8) Para saksi dan polisi (2)

42 17 20
                                    

Di ruang interogasi yang sunyi, detektif wanita itu memegangi kepalanya yang sangat ingin meledak sebab kelakuan dari anak-anak yang membuatnya tidak bisa berkata-kata apapun.

"Kayla"  detektif wanita itu menuliskan nama di bukunya, lalu menatap ke arah kayla yang sudah menggigiti kuku di Jarinya, kemudian detektif itu melirik ke sisi kanan kayla.

"Zahra?" "Kemudian ia menarik nafas dan melirik Sisi kiri kayla.

"Dan Cloe" detektif itu melempar pulpennya pelan lalu memejamkan matanya, kemudian menarik nafas panjang.

"BRANKKKKKKK" satu gerbakan berhasil membuat mereka bertiga terkejut

"Kalian bertiga kesini hanya untuk duduk dsn diam, membuang waktu saya, apa tidak punya kata yang ingin di ucap?" Detektif itu berdiri lalu menghadap ke arah mereka bertiga.

"Salah satu dari kalian diam di sini dan dua lainnya pergi keluar, ini bukan tempat bermain yang bisa di akses semua orang"

"Mengerti "

Detektif itu marah sebab ke tiga anak itu tidak mau di interogasi sendiri sedangkan saat di dalam ruangan introgasi tidak ada yang ingin bicara sama sekali

"Crakkk", pintu ruang interogasi terbuka, seseorang baru saja datang dengan cepat ia menuju ke arah kayla.

"Prakkkkkkkk" satu tamparan berhasil lolos di pipi kiri kayla, ia terkejut dan memegangi pipinya, Zahra ya mengerti langsung menghadang sang ayah kayla yang sangat marah itu.

"Paman maaf jangan lakukan ini", zahra berdiri di hadapan kayla.

"Kayla PULANG SEKARANG" ayah kayla menarik lengan kayla namun di hempaskan oleh sang anak

"Gak aku gak mau nutupin lagi pah, aku mau menyerahkan diri"
Ucap kayla membuat sang ayah ingin menamparnya lagi tapi di tahan oleh sang detektif

"DETEKTIF AKU MEMBUNUH VICTOR" Suasana yang penuh tanda tanya mengisi ruang introgasi, seorang polisi lainya memasuki ruangan yang hampir meledak oleh kedua ayah dan anak itu.

"Pah aku gak mau pulang" Kayla menangis ketakutan

Saat hendak menghentikan kayla dsn ayahnya detektif itu di halang oleh kepala polisi,

"Ada apa pak ia baru saja mengaku" ucap dang detektif namun sang kepala polisi melarang, entah afa hubungan apa antara ayah kayla dsn kepala polisi sehingga seorang kepala polisi tak berkutik di hadapannya.

Saat ini hanya tinggal Cloe seorang diri, yang merupakan saksi lainya yang memang saat itu ingin di kunjungi oleh sang detektif.

Di ruang introgasi yang sempit cloe mengatakan sesuatu hal kepada detektif.

"Bisakah ini gak di rekam, aku mau ngomong sama detektif bian aja berdua, penting" Cloe menatap kaca yang membatasi antara dirinya dengan orang lain yang sedang memantau.

Paham akan kegelisahan sang saksi mata, Detektif Bianca menyiaratkan agar pembicaraan mereka tidak di rekam.

"Aku mau memberikan ini detektif" Cloe memberikan satu flashdisk kepada sang detektif, kemudisn sang detektif mengambilnya

"Jangan sampai Hello Kitty tau, atau kami akan celaka, detektif tolong cepat tangkap dia" Cloe memandang sang detektif menunggu jawaban, namun sang detektif sangat paham dan hanya mengangguk, setelah introgasi selesai detektif dsn Cloe keluar ruangan yang sudah di tunggu oleh seseorang di sana.

"Gabriel" Cloe terkejut saat ada gsbriel di sana

"Cloe lo ga ppa, ayok kita pulang" Gabriel mengulurkan tangannya yang fi sambut baik oleh Cloe

The Bloody Pen ( SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang