24 - Cardale bebas pengawalan

221 36 18
                                    

*
*
*

* * *

Elise berusaha menenangkan pikirannya. Namun pola mawar khayalan itu kembali membayangi benaknya sebelum memudar seutuhnya.

'Hufft, kepalaku terasa pusing.'

Tangannya bergerak, memijat pelipisnya pelan untuk memberikan perasaan rileks. Namun pandangannya yang mengabur tidak bisa terfokus dengan baik.

"Kau... baik-baik saja?"Raymond yang melirik gelagatnya, bertanya khawatir.

"Iya, aku baik-baik saja. Hanya sedikit... mabuk perjalanan."

"Sepertinya jalan yang kita lewati tidak semulus jalanan sebelumnya. Roda kereta terdengar bergerinjal kasar dan sesekali menciptakan guncangan. Jika sulit bertahan, kau bisa berpegangan padaku, Elise."

"Tidak, tuan Marquis muda. Terima kasih untuk tawarannya."

Elise menggeleng pelan, menolak halus usulan Raymond. Keretanya sebentar lagi akan segera sampai, tidak masalah untuk mencoba bertahan sedikit lagi.

Tidak lama kemudian, kereta itu tiba di gerbang istana kekaisaran.

Raymond keluar kereta terlebih dahulu, membungkuk sedikit sambil mengulurkan tangannya untuk Elise. Elise yang menerima uluran tangan itu mencoba bangkit dari kereta.

Namun, tiba-tiba saja kakinya terasa lemas, dan tubuhnya terhuyung. Elise kehilangan keseimbangan, tersaruk, sebelum terjatuh kembali ke kursi kereta.

Pandangannya serasa berputar. Ia juga tampak kesulitan mengatur napas. Korset yang terlalu ketat mendekap tubuhnya erat hingga menyesakkan dada dan membuat paru-parunya seakan tercekik dan histeris mencari oksigen.

"Elise, kau tidak apa-apa?"

Raymond kembali melangkah masuk ke dalam kereta, ekspresi kekhawatiran merambati wajah tampannya.

"Sepertinya kau mengalami mabuk darat yang parah, kau mau istirahat sejenak? Aku akan tetap di sini sampai kau merasa tenang."

Elise mengatur napasnya, melalui jendela yang terbuka ia memalingkan pandangan sebelum melotot kaget saat mendapati pemandangan Gerhard dan Fritz yang baru saja turun dari gerbong kereta lain.

Seketika, Elise menggelengkan kepalanya.

"Tidak, kita tidak boleh... terlambat, tuan Marquis muda."

Persiapannya sudah sejauh ini!

Ia tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan yang ada.

Elise berjalan keluar dari keretanya, sambil meregangkan kakinya yang gemetaran. Sementara Raymond masih menatapnya dengan sorot khawatir yang begitu jelas.

"Maaf, aku pasti merepotkan, ya?"

"Tidak, Elise. Tolong jangan salah paham dulu. Aku beritahu ya, kapanpun kau merasa tidak nyaman, jangan sungkan untuk memberitahu dan bergantung padaku."

"Baik, tuan Marquis muda."

Sempat-sempatnya Elise terkekeh kecil sebelum mengangguk patuh. Namun, Raymond masih diam di tempat semula dan menatapnya dengan saksama.

I'll make you Break (NOVEL TERJEMAHAN, R19+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang