Darah menetes di tanah haechan membulatkan matanya melihat karina dan juga jeno.
Ya jeno yang sejak tadi mengikuti haechan dari belakang niatnya ingin lari-lari pagi tapi karena melihat haechan niatnya di undur dan memilih mengikuti haechan yang anehnya keluar di pagi-pagi buta.
Kini tangan jeno menggenggam pisau yang karina arahkan kepada haechan hingga membuat tangan jeno mengeluarkan darah yang lumayan banyak hingga menetes di tanah.
Haechan kemudian mendekati karina dan memiting leher karina membuat sang empuan kesulitan bernapas dan pingsan.
"Aku udah telpon polisi tadi."
Haechan melepas cardigannya dan merobeknya kecil lalu membalut luka di tangan jeno agar tak mengeluarkan banyak darah lagi.
"Maaf karena lindungi aku kamu jadi terluka."
"Gak papa."
"Tap-"
Polisi datang melihat karina yang terkapar di tanah membuatnya melihat kedua pemuda itu heran.
"Dia cuman pingsan. Tangan saya terluka karena mencoba menahan pisau yang dia arahkan ke teman saya." Jeno mengusap kepala haechan yang menunduk menghadapnya karena menyembunyikan air matanya.
Entah mengapa semenjak dia tau jeno selalu berdiri di sampingnya entah dalam keadaan buruk maupun saat dia bahagia, membuatnya sekarang lebih cengeng ketimbang dulu ketika dia merasa benar-benar sendiri dan berusaha agar tetap kuat walaupun sebenarnya dia sudah sangat rapuh.
"Baik! Kalau begitu kalian harus ikut saya ke kantor terlebih dahulu untuk saya mintakan keterangan lebih lanjut."
Haechan menghapus air matannya kemudian melihat polisi tersebut.
"Bisakah saya ke rumah sakit terlebih dahulu? Nanti saya akan menyusul anda ke kantor polisi."
"Apa anda terluka juga?"
"Tidak, tapi tangannya butuh penanganan terlebih dahulu."
"Baiklah mari kami akan mengantar kalian ke rumah sakit terlebih dahulu kemudian kalian bisa menyusul kami nanti ke kantor."
Jeno dan haechan mengangguk.
Sesampainya di rumah sakit tangan jeno langsung di beri penanganan oleh dokter yang sedang bertugas.
Setelahnya mereka menuju ke kantor polisi yang sudah di beritahu oleh polisi tadi. Sesampainya disana karina telah sadar dan duduk di depan polisi dengan tangan di borgol.
"Kalian silahkan duduk."
Karina melirik kedua orang itu sini.
"Aku duduk disini."ucap jeno saat melihat haechan ingin duduk tepat di samping karina.
Haechan hanya mengangguk kemudian duduk di kursi kosong di samping jeno.
"Jadi bisa kalian jelaskan kejadiannya pada kami."
Haechan kemudian mengangguk dan menceritakan semuanya pada polisi tersebut.
Hingga taklama datang suho bersama pengacaranya.
"Anda wali dari perempuan ini?" Ketiga orang yang sedang duduk itu berbalik melihat siapa orang itu. Hingga karina berdiri terkejut ternyata orang tersebut adalah papanya.
"Pa-"
Plak
"Dasar anak bodoh bukankah sudah ku bilang yang melakukan hal-hal yang bodoh lagi?!"
"Saya ingin berbicara dengan korbannya."
Polisi itu menunjuk haechan dan jeno bersamaan.
"Jeno? Haechan?" Keduanya mengangguk. Hingga merekapun akhirnya berbicara dan memutuskana tidak memperpanjang masalahnya. Suho pun memohon agar keduanya tak menceritakan masalah ini pada keluarganya karena itu akan sangat bahaya untuk perusahaannya yang sedang di ambang kebangkrutan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGHT×NOHYUCK
Romance"Gue baikan sama dia? gak akan, kecuali dia yang duluan minta maaf!!"-Haechan "Minta maaf? sorry yah, ngapain gue minta maaf klo gue aja gk salah!!"-Jeno