THE KING AND HIS LORD - EMPAT

541 50 2
                                    


Diantara area Istana yang megah dan luas, ada satu area yang seolah terlupakan dari denah. Itu merupakan sebuah paviliun sederhana, kokoh berdiri tepat disisi sebuah danau kecil. Danau yang juga terlihat cukup tenang, tidak beriak, artinya didalamnya tak hidup satu hewanpun. 

(Cr

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Cr. Pngtree)

Disekeliling paviliun awalnya hanya ada ilalang yang tumbuh tinggi, meranggas mengganggu kenyamanan. Ah, itulah kenapa tidak ada yang pernah ke sini, jangankan menarik perhatian, kehadirannya saja terabaikan begini.

Tetapi setelah Pangeran Wicha menemukan tempat ini, sejak remaja akhirnya diputuskan bahwa ini menjadi semacam markas rahasia bagi pangeran wicha dan Julian. Setelah meminta untuk dibersihkan, paviliun ini jadi sedikit terawat. 

"Jadi hanya ini tempat yang kau gembar gemborkan Istimewa itu?" Lord Jes terdengar mengejek.

"Memang kau pernah melihat tempat yang lebih indah dari ini?" Pangeran Wicha sepertinya tidak terima dengan ejekan Lord Jes mengenai tempat yang baginya sempurna ini.

Keduanya duduk berdampingan, menghadap ke arah danau yang tenang tanpa riak. Pepohonan disekitar danau juga tampak rimbun. Agak mencurigakan, tetapi mungkin tidak ada ular disana.

"Tentu saja, Wicha" Lord Jes baru menjawab, ia sempat terhanyut pada keindahan yang dipandangnya.

Oh, maksud Lord Jes. Keindahan alam. Bukan ! Bukan keindahan yang ada disampingnya ini.

Disamping Lord Jes, Pangeran Wicha duduk sambil mengenakan pakaian sederhana namun elegan. Pangeran Wicha memang disaksikan dari sisi manapun, terlihat indah. Sempurna.

Lord Jes adalah seorang ksatria yang lebih sering mengembara dibanding duduk diam. Maka ketika pertanyaan itu muncul, Lord Jes akan langsung menjawab dengan yakin bahwa sudah banyak tempat Indah yang ia kunjungi.

Biasanya perbukitan yang asri, sungai yang bersih dan jernih, atau pesisir pantai yang eksotis. Diumurnya yang baru menginjak 33 tahun, pria itu sudah menjelajahi seantero Negeri. Tanah asing juga tak luput dirinya kunjungi.

Jika dibandingkan dengan keindahan bagi Pangeran Wicha, yang hanya sebuah tempat terpencil di Istana ini. Lord Jes jelas jauh lebih mengetahui apa itu definisi keindahan.

Sore ini, langit masih cerah. Udara yang tidak terlalu panas, juga tak begitu dingin. Merupakan kompilasi keberuntungan.

"Bisakah kau ceritakan bagaimana kehidupan diluar Istana?" Suara Pangeran Wicha keluar, pemuda ini sejak pertemuan pertama mereka lebih banyak diam. Tetapi setelah agak lama saling mengenal, pemuda itu mulai terbuka pada Lord Jes. Mungkin dirinya mulai merasa nyaman.

"Kau cari tahu saja sendiri, jika aku jabarkan hingga malampun, tak akan ada bayangan, karena memang harus dilihat dan dinikmati secara langsung."

Rasa penasaran kontan menyeruak dari dalam hati Pangeran Wicha, setelah mendengar pernyataan Lord Jes.

JESBIBLE'S STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang