WRONG SCENARIOS - ENAM

807 52 2
                                    

Melompat jauh beberapa minggu setelahnya. Disuatu malam dengan suasana cukup tenang. Seorang senior Peach dari Bangkok, terkesan sengaja datang ke distrik dimana peach dimutasi. Peach tebak, sepertinya seniornya datang dengan tanpa persiapan.

Seperti sedang bertugas atau semacamnya. Lagipula saat di Bangkok, hubungan keduanya tak sedekat itu sampai ditahap saling menjenguk satu sama lain.

Setelah sejenak saling menanyakan kabar, keduanya lalu seperti memulai sebuah reuni yang asing dan hampa.

Namun itu tadi, sebenarnya mereka diam-diam tengah membicarakan suatu hal yang penting. Seperti membahas sebuah misi rahasia.

"Aku harap kau bisa membantuku, Peach." Ia berkata sambil mengunyah babi goreng, mereka kini tengah makan malam di rumah. Job yang memasak seperti biasa.

"Baik senior, aku akan membantumu sebisaku."

"Saya juga akan membantu, tuan." Kata Job menambahkan, seolah-olah ia bahagia sekali ikut serta dalam misi rahasia ini.

Setelah beberapa lama tak mendapat cukup banyak kasus, bulan ini Peach menerima laporan bahwa peredaran narkoba dikalangan remaja makin intens terjadi di Bangkok.

Para bandar sudah bukan lagi menjual barang pada orang dewasa, melainkan para pelajar dan mahasiswa. Bangsat, mau jadi apa negara ini kalau generasi mudanya saja sudah rusak.

Dua hari setelah senior Peach datang meminta bantuannya, Peach dan Job langsung intens melakukan rapat koordinasi. Mereka mulai mencari tahu geng bandar mana yang menyuplai barang mereka ke bangkok.

Dugaan sementara seniornya, penyuplai berasal dari chiangmai. Tepatnya distrik tempat Peach dimutasi. Berhari-hari mereka melakukan investigasi menyeluruh terhadap pergerakan beberapa geng bandar.

Beberapa wajah anggota devisi satgas narkoba nampak lusuh, sisanya malah terlihat mencuri-curi kesempatan untuk tidur diatas meja kerja masing-masing.

Tentu jangan tanya sudah berapa hari mereka tidak mandi. Setelah lama mengulik berkas dan data penting. Tentu saja mereka hanya mendamba tentang tidur pulas, meski alas tidurnya hanya berupa berkas laporan yang menumpuk di meja masing-masing.

"Sarawt, lihat ini. Aku menemukan sesuatu."

Job menghampiri meja atasannya itu, lalu mengangsurkan seberkas laporan kasus satu tahun lalu. Itu adalah kasus penikaman sarawt sebelum Peach. Yang tempo waktu Job jelaskan tewas karena ditikam orang tak dikenal.

Usut punya usut, ternyata pelakunya adalah anak buah tuan Dechapol. Seorang tauke besar di wilayah Chiangmai distrik Peach ditugaskan.

Mata peach bergulir ke kiri dan ke kanan. Ia dengan telaten membaca semua berkas. Pria itu seperti sedang menyusun rencana dalam benaknya.

"Kau kumpulkan semua informasi tentang khun dechapol," Titah peach pada Job, dan seketika Job mengangguk. Ia langsung meninggalkan posisinya menghadap Peach. Hendak melaksanakan tugas.

Lalu tiba-tiba ponsel peach berdering, nama yang ia damba akhirnya melakukan panggilan.

[Nat Akarin Memanggil]

"Malam ini kau punya waktu luang, khun?

"Ada, kenapa?"

"Uhm"

"Hah?"

"Uhm"

"Kenapa?"

"Bisa tolong kembalikan bajuku?"

"Tentu saja, mau aku bawakan makanan? Sekalian Aku belikan di perjalanan nanti."

"Aku hanya butuh kau. Datang saja, tubuhmu sudah cukup." Katanya, dengan sekali helaan napas.

JESBIBLE'S STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang