POTRET - END

5.4K 159 14
                                    

FIKSI PENGGEMAR JESBIBLE (LOKAL)
HANYA FIKSI, TIDAK ADA MAKSUD SEKSUALISASI PHI JES ATAU NONG BIB, MURNI SEBUAH FIKSI BELAKA.

⚠️ TW ⚠️
- 20+
-aktivitas seksual
-alkohol
-rokok
-kata kasar
-bxb

***

Nusa Penida , Bali.

20 : 00

Seorang pria nampak tengah terusik oleh suara napas yang berat, penuh keresahan, sarat akan beban. Itu adalah deru napasnya sendiri. Pun demikian dengan dentuman kecil jantungnya yang berdegup-degup merecoki ketenangan.

Bajingan, harus berapa pil lagi agar dirinya bisa tidur terlelap? Dalam hati, lelaki itu mengumpat pada dirinya sendiri.

Malam mulai beranjak larut, tidak ada yang bisa ia lakukan lagi sejak pertengkaran hebat bersama kekasihnya - ah ya, mantan kekasihnya- yang terjadi siang tadi.

Pria itu bernama Jes, ia kentara gusar saat tubuhnya terus berguling ke segala arah sudut ranjang. Jes mengeluh, harusnya ia tak mengikuti kata hatinya. Harusnya dirinya biarkan saja kamar naratama ini kosong, persetan dengan pembayaran lunas yang harus hangus.

Malam tahun baru, suasana hotel dipinggiran pulau kecil di provinsi, dengan pantai yang terkenal romantis ini riuh oleh turis lokal dan interlokal. Mereka hendak menyambut euforia gebyar pergantian tahun. Ya, betul. Jes sedang berada di Nusa Penida, Bali.

Karena tidak bisa tidur, Jes memutuskan untuk bangkit dan berseka, rencananya ia akan turun untuk mencari teman seks, atau apalah, agar suasana hatinya tak seburuk ini lagi. Ia butuh teman untuk melupakan segala kesedihan dalam hatinya.

Kamar yang ia sewa sangat luas, merupakan salah satu kamar naratama di hotel ternama yang terletak tak jauh dari pantai.

Maka bagi Jes, ketika mengetahui total harga semalam, nyatanya sukses membuat tengkuk pria itu kaku, darahnya mendidih, ingin marah dan memorak porandakan seisi semesta. Kalau tau begini, uangnya lebih baik ia belikan perangkat drum baru.

Pria itu sudah selesai berseka, hanya memakai kaus lengan pendek, celana pendek, dan topi. Dirinya sengaja berpenampilan begitu agar orang-orang bisa langsung terfokus pada betapa seksinya otot-otot maskulin yang Jes miliki. Sungguh sebuah trik murahan jika ingin menggaet seseorang.

Ya, tentu saja lewat penampilan fisik. Oh, Tuhan. Jes benar, bahkan gemintang yang berpendar diatas langit akan memilih bersembunyi karena kalah bersinar. Semesta tentu setuju betapa pria itu sangat seksi dan menawan hanya dengan pakaian sederhana seperti itu.

Jes dalam diam dan canggung menutupi rasa sedihnya, turun menuju ke lobi. Ia akan mencoba bertanya pada resepsionis perihal tempat bagus mana yang harus dirinya tuju. Maklum, selama melakukan trip kemanapun, kekasihnyalah yang mengatur semuanya. Jes hanya perlu mengekor dibelakang. Maka semua usai dengan menyenangkan. Tetapi kali ini berbeda, ia hanya sendirian. Tidak tahu harus kemana dan melakukan apa.

Diujung lobi, sekilas Jes bila melihat seorang pemuda duduk dengan wajah yang murung. Jes menebak, barangkali pemuda itu sedang dalam suasana hati yang buruk. Sama sepertinya.

"Tunggu sebentar pak, saya akan hubungi tim kami untuk membantu anda ke tempat rekomendasi." Resepsionis memberikan isyarat agar Jes bersedia menunggu, mungkin dengan sedikit menyingkir dari area frontline, atau duduk disebelah pemuda asing yang tadi Jes maksud.

Karena cukup lama, akhirnya Jes memutuskan menghampiri sosok pemuda itu. Entahlah, Jes sendiri bingung dengan tingkah lakunya. Padahal jelas saat ini bukan waktu yang tepat untuk menghibur orang lain.

"Kenapa bro?" Jes memulai percakapan. So asik, sebab ia menduga sosok ini jauh lebih muda darinya. Jes berusaha tidak mengusik lawan bicaranya. Ya, hanya sekadar basa-basi.

JESBIBLE'S STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang