Tatapan Peach sangat tajam, nyaris menembus lensa milik Nat ketika mata mereka saling bersitatap.
Sementara itu Nat hanya bisa mengerutkan keningnya, darah segar benar-benar mengalir mengikuti garis lengannya. Jika seperti ini, Nat mungkin akan mati kehabisan darah.
"Ayo kita ke rumah sakit sekarang," Peach mendadak panik, dalam benaknya langsung terbesit rumah sakit sebagai pertolongan pertama.
"Tidak, jangan ke rumah sakit" Nat menolak dengan tegas.
"Kau gila? "
"Aku mohon"
"LALU KEMANA?" Peach meninggikan nada suaranya, tanpa sengaja amarahnya memuncak. Mungkin karena dirundung panik.
"Ke rumahku saja, lagipula ini hanya luka biasa."
Mendengar itu, peach memicing. Merasakan bahwa pemuda dihadapannya ini tidak normal. Ia jelas-jelas menolak ajakan ke rumah sakit? Apa namanya kalau tidak normal?!
"Baiklah! Baiklah ! Mana kunci mobilmu, kita ke rumahmu" Pada akhirnya Peach bergegas menyeret Nat pergi, hendak ke rumah Nat. Jika sudah disana, meski tak punya ide melakukan apa, yang penting Peach sudah bertanggung jawab atas nyawa Nat, bukan?
Mereka berjalan melewati beberapa kelokan gang sempit, hingga akhirnya menemukan jalan keluar yang tepat menjadi lahan parkir Jeep milik Nat.
Dengan tergesa Peach mengendarai Jeep yang biasa Nat bawa, mereka melaju menuju rumah Nat. Pemuda itu keras kepala, entah kenapa tak mau dilarikan ke rumah sakit. Bahkan dengan mata kepalanya sendiri, ia sadar bahwa lukanya cukup dalam.
"Tekanlah yang benar, " peach menyuruh Nat menekan bahunya yang terluka.
Coba tebak apa yang dilakukan Peach agar pendarahan Nat tak berlebihan !
Peach menanggalkan kausnya yang kebetulan model kaus yang tipis, lalu ia segera menutup luka Nat menggunakan kaus dan membiarkan darahnya merembes.
Ya, benar sekali. Jadi saat ini Peach benar-benar bertelanjang dada. Ia dengan gagah - tapi agak tolol- Menembus udara malam, karena mobil Nat memang tipe terbuka. Beberapa orang menatap nyalang ke arah mereka. Pemandangan yang cukup anomali.
Sementara Nat hanya banyak mengangguk, pemuda itu malah tersenyum tipis. Dasar psikopat. Bukankah harusnya ia meringis kesakitan ? Peach tak habis pikir.
Hanya membutuhkan sekira 20 menit saja, keduanya sudah sampai di kediaman Nat. Setelah itu, buru-buru Peach menuntun Nat memasuki rumah tersebut. Seperti adegan unit gawat darurat di film-film. Heboh dan kentara cemas.
"Kau sangat berlebihan, " ujar Nat, rupanya ia mulai merasa peach bersikap berlebihan. Padahal lukanya hanya segores saja, meskipun memang darahnya benar-benar mengalir. Toh dirinya takkan mati hanya karena ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
JESBIBLE'S STORIES
Short StoryKumpulan kisah fiksi Jes dan Bible, dengan berbagai genre dan judul berbeda. Pasti tamat, tetapi tidak akan pernah berakhir. Ditulis oleh Nongskm_v sebagai cara untuk mendukung Jes Pipat dan Bible Wichapas sumettikul. Semoga kamu suka, terimaka...