Mereka duduk dengan santai, saling berhadapan. Kali ini Lord Jes akan memulai kisahnya mengenai seorang dewa yang punya masalah seperti yang Pangeran wicha alami.
Lord Jes memulai kisahnya dengan menyatukan jemarinya, membentuk sebuah bahasa tubuh yang serius. Seperti hendak berdoa.
"Dahulu kala ada seorang dewa bernama Momus, awalnya momus adalah penasihat pada dewa yang tinggal di Olimpus," Lord Jes menjeda kalimatnya, ia sejenak menatap ke arah pangeran wicha, lalu pandangannya kembali ke arah danau yang tenang. "Tetapi karena sikap dewa Momus yang dianggap terlalu lugas dan sering mengkritik para dewa dengan terlalu jujur, Dewa momus akhirnya diusir dari olimpus."
"Dia diusir kemana, Lord Jes?" Pangeran Wicha terlihat senang karena untuk pertama kalinya dalam hidup, dirinya merasakan sebuah kehidupan yang berbeda.
"Dewa momus diusir ke Bumi,"
"Memangnya kenapa dia sampai diusir ? Bukankah memberi nasihat yang jujur adalah hal yang baik?"
"Para Dewa di Olimpus tidak suka padanya, cara Dewa momus mengkritik mereka dianggap terlalu berlebihan meskipun sesuai dengan fakta yang ada, untuk itu Dewa momus menjadi musuh mereka semua. Tidak ada yang mau mendengarkan sarannya lagi,"
Sementara Lord Jes memfokuskan pandangannya menghadap danau yang membentang, Pangeran Wicha justru mengarahkan pandangannya ke arah Lord Jes yang sibuk berkisah. Lord Jes tidak menyadari tatapan antusias Pangeran Wicha terhadapnya. Pria itu hanya sibuk dengan pembahasan tentang dewa Momus.
"Dewa zeus marah ketika dewa momus memberikan saran tentangnya, dan itulah yang menyebabkan dewa momus diusir,"
Melihat Pangeran Wicha bergeming, tanpa bertanya lagi, Lord Jes menganggapnya sudah memahami pesan yang ingin dirinya sampaikan.
"Kasihan sekali, padahal bukan itu maksud dewa momus, benarkan?"
"Ya, benar sekali. Maksud baik sekalipun, jika disampaikan dengan cara tidak baik, maka hanya akan berakhir sebagai sebuah keburukan." Urai Lord Jes.
Pangeran Wicha mengangguk.
Lord Jes sengaja menceritakan kisah dewa momus, karena ia merasa itu adalah kisah yang sangat cocok disampaikan kepada Pangeran wicha.
Momus adalah dewa yang dikucilkan dengan sebab yang jelas. Para dewa membencinya karena momus dianggap si tukang menyindir, meski beberapa saran dan sindirannya banyak yang sesuai fakta. Tetapi karena cara yang digunakan salah, serta para dewa tidak menangkap maksud baik Momus. Maka secara ironis momus berakhir sebagai dewa yang dikucilkan dan diusir dari olimpus.
Bagi Lord Jes, sebesar apapun mimpi seseorang, jika ia hanya menyimpannya sendiri. Tanpa pernah disampaikan kepada orang lain atau bahkan mewujudkannya, mimpi itu hanya akan berakhir sebagai sampah. Sama saja seperti ungkapan 'kalah sebelum berperang'
Maka yang dilakukan dewa momus, meskipun pada akhirnya membuat sang dewa diusir. Tetapi setidaknya ia sudah mengutarakan saran dan nasihatnya. Sekalipun para dewa tidak menangkap niatnya dengan baik.
Oh, lihatlah. Pangeran Wicha menitikan air mata. Apakah kisah dewa momus semenyedihkan ini?
Seperti biasa Lord jes meremat keningnya yang pening oleh tingkah pangeran wicha. Pemuda itu memang sangat cengeng. Jika begini caranya, bagaimana pangeran wicha akan menghadapi kenyataan hidup yang keras dan kejam? Dasar cengeng.
"Jadi semua yang ada dalam benakmu, sejatinya hanyalah pikiranmu saja, Wicha."
Pangeran wicha menengadah, matanya yang merah dan sembab berkedut-kedut.
Selama mengenal Lord Jes, pangeran wicha mengetahui banyak hal yang sebelumnya tidak pernah ia dengar. Kisah yang menyenangkan, namun ada juga yang penuh ironi. Hal itu membuat isi kepala Pangeran wicha seakan penuh sesak dengan berbagai pertanyaan lain mengenai dunia luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
JESBIBLE'S STORIES
Short StoryKumpulan kisah fiksi Jes dan Bible, dengan berbagai genre dan judul berbeda. Pasti tamat, tetapi tidak akan pernah berakhir. Ditulis oleh Nongskm_v sebagai cara untuk mendukung Jes Pipat dan Bible Wichapas sumettikul. Semoga kamu suka, terimaka...