dua puluh tiga

679 43 1
                                    

Haechan kini berada di kamar tamu rumah ten. Setelah kedua orang dewasa itu berbicara dalam perjalanan pulang mereka memutuskan untuk haechan tinggal di sana selama beberapa hari.

Haechan terduduk lesu di pinggir kasurnya tatapan taeyong pada beberapa jam yang lalu masih teringat jelas di benaknya.

Pintu kamar terbuka menampilkan hendry yang masuk membawa beberapa minuman alkohol. Setelah masuk dia mengunci pintu tersebut, takut mae dan daddy bocah itu melihat dia mengajak haechan minum bisa berabe nanti.

"Hehe,,liat hyung bawa apa?!" Hendry menunjukkan beberapa kaleng minuman itu mencoba membangun suasana haechan yang kini suram.

Hendry menaruh minuman itu di atas meja yang berada di kamar itu, haechan yang melihat itu berjalan mendekatinya dengan diam.

Hendry membukakan minuman untuk haechan dan untuknya.

"Chersee!"seru hendry.

Haechan meneguk habis minuman tersebut, kemudian membukanya lagi dan meminumnya lagi. Sedangkan hendry hanya diam memperhatikan adiknya itu kasihan.

Hingga kaleng minuman habis dengan haechan yang kini mabuk, bagaimana tidak jika 20 kaleng minuman yang di bawa hendry tadi hanya dia minum 2 kaleng selebihnya haechan yang menghabiskannya seperti orang yang sangat kehausan.

"Hiks...hiks..."suara tangis haechan terdengar membuat hendry tersenyum ini yang dia tunggu-tunggu sejak awal.

"Akhirnya. Menangis yang kencang biar hati mu lega."

Sebenarnya hendry sejak tadi terganggu dengan haechan yang hanya diam saat dalam perjalanan hingga sampai rumah tadi. Tangisannya tak terdengar bahkan tak berkata apa-apa sejak tadi membuat hendry justru khawatir.

"H-hyung hiks...hiks... eomma pasti benci aku kan?"tanya haechan dengan wajah yang kini memerah dan air mata mengalir deras.

"Echan kan gemesin eomma gak mungkinlah benci haechan."

"Ta-tapi hiks eomma tadi hiks...hiks menatap echan begini." Haechan menirukan tatapan taeyong yang sejak awal mengganggu pikirannya itu.

Melihat haechan yang menirukan taeyong dengan air mata yang sempat dia hapus terlebih dahulu membuat hendry hampir tertawa saking gemasnya melihat adek gembulnya itu.

"Perasaan kamu aja itu, eomma kan sayang banget sama kamu."

"Uwahhhh....h-hyung bohong hiks eomma ta-tadi bahkan marahin e-echan."

"Marahkan bukan berarti gak sayang. Hyung sering di marahin mae, klo gitu brarti mae gak sayang hyung?"

Haechan menggeleng keras, hendry tersenyum merentangkan tangannya untuk memeluk adiknya itu.

"Sini hyung peluk."

Haechan mendekati hendry dengan air mata yang telah mengalir deras. Memeluk erat hendry menyalurkan semua kesedihannya, hendry mengusap punggung adiknya itu hingga suara tangis tak terdengar lagi.

Haechan tertidur dengan posisi masih dalam pelukan, hendry kemudian mengangkat haechan untuk tidur di atas kasur.

🐶🐻

Jeno menatap datar monitor di depannya sedangkan mark yang di sebelahnya menatap satpam rumahnya.

"Kenapa bapak gak bilang kalo cctv-nya rusak?"

"Maaf tuan muda, saat saya ingin melapor langsung kemarin rumah kosong dan nona karina menawarkan diri memberi taukan pada nyonya atau tuan. Jadi saya pikir dia sudah memberitahunya."

FIGHT×NOHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang