14 - Elise🥺

289 29 4
                                    

*
*
*

* * *

Tubuh Elise kontan bereaksi lebih cepat daripada pikirannya. Saat ia mengenali pemilik suara itu, tenggorokannya tercekat.

Elise pernah mendengar kabar bahwa lelaki itu mengikuti pelatihan di akademi. Setahun berselang Elise tinggal di kediaman Count ia belum pernah melihat kehadiran sosok itu. Tapi, hari ini kenapa lelaki itu ada di kediaman ini?

"Masuklah."

Pintu berayun terbuka, dan suara seseorang berjalan ke arah mereka dari belakang terdengar mendekat. Tubuh Elise kontan menegang.

"Oh, ada tamu? Siapa... tunggu, bukankah itu si pendek rambut perak?"

Mengenali Elise dalam waktu singkat, lelaki itu melesat cepat dengan langkah lebar, ia membungkuk dan mengamati wajah Elise.

Tak lama kemudian, lelaki dengan sorot mata melebar itu menyeringai, memperlihatkan giginya.

"Sebentar, coba kuingat-ingat lagi. Siapakah ini?"

"...."

Bertindak pura-pura berhasil mengingat sesuatu, lelaki itu menjentikkan jarinya. "Sekarang aku ingat, kau, anjing kecilku rupanya."

Fritz Schuvan.

Dulu kakaknya yang bengis dan kejam itulah yang selalu menerornya setiap malam dalam hidupnya.

Elise tidak bisa melupakan kenangan mengerikan saat Fritz memukuli seekor anak anjing sampai mati di depan matanya saat ia masih kecil.

Ketakutan terpendam yang telah terkubur dalam dirinya sejak bertahun-tahun lalu menerobos ketenangannya dengan jelas, menyelimuti diri Elise seutuhnya.

"Hei, sudah lama tidak bertemu, harusnya kau menyapa kedatanganku, anjing kecil!?"

Sepasang bola mata ungu milik Fritz, mirip dengan mata Count, berkilat dengan hasrat yang ganas dan haus darah, seolah-olah ingin menginjak-injak Elise setiap saat.

Seluruh tubuh Elise gemetar karena ketakutan saat wajah mengerikan itu menjulang di hadapannya.

"Tapi kenapa kau begitu kaku? Kau bahkan tidak mengibaskan ekormu menyambut pemilik yang sudah lama tidak kau jumpai!?"

Ketika Fritz menatap sinis gadis yang sudah memucat itu, suara Count tiba-tiba melerai.

"Fritz."

Mendengar panggilan Gerhard, Fritz berhenti bicara. Sejenak ia sempat lupa keberadaan ayahnya di sana.

"Aku tahu kau senang mengusili adikmu satu-satunya dengan menyebutnya anjing kecil, tapi bukankah candaanmu terlalu kasar?"

Dalam sekejap, rahang Fritz mengetat.

"Apa yang ayah katakan?"Fritz berdiri dengan sorot tatap menantang ke arah ayahnya.

"Siapa adikku? Dia?"Fritz menunjuk Elise dengan ekspresi merendahkan.

"Ya, adikmu yang ada di sisimu."

I'll make you Break (NOVEL TERJEMAHAN, R19+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang