CHAPTER 20

38 3 0
                                    

Paginya disekolah SMA sariwijaya banyak sekali siswa yang berlari untuk memasuki kelas mereka masing masing. Ada juga yang terlambat memohon mohon dengan pak gerbang sekolah supaya dibuka pintunya,namun pak penjaga sekolah itu bersikeras untuk tidak memperbolehkan siswa yang terlambat untuk masuk dan memulai pelajaran di jam pertama.

Pitra yang melihat itu hanya terdiam.
Pitra yang pagi pagi sudah pergi kesekolah jarang sekali mendapatkan perlakuan seperti itu.

Karena lagi jamkos ia bermaksud untuk pergi kekantin untuk beli jajanan ringan,lagi pula ia belum makan dirumahnya karena tidak punya stok makanan apa apa.

Saat lagi milih milih makanan ia tidak sengaja berlanggat bahu dengan seorang cewek dan alhasil jajanan yang dipegang hanya jatuh.
Cewek itupun langsung mengambil makanan Pitra yang jatuh itu

"Eh-eh ma-maaf ya kak para ga sengaja"ucapnya yang membuat Pitra terdiam dan langsung memanggilnya
"Para ya"tanya pitra

Para yang Masi berjongkok itupun langsung menghadap keatas,matanya membola setelah ia tahu siapa yang dilanggarnya barusan"kak Pitra"ujarnya
                           ******
Setelah acara berlanggar langgar tadi Pitra pun mengajak para mengobrol sebentar dikantin,awalnya para menggeleng tapi kesempatan tidak datang diakhir,akhirnya iapun mengangguk.

"Kamu kenapa gamasuk kelas"tanya Pitra yang membuat para reflek menoleh karena tadi ia hanya diam menahan gugup.

"Jamkos kak,kakak jamkos juga"

"Iya,guru mapel pertama lagi sakit"

Para hanya ber"owh"dia
Keheningan terjadi diantara mereka berdua sampai dimana

"Aku mau nanyak"

"Aku boleh nanya ga kak"
Mereka reflek terdiam dan menghadap satu sama lain.

"Kakak aja dulu gakpapa"ujar para mempersilahkan Pitra untuk bicara dulu

"Yaudah,aku sebenarnya mau nanya siapa yang nolongin aku sampe dirumah aku,kemarin kalo gasalah aku gasadarkan diri dijalan"tanya Pitra yang membuat para terdiam

Para sebenarnya ia menanyakan hal yang sama"siapa yang membuat kakak ga sadarkan diri dijalan sepi sendirian dan sampe luka luka gitu"batinya

"Kak davit"jawab para

"Davit?"tanya Pitra

"Iya kak,kak davit yang nolongin kakak waktu itu ,dia gendong kakak dari sana sampe kerumahnya dan menelpon teman temanya dan menanyakan tentang rumah Kaka"
Jawab para

Memang benar jika davit yang menggendongnya dari jalan itu tapi ialah yang membawanya kerumahnya
Dan merawat Pitra hingga pulih.
Tapi ia tidak bisa berkata jujur tentang ini,ia tidak bisa.

"Kok dia tau tentang rumah aku"

Para hanya terdiam
"Ga-ga tau kak,dia tau dari mana"kikuk para

"Yaudah,aku mau bilang makasih Ama dia udah nolongin aku"ujar Pitra yang membuat para tersenyum tipis

Melihat gelagat para yang seperti ingin menanyakan sesuatu Pitra pun kembali duduk
"Kamu mau nanya apa"

Para yang memang ingin menanyakan sesuatu itupun langsung
Menghadap kearahnya
"Soal ini aku mau nanya serius"ucap para

"Iya serius"

"Kakak kenapa bisa sampe kesana,padahal masi jam sekolah"
Tanya para lantas membuat Pitra terdiam sambil memandanginya

"Bukan urusan kamu"jawab Pitra yang membuat para terdiam dan memegang dadanya

"Aku nanya demi kakak loh,aku khawatir sama kakak"

"Kamu siapa aku,aku bisa jaga diri sendiri,gausah nanti ngerepotin"

Disaat para ingin bicara Pitra lebih dulu pergi dari sana meninggalkan para sendirian
Ia tidak boleh egois,memang benar ia bukan siapa siapa Pitra ia tidak boleh bersikap seolah ia mengatur semua tentang Pitra.

Manik putih ia perlahan mengalir dari matanya
Para menangis.
"Kak Pitra beneran ga suka sama para"lirihnya
                       
                             *******
Tampa disadarin oleh para,Pitra merasa tersentuh dengan kalimat yang ia ucapkan tadi.

Ia berjalan memasuki kelasnya
Sepi.tapi ia melihat Vero dan angel yang Masi ada disana,mereka berdua bercanda dan bergurau ria
Pitra langsung duduk dikursinya dan melihat kursi yang dulu berjalan yang duduk disana,tapi sekarang kursi yang paling depan itu kosong karena orangnya sudah pindah sekolah,dengan alasan yang kurang meyakinkan.

BRAAAKK
pitra reflek menormalkan ekspresinya ketika Vero menghentakkan mejanya dengan begitu keras
"Hanya kita berdua kan"ujar Vero sambil ternyem remeh
Pitra menoleh kearah angel yang juga tersenyum remeh kearahnya

"Mau apa lagi"ujar Pitra dengan kikuk
Jujur badanya Masi terasa remuk dengan perlakuan Vero kemarin

"Gue mau Lo nembak cewe gue,kalo ia mau berarti dia milik elo,kalo ia nolak berarti Lo harus Nerima nasib Lo"ujar Vero yang membuat mata Pitra melotot

Apa apaan ini tidak masuk akal
Dia ada aja ingin membuat anak orang mati dengan perlakuannya
"Mainya kamu ga adil"ujar Pitra dengan kesalnya

"Lah,bukanya Lo cinta ama dia,udah diberi kesempatan malah disia siain"
Ujar Vero

Melihat muka angel saja ia sudah tau bahwa angel akan menolaknya mentah mentah
"Aku bakalan ditolak"
"Dia udah jadi milik kamu"

"Tuh lu tau,TAPI LO MASI AJA NGEJAR DIA,GUE GA BODOH YA,DAN SEKARANG GUE BERI LO KESEMPATAN,MAU GA LO ANJING"bentak Vero

Karena takut iapun hanya mengangguk
"Bagus"ucap Vero dengan semriknya

Tampa basa basi Pitra pun menghampiri angel
Angel hanya diam dengan menaikan alisnya
"Ada apa cupu"ejek angel
Pitra hanya menunduka kepalanya
Menarik nafasnya dalam dalam
Dan
"Aku suka sama kamu"ujar Pitra

Vero menahan tawanya dibelakang
Angel berdiri dihadapannya dan sedikit berjalan menghampiri Pitra dan membuat Pitra mundur dibelakang
"Lo nembak gue,gasalah?"tanya angel

"Emang,jujur,aku cinta banget sama kamu,Tampa alasan yang lain kamu cantik putih sempurna"ujar Pitra yang membuat Vero terdiam
Angel yang mendengar itu tertawa pelan
"Gue sempurna,tapi Lo ga"jawab angel yang membuat Pitra terdiam

"Omongan cewe emang sakit"batinya

"Dan,perasaan Lo kegue,gue harap Lo buang ya,gua jijik sama Lo"
Pitra hanya diam
Dia menggelengkan kepalanya tidak percaya dengan apa yang angel jawab
Vero yang dari tadi menunggu jawaban dari angel bertepuk tangan sekuat mungkin sambil tertawa ringan
"Bagus bagus"ucapnya

Jujur Pitra ingin menangis saat ini juga,dia terlanjur sakit hati
Cewe tidak tau diri,dimana rasa sopan santunnya

"Seperti yang gue omong tadi kalo Lo ditolak lo akan dapetin karmanya "

"Ga adil,kamu maksa"

Teman temanya Vero pun datang dan menyeret Pitra ke toilet
"Aku capekk dibully terus,tuhan tolongin aku"lirihnya

"Dan untuk terakhir kalinya gue minta Lo jauhin cewe gue"ujar Vero
Dan mereka pun menggebuk Pitra bergiliran Tampa ampun

Pitra yang badanya tidak setara dengan mereka hanya berusaha melindung area kepalanya dan meringis.
Karena terlalu banyak pukulan dan tendangan yang ia dapatkan ia akhirnya tidak sadarkan diri ditoilet itu.

Vero dan teman temanya pun pergi dari sana.

Tampa disadari para diam diam melihat semuanya ia menutup mulutnya tidak kuat menahan tangisnya ternyata benar kak Vero yang berbuat sejahat itu dengen kak pitra.

Para emang sengaja mengikuti Pitra dari tadi karena curiga dengan galagat Pitra.

#sampai disini dulu ya teman teman"*

                  Jangan lupa vote

           Gratisan ko bintanya😙

luka lamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang