang badanya.
"HEII!!"panggil para yang membuat orang itupun menoleh ke samping."Eh para kenapa?"tanyanya
Para belum menjawab dia Masi menetralkan nafasnya sebentar ia sangat lelah.
"Tu-tungguhh"ucapnya yang terbata bata
Setelah semuanya mereda ia kembali menormalkan epresinya
Ia terus melihat siswa yang menunduk ke arah tekuk leher siswa itu ."Bang kamu ketua osis kan?"tanya Para orang itupun mengangguk mengiyakan
"Iya gue davit"ucapnya
"Ini siapa ya kak,boleh aku lihat kayaknya aku kenal deh"
Ucap para membuat alisnya cowo itu terangkat sebelah"Beneran Lo kenal,gua aja ketemu dia dijalan sepi "ucap cowo itu yang menjabat sebagai ketua osis disekolahnya.
Para terdiam setelah mendengarnya
'jalan sepi'batinya"Boleh aku lihat bang"
"Boleh bentar kita kesamping dulu"
Devitpun menurunkannya dikursi sana
Bola mata para membulat setelah melihat orang itu.
"Kak Pitra!!"pekiknya yang juga kaget"Lo kenal?"
Parapun mengangguk
"Siapa?""Dia kakak kelas aku,namanya Pitra"jawab para sambil mengelus ngeluskan rambut putra yang agak berserakan
Davitpun hanya berowh ria
"Terus kenapa dia bisa sampai disana?"tanya davit membuat para diam sejenak.
'ia juga ya kenapa kak Pitra bisa sampai disini,padahal ia tidak terlalu tahu tempat ini'
"Ga tau kak?"
"Gue cowo asal Lo tau,stop cal mee kak tapi Abang kids"ujar davit yang merasa keren
Para hanya diam ia terus menatap muka Pitra kelihatan jika hidungnya yang habis seperti ditonjok orang."Kasihan kak Pitra,kapan dia bahagia"lirih para yang Masi didengar oleh davit
"Lo kenalkan,sekarang kita bawak kerumahnya lukanya juga luka ringan doang"
"Iya bang,itu mobil aku kak Pitra bisa numpang di mobil aku"ucap para dan diangguki oleh davit.
Davitpun mulai mengendong tubuh tidak seberapa dari Pitra.
Ya memang Pitra bukanlah cowo yang mempunyai berat badan atas rata rata tapi badanya menurun drastis akibat badanya yang terlalu kena pukulan akibat lemas yang terlalu sering dialaminya.Setelah sudah merasuk kemobil davit menyenderkan kepalanya di kursi belakang samping para.
Davit menutup pintunya
"Udah"ucap davit"Makasih ya bang davit,lain kali kita ketemu lagi"ujar para sambil tersenyum tipis
"Ya"jawab davit seadanya
Mobil itupun mulai melaju meninggalkan davit yang berada disana.
"Weh anjir anjir kelu banget tangan gue"ucapnya sambil menepuk nepuk pergelangan tangannya yang terasa linu akibat mengendong tubuh Pitra lumayan lama.
*********
Diperjalanan para Masi asik menatap muka Pitra yang pucat akibat terlalu lama disana.tidak terbayang jika ada mahluk buas apa yang terjadi dengen kak Pitra.
"Belok kanan pak,abis itu kiri dan lurus terus.. hingga kelihatan rumah warna agak cream itu"ucap para yang memberi tahu arah rumah PitraUntung saja ia memaksa Pitra untuk memberi tahu tentang jalan rumahnya dengan alasan mengancam Pitra untuk membully angel.
Pitra lantas tidak suka angel diapa apain langsung memberi tahu arah jalan rumahnya.
Membuat senyuman pahit yang terukir di wajah para."Dia siapa non"tanya supirnya dengan pandangan yang Masi fokus menyetir
"Kakak kelas,dan juga suami aku pak"ucap para sambil terkekeh geli
Supirnya itu hanya terkekeh sambil menggeleng geleng kepalanya.Para pun menoleh kearah pitra yang Masi tidak sadar
Ia memegang muka Pitra yang agak kurus itu dengen lembut
"Kakak tampan Dimata para"ucapnya sambil tersenyum lembut
"Para ingin tau tentang kehidupan kakak,para hanya khawatir dengan kakak beberapa hari belakangan ini kakak selalu saja terluka diarea muka, perut,dan lengan.""Para tau kok kak,kakak ga suka sama para tapi rasa suka para sama kakak tiada tanding melebihi rasa suka biasa"lirihnya
"Para hanya ingin kakak bahagia,
Sedikitpun para tidak pernah melihat Kaka tersenyum Jika melihat muka para,seolah Kaka benar benar benci sama para"lirihnya yang sudah berderai air mataIa ingin sekali memeluk tubuh Pitra yang bergoyang goyang akibat pergerakan mobilnya.
"Kakak udah mulai kurus"lirihnyaMobil itupun berhenti didepan rumah cream yang disebut oleh para tadi.
"Sudah sampai non"ucap supirnya Dan diangguki oleh para
Ia cepat cepat mengelap air matanya
"Tolongin saya bawa dia ke dalam ya pak"ucap paraMereka berdua pun membawak Pitra masuk ke dalam
"Loh ga dikunci"ucap para setelah mencoba membuka pintunya siapa tau dikunci.Setelah itu mereka pun menaruhkan Pitra ke kasur kamarnya
"Saya tunggu dibawah ya non"ucap supirnya Dan diiyakan oleh paraPara menaruh tasnya kemeja belajar Pitra,ia memutuskan untuk kebawah mengambil air hangat untuk mengompres hidung Pitra yang berdarah tadi.
Setelah itu ia kembali naik keatas
Ia menepi nepi kan rambut putra yang menusuk matannya
Dan mengelap seluruh mukanya dan hidungnya yang sedikit biru.Setelah selesai iapun menaruhkan kan kembali mangkuk yang berisi handuk kecil.
Ia menarik Snack diatas meja belajar Pitra supaya Pitra bisa makan setelah bangun.
Sebelum ia pergi ia sempat melihat kertas kertas yang ada dimeja belajar Pitra
'pencinta bulan''pencinta bintang '
'pencinta laut'
Para terdiam setelah melihat ada tulisan itu.
Dan setelah itu ia tersenyum
"Akan para ajak kakak melihat laut laut yang indah"ucapnya setelah itu ia menulis disebuah kertas kecil yang bergambar kelinci
'kita akan melihat laut dimalam hari,dan melihat bulan dan bintang yang indah diatas langit'Setelah ia menulis itu ia menaruhnya diatas meja dan memberikan tiga permen Kopiko sebagai pribies.
Bukan para jika tidak ada jajanan di dalam tasnyaSetelah ia mengambil tasnya dan keluar.
Dia menutup pintunya dan tersenyum tipis
"Para sayang kakak"lirihnya dan pergi dari sana.Disini dulu ya teman teman
Btw jangan lupa vote ya
Gratis sayang🙏😘

KAMU SEDANG MEMBACA
luka lama
Teen Fictiontentang seorang anak SMA yang dihajar dan dibully habis habisan sama teman sekelasnya karena menyukai perempuan yang sama dan pemenangnya adalah orang yang membulynya dia akhirnya mengalah.dia trauma dia benci cinta sampai dimana dia menemukan soso...