7(Para saksi dan Polisi)

41 19 23
                                    

Setelah hari ini mereka mendapatkan hasil penyelidikan yang tidak sesuai harapan, Detektif wanita itu merasa geram dan merasa harga dirinya hilang sebab di permainkan oleh seorang pembunuh kecil.

"Buat surat panggilan kesaksian untuk para siswa dan siswi yang menemukan Korban A" perintah komandan detektif wanita itu pada para rekannya.

Selama penyelidikan tak ada satupun jejak yang di tinggalkan, semuanya bersih dan tak tertinggal barang bukti apapun, sidik jari bahkan apapun. Tampak seperti seorang profesional namun di sekolah, siapa yang bisa masuk sekolah selain siswa dan siswi serta guru-guru.

"Cctv sekolah tidak bisa di akses, semua rekaman hilang buk" ucap seseorang dari telepon, mendengar pernyataan itu detektif wanita memikirkan suatu hal.

"Orang yang bisa menghilangkan semua jejak di sekolah pasti orang yang berkuasa, Kepala sekolah?" Curiga terus saja mengelilingi pikiran detektif, dengan kesadaran penuh dan pikiran yang bercampur ia menuju ruang kepala sekolah kesekian kalinya.

"Selamat siang pak kami dari kepolisian" perkenalkan terus berulang berapa kali sebelum hari ini, kepala sekolah yang merupakan ayah dari Zara mempersilahkan mereka duduk, dan menyiaratkan Zara untuk pergi dari ruangan yang kebetulan ia ada di sana saat itu.

"Silahkan duduk" ucap kepala sekolah

"Saya yang bertanggung jawab atas kejadian pembunuhan baru-baru ini di sekolah, bisa bapak jelaskan bagaimana cctv tidak bisa di akses?" Tanya wanita itu pada kepala sekolah

"Saat kejadian cctv sedang rusak sepertinya rekan kami sudah mengkonfirmasi kan " ucap kepala sekolah

"Bagaimana di atap sekolah?" Wanita itu bertanya lagi

"Bukankah kalian bisa langsung tanya pada pihak pekerja keamanan cctv? Agar lebih jelas" ucap kepala sekolah lalu meminta agar mereka meninggalkan ruangannya sebab ia akan ada rapat dengan komite kekerasan di sekolah dan para guru-guru.

Begitu tak mendapatkan apapun detektif wanita itu semakin curiga dengan kekuasaan yang di miliki oleh kepala sekolah yang bisa saja ia memanipulasi cctv dan bukti untuk menyelamatkan dan menutupi kesalahan seseorang yang sangat penting.

Siapa yang ingin dia lindungi?

Ruang interogasi

"Selamat sore dengan Cloe?" Tanya Detektif wanita di hadapan Cloe yang hadir di panggilan kesaksian untuk kejadian Alvino kala itu, Cloe tampak sedikit tegang dan ketakutan, Gabriel yang menunggu Cloe pun tampak sedikit gelisah sebab Cloe agak sedikit berbeda dengan yang lain, ia akan kebingungan jika sedang tegang.

"Apa benar kamu ke sana hanya untuk mengambil kanvas dengan teman-temanmu?" Tanya detektif wanita itu padanya.

"Iiya Benar" jawab Cloe

"Siapa saja yang ada di sana?" Tanya detektif itu lagi

"Kayla dan Zara" jawab Cloe

"Bagaimana bisa kamu terjatuh di atas korban?" Tanya Detektif membuat Cloe sedikit terdiam dan kebingungan sehingga ia mencongkel kuku-kuku nya sendiri.

"Apa ada yang kalian sembunyikan?"
"Apa kalian tidak ke sana untuk kanvas?"
"Siswi Cloe tolong di jawab"

Detektif itu memperhatikan wajah tegang dari Cloe.

"Silahkan minum dulu gak perlu tegang" ucap detektif lalu mempersilahkan cloe minum.

"Saya dan teman saya hanya ingin mengambil kanvas dan saya tersandung hingga jatuh ke atas Vino yang sudah meninggal seperti itu" Cloe menutup wajahnya kemudian ia menangis mengingat kejadian mengerikan kala itu.

The Bloody Pen ( SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang