di abaikan

1.2K 173 58
                                    

Hari kini mulai semakin sore, setelah makan siang selesai, Haein yang tadinya ingin langsung pulang, dipaksa untuk tetap tinggal di sana karena keinginannya itu tak di indahkan oleh sang suami, dia di suruh menunggu hingga suaminya selesai bekerja agar bisa pulang bersama.

Haein sudah merasa sangat bosan, sejak tadi ia hanya duduk selonjoran di sofa sambil sesekali memainkan ponselnya, sebenarnya sang suami juga memberikan sebuah laptop padanya, pikir laki-laki itu untuk mengurangi sedikit kebosanan mungkin dengan menonton sesuatu yang ia sukai. Namun alih-alih menonton film kesukaan nya, Haein justru lebih tertarik menonton kegiatan sang suami dengan sahabatnya.

Ya, wanita itu masih berada di sana dan mungkin akan tetap ada di sana hingga jam pulang tiba, mereka terlihat sibuk dengan dokumen di tangan mereka sambil sesekali tertawa, entah apa yang membuat mereka tertawa sebenarnya, jujur Haein bahkan tak mengerti apa yang sedang di bahas oleh kedua orang itu. Tapi hal itu membuat rasa bosannya kini bermutasi menjadi rasa kesal dan juga cemburu.

Haein tau dia tak pantas untuk cemburu di sini, karena jelas sang suami dengan sahabatnya itu sama-sama sedang bekerja , tapi tetap saja! melihat mereka berdua sangat akrab, bekerja sambil sesekali bercanda dan tertawa, tentu membuat rasa cemburu itu datang dan tak terelakan, mereka bersikap seolah di ruangan itu hanya ada mereka berdua, dan itu membuat Haein merasa jika keberadaan nya sama sekali tak di anggap.

Sebenarnya jika haein pulang pun sepertinya kedua orang yang duduk bersampingan di sana tak akan ada yang menyadari, karena jelas sekarang pun mereka hanya asik berdua saja. Tetapi Haein tak bisa melakukannya ,ia harus berpikir ulang karena jika ia menuruti keinginan nya dan melanggar perintah sang suami, ia yakin sang suami akan marah besar saat mereka bertemu nanti.

Tapi ayolah! Setidaknya jika dia hanya akan sibuk dengan pekerjaan juga sahabatnya, mengapa tak di biarkan saja istrinya pulang, toh ada supir yang akan mengantarnya, dari pada wanita buncit itu di suruh menunggu tapi tak di anggap sama sekali di sana?. Bahkan menyapa sekali saja untuk menanyakan keadaan sang istri ia tak melakukan nya.

Air mulai mengembun di pelupuk matanya, Haein benci dengan hormon kehamilannya, ia menjadi sangat cengeng sekarang. Haein sudah mencoba menahannya sejak tadi, berusaha bersikap biasa saja melihat pemandangan di depannya, tapi tetap saja tak bisa ia lakukan sekuat apapun dia mencoba. Dan ya, kini ia menangis sama persis seperti saat di Jerman dulu, tapi kali ini ia merasa dadanya lebih sesak lagi karena harus menahan isak tangisnya agar tidak ada yang menyadari bahwa dia sedang menangis.

Haein mengubah posisi duduknya jadi membelakangi sang suami dan sahabatnya itu, sungguh ia tak sanggup melihat kegiatan kedua orang itu lebih lama lagi, tapi sepertinya itu sama sekali tak membantu karena suara dan tawa mereka yang keras terdengar memenuhi seisi ruangan.

Dua kali Haein merasa cemburu dan dua kali juga ia harus menelan semuanya sendirian, Haein terlalu malu untuk mengungkapkan perasaannya, karena Haein tau yang salah di sini adalah dia, perasaannya yang terlalu sensitif membuat sesuatu hal yang biasa seolah itu adalah masalah.

Jujur saja kadang Haein merasa tersiksa dengan hormon kehamilannya sendiri, kadang tiba-tiba kesal, marah, sedih bahkan menangis tanpa sebab. Syukur-syukur jika ada yang peka dengan perasaannya lalu membantunya untuk merasa lebih baik, tapi jika keadaannya seperti sekarang? Ia hanya bisa menahannya dan menangis sendirian.

Cukup lama wanita itu menangis tanpa mengeluarkan suara, hingga akhirnya ia mulai tertidur karena merasa lelah menghadapi perasaannya sendiri.

***

"Akhirnya selesai juga" seru wanita itu seraya meregangkan otot-otot tubuhnya.

"Hupth!, rasanya hari ini sangat melelahkan" keluh Hyunwoo menghempaskan tubuhnya pada sandaran kursi, ia beberapa kali menggerak-gerakkan jari tangannya yang terasa kaku. Mereka berdua saling melirik lalu tertawa seolah hanya dengan tatapan mereka bisa saling memahami perasaan satu sama lain.

Queen Of Tears (Another Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang