4)korban 2

112 38 79
                                    

Investigasi hari kedua sedang di lakukan, sekolah dan kepolisian menginterogasi kami mu6 dari kami di tanyai oleh kepolisian, dengan dampingan dari guru BK pak Faris dsn juga ibu Jane, semua kesaksian telah di catat dan membantu kepolisian, tak ada hal yang bisa kami katakan selain kesedihan.

Aku merasa seolah suara kami terbungkam dengan mainan boneka hello kitty, apa bedanya kita dengan orang jahat yang menjahit mulut temannya sendiri. Aku kembali ke ruang Bk dengan tergesa, nafas tersengal-sengal menatap polisi wanita dan polisi yang hampir pergi di pintu ruang BK.

"Veronica ada apa nak?" Tanya ibu Jane padaku yang tampak kelelahan berlari menuju mereka.

"Ve mau cerita suatu hal yang mungkin membantu bu," tegas nya

Kedua polisi itu menganggukan kepala dan menutup ruang BK, memulai satu pertanyaan dan pertanyaan lainya untuk Veronica.

"Siapa namamu?" Tanya Polisi wanita yang sedia dengan pulpen dan buku kecil di tanganya, bukanya menjawab Ve gagal fokus dengan Pulpen di tangan polisi itu.

"Ve di jawab nak" ucap Bu Jane menepuk tangan kiri Veronica

"Veronica" jawabnya

"Apa yang ingin kamu ingin katakan sebelumnya, saya akan mendengarkan" ucap polisi lain di hadapannya.

Ve melihat ke sekeliling ruangan, memastikan tak ada seorangpun melihatnya, Ve mulai menarik nafasnya dan memulai penjelasannya.

"Saya anak baru di sekolah ini tapi, saya sudsh hampir tau semua yang terjadi, sebenarnya di sekolah selama ini mereka ..."

Ve menjelaskan semua yang ia ketahui pada polisi dan semua orang yang ada di sana, Kepolisian mulai memikirkan banyak hal dan merasa berterimakasih atas pernyataan Ve, Bu jane sangat terkejut dengan semua yang di katakan Ve, begitupun Pak Faris.

Di waktu yang sama seseorang memperhatikan pintu ruang BK

"Veronica kenapa lo merumitkan keadaan,sial" Ucapnya lalu berjalan menuju kelas dari lorong ruang BK.

Atap sekolah sudah di tutup agar semua orang tak bisa naik dan merusak TKP namun bagaimana bisa dua anak ini bisa di sana, Cloe berjalan sembunyi lewat pintu dari tangga yang tak pernah di lewati menuju atap sekolah, Kayla mengikuti Cloe yang tampak mencurigakan. Cloe ingin memasuki gudang namun ia di hentikan oleh Kayla.

"Cloe lu udah gila ya?" Kayla menarik lengan Cloe

"Gw cuma mau memastikan satu hal"ucap cloe menghempaskan genggaman kayla.

"Masuk aja kalau kalian mau jejak kaki kalian ada di TKP dan menjadikan kalian TERSANGKA NYA" Kalimat yang terdengar seperti peringatan namun lebih terdengar seperti ancaman terlontar dari seorang polisi wanita yang datang dari arah belakang mereka, membuat Cloe menghentikan langkahnya.

"Silahkan" Polisi wanita itu menyiratkan untuk mereka agar masuk, namun mereka hanya diam saja, Cloe pergi meninggalkan tempat itu dengan Kayla.

"Rasa penasaran anak-anak memang sangat besar, itu yang membuat mereka jatuh kedalam lubang yang menurut nya tak bahaya".
Ucap polisi wanita itu kemudian di hampiri oleh 2 polisi lainya.

"Komandan" mereka segera mendekat.

"bughh Baghhh" pukulan satu ke satu lainya mendarat di kepala mereka menggunakan buku

"Aghhh " mereka memegangi kepals mereka kesakitan.

"Jangan sampai TKP tidak terjaga, hsmpir aja anak-anak tadi merusaknya"Tegas polisi wanita itu yang tengah menggunakan sarung sepatu dan sarung tangan.

"Siap Buk" ucap mereka lalu memberikan hormat padanya, polisi wanita itu hanya bisa menggelengkan
Kepalanya pada kedua juniornya yang ceroboh itu.

Memasuki gudang yang kumuh itu ia berjalan melangkahi darah-darah yang masih tersisa, setiap sudut ia telusuri sampai ia menemukan darah di rak besi tempat peralatan olahraga di tempatkan, mulai lah ia membayangkan kejadian yang terjadi, dari barang-barang sekitar yang tampak tersusun rapi di bagian lain, hanya berantakan di satu sisi yaitu sisi sang korban di temukan, tempat ini memang tampak kumuh namun dari susunan tempat tampak rapi, bagian teracak hanya di bagian korban di temukan, hanya dengan tenaga kecil saja keranjang bola basket yang penuh dsn tinggi setinggi 100cm tidak akan bergeser terlalu jauh, jika hanya tertabrak sedikit lalu jatuh, terus saja ia memikirkan kejadian yang ada di pikirkan nya.

The Bloody Pen ( SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang