sepuluh

1.1K 66 0
                                    

Siang hari renjun dan haechan berada di bawah pohon besar di dekat danau yang masih di daerah univ. Mereka niatnya ingin menyelesaikan tugasnya segera setelah itu baru mereka akan istirahat dan pergi bermain. Namun hasilnya kanvas renjun terdapat coretan abstrak yang sebenarnya pemiliknya itu juga tak tau apa yang sdang dia lukis, sedangkan haechan kanvasnya benar2 masih bersih padahal mereka berdua sudah berada di sna kurang lebih 1 jam-an.

"Arghh!! Gak bisa gue, gak ada ide." Haechan menjambak rambutnya kesal kemudian membaringkan dirinya disna beralasan rumput.

"Perasaan tadi gue mau gambar sesuatu ya, kok malah lupa lagi."

"Aha. Gimana klo kita makan dulu? Mungkin setelah makan ide kita muncul kembali."

"Males jalan chan, udah bagus nih pewe gue. Lo beli gih gue titip."

"Aelah gak suka nih gue kal-"

"Gunting, batu, kertas!!"seru renjun memotong ucapan haechan. Renjun mendadak mngajak suit haechan yang berujung dengan haechan yang kalah karena belum sepenuhnya siap.

"Curang lo!"

"Udah kalah, terima aja kali."

Akhirnya mau tidak mau haechan pun berdiri untuk membeli makanan yang di pesan renjun sebelum dia pergi. Setelah kepergian haechan, renjun membaringkan tubuhnya di atas rumput melihat keatas seakan menerawang bagaimana cuaca dan perasaannya saat ini.

Dia teringat pembicaraannya dan jaemin saat di taman, dia tak tau pasti apa yang di ucapkan jaemin kejujuran atau kebohongan lagi? Dia takut jika dia mempercayai itu lagi tapi ternyata hanya kebohongan seperti yang lalu. Dia blum siap terluka lebih dalam lagi sekarang.

"Oo...moon renjun?!" Renjun terkejut saat melihat wajah perempuan yang sedang tunduk menatapnya membuatnya segera bangkit dari tidurannya.

"Myoi mina?"

Mina tersenyum melihat renjun yang ternyata masih menggubrisnya karena pikirnya renjun juga akan menjauhinya sejak melihat dia bersama dengan jaemin di perpus kota tempo hari.

"Kamu sndirian di sini?"

"Nggak, sama temen lagi beli makanan orangnya."

"Aku boleh duduk di sebelah kamu gak?"

Rnjun mengangguk mempersilahkan mina duduk lagian ini juga tempat umum dia tidak berhak melarang orang untuk duduk di situ bukan.

"To the point aja, ren. Kamu suka sama jaemin atau enggak?"tanya mina menatap renjun yang ada di sampingnya kini menatap danau itu.

"Aku udah tau kamu datng pasti karena masalah jaemin." Renjun tertawa kecil membuat mina terdiam. "Aku sama dia udah gak ad hubungan apa2, kalo kamu suka sama dia sil-"

"Tunggu-tunggu, suka? Kamu bercanda ngapain aku suka anak bunda itu." Renjun menatap mina heran jika bukan tentang itu kenapa dia bertanya seperti itu kepadanya.

"Jaemin itu masih sodara aku."

"Hah?"

"Iya, ayah jaemin itu adiknya mama aku. Sebenarnya sih gak banyak yang tau soal ini lagian gak penting juga."

"Aku cuman mau mastiin perasaan kamu sma jaemin gimana. Soalnya telinga aku sakit tiap pulang rumah tuh bocah ngerengek di bunda mulu soal kamu."

"Kamu tinggal di rumahnya?" Mina mngangguk.

"Sebenarnya sih aku mau nyewa apart di dekat kampus tapi, bunda marah katanya kaya gak punya keluarga aja segala tinggal di apart. Jadi aku berakhir di rumahnya dan selalu dngar bacotan anak bunda itu." Renjun diam mendengar mina dengan seksama.

FIGHT×NOHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang