THE KING AND HIS LORD - LIMA

333 33 2
                                    

Tanpa terasa Lord Jes dan Jobby menginjak hari terakhir berada di Damaris. Itu adalah sebuah pengalaman yang menyenangkan. Tetapi juga ada beberapa bagian yang cukup memalukan bagi Lord Jes.

Ketika mereka mulai berencana kembali ke Annora, dihari terakhir keduanya berada Istana. Pagi hari yang agak mendung, mereka duduk di tepian balkon paviliun yang tempo hari mereka kunjungi.

Lord Jes memandangi tenangnya air danau, angin sepoi membuat anak rambutnya berkibar. Menyejukan sekali.

Dalam benak Lord Jes, ia sedang memikirkan banyak hal. Ya, banyak hal yang sudah kadung terjadi, rencana-rencana mereka sebenarnya tidak semua berjalan dengan baik. Tetapi tanpa diduga, takdir membawa mereka pada rencana baru yang lebih bagus. Sesuatu yang mengejutkan terjadi.

Sesuatu yang keduanya masih rahasiakan satu sama lain.

Sebenarnya sejak awal kedatangan Lord Jes dan Jobby. Sesuatu itu telah terjadi. Tetapi keduanya tidak saling berbicara. Entah kenapa malah saling merahasiakan semuanya.

Jobby bertanya pada Lord Jes mengenai rencana masa depannya bagaimana.

Jobby pikir, selama berada di Damaris. Lord Jes malah terlihat tidak fokus, banyak hal yang tidak berjalan sesuai rencana yang sudah mereka susun sejak awal. Rupanya hal itulah yang sedikit membuat Jobby khawatir. Sehingga Jobby mulai memberanikan diri membuka percakapan sensitif mengenai misi mereka.

"Bibir anda kenapa Lord, bengkak dan terlihat sangat merah, disengat sesuatu?" Pertanyaan dasar, menanyakan kabar mungkin akan membawa mereka pada inti percakapan.

"Aku digigit sesuatu," Lord Jes menjawab pertanyaan Jobby agak sedikit gelagapan, padahal jika dilihat secara saksama, luka dibibir Lord Jes terlihat biasa saja, seperti memang digigit oleh seekor hewan kecil meski aneh juga mengingat istana selalu dijaga agar tak ada hewan pengerat yang masuk. Tetapi kenapa lord Jes harus sepanik itu saat menjawabnya?

Meski demikian, sepertinya Jobby percaya saja apa yang keluar dari mulut tuannya itu. Sekalipun adalah sebuah kebohongan yang mutlak.

"Lord Jes apakah menurutmu rencana kita gagal? Aku sama sekali tidak melihat itikad baik dari Lord Mile, terakhir kali aku melaporkan kepadamu mengenai sikap asli Lord Mile, sejak itu tak ada lagi pergerakan, Lord Mile hanya melakukan hal yang wajar, tidak ada pertemuan dengan pihak manapun lagi."

Mendengar pertanyaan tersebut, Lord Jes menaruh cangkir berisi teh yang sudah tandas. "Kerja bagus, tak masalah jika Lord Mile tak bergerak melakukan rencana kotornya untuk menipu kita, setidaknya kita sudah tahu potensi dan rahasia yang kerajaan ini miliki."

"Lalu bagaimana dengan pangeran Wicha, Lord Jes sepertinya punya rencana lain? Aku takut anda akan kehilangan fokus terhadap misi kita,"

"Tidak perlu khawatir, aku bisa mengendalikan diriku."

"Rencana kita memperdaya Lord Mile tidak berhasil, jadi apa yang harus kita lakukan?" Jobby merendahkan nada suaranya, jangan sampai ada orang yang mendengar percakapan berbahaya mereka saat ini.

"Aku sudah menemukan jalan keluarnya, jika kita tidak bisa menaklukan Lord Mile. Maka satu-satunya solusi adalah Pangeran Wicha, aku rasa pemuda itu tidak tahu banyak mengenai dunia luar, dia juga mudah untuk dikendalikan. Bagaimana menurutmu?"

Jobby mengerutkan keningnya tak percaya. Kalau berbicara mengenai Pangeran Wicha, bukankah Lord Jes yang sudah terperdaya oleh sang pangeran alih-alih sebaliknya? Tetapi isi pikiran si pengawal bertubuh tinggi itu hanya sampai di kerongkongan, tak pernah bisa dikeluarkan.

"Ide yang bagus,"

"Selama ini, kau sudah melakukannya dengan baik, Jobby." Pujian itu mendadak terucap dari mulut Lord Jes. Karena tanpa bantuan Jobby, mungkin semua gerak-gerik Lord Jes tidak akan berjalan dengan mulus.

JESBIBLE'S STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang