happy for baby

834 102 22
                                    

Hari berganti sore, sejak tadi pagi hingga sekarang Haein tidak terlibat percakapan apapun dengan ketiga temannya, mereka semua sengaja menghindari Haein, mungkin mereka masih kesal?

Semua orang sedang keluar sekarang, para tuan rumah yang berangkat ke kantor seperti biasa, serta para nyonya yang kini sedang melakukan rutinitas biasa nya yaitu pergi berkumpul dengan teman-teman sosialitanya seraya melakukan arisan.

Di rumah hanya ada mereka berempat serta para pelayan dan koki yang masih akan tetap ada di sana sampai makan malam selesai. Haein merasa jenuh karena tidak memiliki teman seharian ini, ia juga sudah tidak memiliki kegiatan apapun. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke taman biasa untuk sekedar mencari udara segar dan menikmati waktu sore di sana.

Seperti biasa ia selalu duduk di atas ayunan sambil menonton aktivitas-aktivitas orang yang juga sedang menghabiskan waktu di taman itu. Haein paling suka memperhatikan anak-anak yang sedang asik bermain dengan temannya.

Masa anak-anak adalah masa paling menyenangkan dimana setiap anak bisa bermain dengan bebas, tertawa dengan lepas tanpa terlihat beban apapun di matanya. melihat mereka berlari hingga tertawa lepas seperti itu kadang membuatnya terpikir, masalah apakah yang akan di hadapi oleh anak-anak itu saat mereka dewasa nanti?, apakah mereka akan mengalami kehidupan yang lebih menyedihkan darinya? Atau justru sebaliknya?.

Di tengah lamunannya tiba-tiba seorang wanita menghampiri nya dengan membawa dua anak kecil, yang satu masih bayi dan satunya lagi balita. wanita itu sering kali ia lihat di taman ini untuk mengajak anaknya bermain.

"Permisi, apa aku mengganggumu mu?" Tanya wanita itu, sedikit membungkuk untuk menyapa.

Haein berdiri dari duduknya lalu ikut membungkuk untuk membalas sapaan itu.
"Tentu saja tidak" ucap Haein dengan senyuman tipis.
"Ada apa? Anda perlu bantuan?" Tanya Haein ketika melihat anak bayi di pangkuan wanita itu menangis dan kakaknya yang balita itu seperti sedang menahan sesuatu, dia berdiri sambil bergoyang-goyang tak karuan.

"Ah bisakah tolong menjaga bayiku sebentar? Aku perlu membawa anakku ke toilet, aku tidak bisa membawanya karena dia akan semakin rewel jika berada di ruangan sempit" jelas wanita itu dengan raut wajah panik, tentu saja ia ragu meninggalkan bayi nya dengan Haein, tapi ia juga perlu mengantar anaknya yang lain ke toilet.

"Aku sering melihat mu di sini, jadi aku pikir aku bisa percaya padamu" lanjutnya. Karena keadaannya mendesak, akhirnya Haein mengangguk mengiyakan. Wanita itu langsung menyerahkan bayi yang sedang menangis itu pada gendongannya.

"Aku akan berusaha secepat mungkin kembali menjemput bayiku" ucapnya lagi.

"Tak apa aku akan menjaganya, jangan khawatir" ucap Haein. Wanita itu tersenyum tipis lalu segera pergi membawa anak balitanya itu.

Haein berdiri dan mengayunkan tubuhnya dengan pelan serta menepuk-nepuk tubuh bayi mungil di pangkuan agar bisa tenang dan berhenti menangis. Untung saat masih di panti dulu ia di ajarkan caranya mengurus bayi, sehingga tidak butuh waktu lama untuknya membuat bayi itu diam.

Haein mengulas senyum melihat bayi itu mulai nyaman di pangkuannya, beberapa saat kemudian bayi itu tiba-tiba tertawa sambil memainkan kancing baju Haein, dan itu membuat hati Haein menghangat. Seperti inikah kesibukannya kira-kira jika bayinya lahir nanti?

Ia akan sibuk mengurus bayi dan semua keperluan nya dari pagi hingga pagi lagi, sehingga tak akan ada lagi waktu untuknya memikirkan hal lain, tidak akan ada lagi yang namanya kesepian, bahkan mungkin nanti sepanjang harinya akan di penuhi oleh tangisan serta tawa bayinya.

Haein mengambil keputusan yang tepat dengan mempertahankan bayi itu, itu akan menjadi hal menyenangkan dalam hidupnya, dan Haein untuk pertama kalinya sejak lama, ia akhirnya memiliki tujuan hidupnya, ia sekarang memiliki alasan untuk tetap hidup, yaitu untuk bayi yang ada dalam rahimnya.

Queen Of Tears (Another Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang