5)Salam kenal Pembunuh,Aku Saksi Mata

45 21 25
                                    

Sekolah berjalan seperti biasanya, seluruh wali murid menolak agar sekolah di tutup, sekolah SMA Cahya Bhakti adalah sekolah yang sangat terkenal dengan siswa dan siswi prestasi, jika sekolah selalu di liburkan akan mengganggu bagi orang tua murid.

"Bagaimana bisa sekolah tidak menanyakan kabar tentang Victor yang hilang selama 3 minggu?" Tanya Detektif pada para guru yang ada di sana termasuk wali kelasnya yaitu ibu devina.

"Victor ngirim surat izin sakit ke sekolah karena udah 1 minggu gak sekolah maka dari itu saya wali kelasnya datang kunjungan kerumahnya, tapi" bu devina menjelaskan dengan hati-hati

"Orang tua Victor tidak ada ia hanya tinggal dengan nenek yang sudah pikun juga, saat saya tanya beliau tidak ingat punya cucu bahkan, maaf ini kesalahan saya, saya sebagai wali kelas merasa tidak becus", bu devina membungkukkan bahunya sembari meneteskan airmatanya menangisi kecerobohannya.

"Surat itu di kirim tanggal berapa? Dan siapa pengirimnya?" Polisi semakin bertanya-tanya

"Sebentar pak bu, saya ambilkan suratnya" bu devina membuks lacinya dan mencari kesana-kemari dan akhirnya menemukan surat itu.

"Ketikan? Bukanya surat izin tertulis?" Tanya Polisi lagi

"Sekarang sudah ketikan semua bu", bisisk junior detektif.

"Yang bertanda tangan Tridewi" Detektif itu membacakan.

"Itu nama sang nenek korban" jelas bu devina selaku wali kelas Korban

"Bim Hubungi yang bertugas menemui keluarga korban suruh mereka semua kumpul malam ini". Perintah sang komandan perempuan itu

"Siap dan" sang junior bima pun langsung menuju depan ruangan dan mulai menghubungi mereka.

"Terimakasih atas kerjasamanya saya pamit" detektif wanita itu bergegas setelah mendengar semua kesaksian.

Seorang pembunuh melihat polisi itu pergi dan tersenyum.

"Aaaaakkkkkkkkkkk"
Suara teriakan dari ujung lorong membuat sang pembunuh menoleh ke arah suara dan di ikuti oleh polisi wanita yang hampir berjalan jauh dan 2 rekannya bergegas lari ke tempat suara tertuju.

"BONEKA HELLO KITTY" Ada banyak boneka hello kitty di semua loker siswa dan siswi yang ada di sana.

"Ada apa?" Tanya polisi itu pada semua orang yang tampak ketakutan , di hampirinya boneka yang ada di loker beberapa orang itu dan ia mengambilnya

"Apa ini, permainan apa yang kalian lakukan?" tanyanya.

Tak ada yang ingin menjawab, saat Veronica ingin bersuara, Gabriel bersuara terlebih dahulu.

"Tidak ada apa-apa, teman saya tadi hanya terkejut ada tikus di lorong ini" jelas Gabriel, sembari menatap teman-temannya yang di beri anggukan pada seseorang wanita yang berteriak tadi.

Dengan kecurigaan polisi itu ingin bertanya lebih lanjut tapi bell telah berbunyi

"KRINGGGGGGGGGGG",

"Maaf bu sudah waktunya masuk kelas"

"Semuanya balik kelas kalian masing,-masing" Gabriel membuat mereka menuruti semua kata-katanya.

Mereka semua pun pergi meninggalkan polisi tersebut.
Di ruang kelas sang pembunuh memperhatikan polisi itu dengan senyumnya.

Kayla tampak muram, ia selalu melamun sendirian dan semua orang mulai membahas kejadian putri dan victor, semua orang menyalahkan Kayla, bahkan ada yang mengirimi kayla pesan pembunuh.

Kayla berjalan menuju taman belakang dan menatap atap sekolah, ia mendudukan dirinya dan menutup wajahnya, ia menangis sejadi,-jadinya, menahan agar suaranya tak terdengar, seseorang memandangi wanita itu dari kejauhan ia merasa bersalah pada wanita itu.

The Bloody Pen ( SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang