THE KING AND HIS LORD - TIGA

673 64 5
                                    

Keesokan paginya.

Pangeran Wicha menggeliat, ia berguling ke sisi kiri dan kanan ranjang yang mewah. Kenapa pagi ini tubuhnya jauh lebih sakit dari biasanya? Si pangeran mengusap wajahnya dengan malas. Pagi ini tidak terdengar suara Julian seperti hari-hari biasanya. Sungguh aneh.  

Hm?

Sejak kapan ia mulai tidur sambil memeluk bantal guling?

Eh, sebentar ! Bantal guling apa yang punya jenis keras dan hangat seperti ini? Setahu pemuda itu, semua jenis bantal dibuat dengan mengumpulkan bulu-bulu angsa yang lembut, lantas dibalut oleh kain sutra -dari kerajaan timur- yang mampu menyerap udara dingin. Sehingga memberikan sensasi sejuk diantara kehangatan yang ada.

Tetapi yang satu ini berbeda,  pikir Pangeran Wicha. Saat ia tetap mendekap bantal guling aneh itu, dengan mata yang masih melekat sempurna. Pangeran wicha diam-diam menikmati sensasi hangat yang dihantarkan guling tersebut. 

Pangeran Wicha agaknya masih sedikit pengar. Untuk membuka kelopak matanya saja, baginya butuh sedikit waktu.

"Enyahlah dari dadaku," Suara husky itu terdengar sangat mengintimidasi, memberikan sensasi yang sukses membuat bulu kuduk siapapun yang mendengarnya secara otomatis akan meremang.

Kenapa suara Julian berubah dalam semalam? Bukankah pengawalnya itu memiliki suara yang cempreng? Pikir pangeran wicha. 

Menyadari segala keanehan yang terjadi, Pangeran wicha langsung membuka matanya. Ia melihat sekelilingnya dengan saksama. 

Dan...

"Aaaaaaaaakkkkkkk"

Pangeran wicha berteriak, seolah menemukan seekor beruang telah merangsak masuk ke kamarnya. Tetapi sebenarnya sosok itu jauh lebih bahaya dibandingkan seekor beruang. Tebak pangeran wicha dalam benaknya. 

"Sial, kenapa kau berteriak seperti itu?" Pria disamping Pangeran Wicha memekik, ia merasa bahwa nyawanya hendak melayang karena terlalu terkejut.

"Kenapa kau disini, pria aneh?"

"Anak ini memang tidak sopan !" Gerutu pria itu, agak kesal sebab pemuda disampingnya selalu membuatnya merasa kehilangan wibawa.

"Jawab aku"

"Ini kamarku, jadi berhentilah bertingkah seolah kau adalah gadis perawan yang aku culik, mengerti? "

Huh? Apa katanya? Ini kamarnya? Yang benar saja! 

Buru-buru pangeran wicha bangkit dari ranjang, iris matanya yang cokelat langsung menyapu seisi ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Buru-buru pangeran wicha bangkit dari ranjang, iris matanya yang cokelat langsung menyapu seisi ruangan. Ia berusaha memastikan pernyataan pria disampingnya ini.Astaga, ini gawat sekali. Karena ternyata pria itu rupanya tak berbohong. Pangeran Wicha langsung berdiri dan berniat bergegas pergi tanpa meminta maaf sama sekali.

JESBIBLE'S STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang