20(Bingung)

29 11 16
                                    

Semakin rumit dengan tidak adanya bukti yang kuat dan juga keterangan saksi yang tidak akurat pun menambah masalah, di ruangan introgasi bagian monitor sanh detektif wanita itu di marahi oleh kepala polisi

"Setelah acara konferensi pers kamu bilang hanya ada bukti ini saja? Dasar bodoh memalukan" oceh kepala polisi pada detektif wanita yang terlihat sedang berfikir

"Saya akan tuntaskan kasus ini pak dengan hati-hati" ucap sang detektif hormat lalu pergi begitu saja

Setelah berbincang dengan pengacara dang kepala sekolah mereka membebaskan kepala sekolah, tampaknya kepala sekolah orang yang pintar tidak bisa didesak bahkan dalam keadaan ini ia sangat tenang.

"Maaf atas semuanya yang sudah terjsdi pak, lain kali saya akan berkunjung dengan bukti yang sangat kuat" ucap sang detektif wanita dengan anggukan perpisahan

Dengan laptop yang ada di hadapannya sang detektif membaca kasus lalu mulai dengan hal kecil, kadang kita sudah lupa bahwa hal besar akan terjadi dari hal-hal kecil yang disusun rapi.

Di ruang rapat

"Putri, Victor, Al Vino, ketiga korban adalah murid yang mendapat boneka bully itu yang dikatakan oleh Putri kepala polisi Cloe yang merupakan saksi yang menemukan korban Al"ucap Detektif wanita di hadapan seluruh tim penyelidik kasus ini dan juga kepala polisi

"Ini rekaman hari dimana Victor meninggal, dan di rekaman ini Putri tertangkap kamera Cctv yang jauh, dia ada di lokasi kejadian hari itu, kemudian esoknya ia meninggal bunuh diri, menurut Cloe tidak ada tanda-tanda Putri akan bunuh diri, ia anak yang pemberani dan kuat, selama ia dirundung ia melawan tidsk terlihat seperti siswi yang akan melakukan bunuh diri" Jelas Bianca sang detektif

"Jadi maksudnya Putri adalah korban pembunuhan juga?" Tanya detektif junior di hadapanya di ruang rapat

"Siapa yang bunuh dan untuk apa?", tanyanya lagi sembari mengetuk pelan kepalanya dengan pulpenya

"Coba menurutmu siapa?" Tanya sang detektif wanita pada detektif junior itu

"Aku tau, Pelaku pembunuhan Victor yang membunuh putri, karena Putri adalah saksi mata" Ucapnya

"Tepat sekali" detektif wanita ktu menjentikan jarinya

"Dari luka yang sama ditemukan di korban A itu pembunuh yang sama dengan V, Kemungkinan besar A adalah saksi selain P" ucap sang detektif

"Ini pesan terkahir dari saksi mata yang akan saya temui kemarin namun tidak jadi sebab ia tak datang, salah satu siswa atau siswi di SMA Cahya bakti" ucap sang detektif mengarahkan foto di monitornya lebih besar

"SAYA SAKSI MATA PEMBUNUHAN DI SEKOLAH, LINDUNGI SAYA ATAU SAYA AKAN BERAKHIR SEPERTI MEREKA YANG MENGETAHUI"

"Seperti mereka yang mengetahui?"

"Korban-korban adalah saksi, kita harus cari saksi terlebih dahulu" Ucap kepala polisi

"Hubungi dia sang saksi mat" Ucap kepala polisi

"Dia memakai handphone sekali pakai tidak bisa menghubungi " Ucap sang detektif wanita

"Kayla lagi-lagi datang ingin menyerahkan diri" ucap &H  seorang yang datang membuat kepala polisi sangat prustasi

Di ruang introgasi

"Kayla saya sedang melakukan investigasi, kamu tunggu sampai semua membaik dan lakukan tanggung jawabmu, jika kamu mengaku sekarang kita tidak bisa tangkap siapa yang melakukan itu pada Victor dan vino serta putri, saya tau kamu salah tapi tidak sepenuhnya salah kamu,kita harus cari penjahat itu mengerti Kayla, bisakah kamu mendengarkan saya dsn kembali lagi nanti" ucap detektif wanita kepada kayla lalu kayla mengangguk

Anak-anak itu bagaikan kertas kosong dan orang tua adalah penanya, menjadikannya tulisan yang rapi atau mencoret-coretnya saja itu adalah tugas pulpen



The Bloody Pen ( SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang