What should I do?

645 93 14
                                    

Suasana kamar itu kian menegang, sudah hampir lima menit namun belum ada satu orangpun yang berani untuk buka suara, mereka masih sama-sama dibuat syok hanya karena alat tes kehamilan itu.

Mungkin jika alat itu adalah milik salah satu dari mereka bertiga, tentunya mereka tidak akan syok seperti ini, mereka tidak mau menyangkal justru bahkan mengakui jika mereka bukanlah gadis baik-baik, mereka tak biasa hidup kesepian, mereka bahkan tidak bisa hidup tanpa memiliki kekasih, yang membuat mereka pasti langsung melakukan kencan buta lagi setelah mereka putus, tapi Haein? wanita itu berbeda, dia saja selalu menolak dengan keras saat di tawarkan untuk menjalani kencan buta, dan sekarang dia tiba-tiba hamil? Oh ini sungguh gila!!.

Haein masih menundukkan kepalanya, ia tidak berani untuk menatap siapapun saat ini, jujur ia tak menyangka jika mereka akan tahu secepat ini, dalam hati ia terus merutuki dirinya sendiri, mengapa ia tidak membuang semua alat sialan itu alih-alih membawanya ke kamar, lihatlah yang terjadi sekarang, semuanya menjadi semakin rumit karena mereka semua tau, apa yang harus ia lakukan? ia bahkan belum memikirkan apapun untuk menjelaskan semuanya.

"Haein naa, jelaskan semua ini" ucap Mi-seon semakin mendekat kan diri pada wanita itu.

"Ini sungguh milik mu? Kau.. hamil?" Ucap Mi-seon lagi terdengar ragu mengucapkan kata terakhir nya. Pandangan matanya terus menatap ke arah wanita di hadapannya yang masih terus menunduk.

"Haein naa, katakan pada kami sesuatu!!" ucap Mi-seon mulai frustasi karena wanita itu hanya diam dan menunduk.

Haein sedang terlibat dalam perperangan batin saat ini, ia bingung harus menjawab apa dan bagaimana cara menjelaskan nya, sedang dengan adanya alat itu saja semuanya sudah jelas dan ia tak bisa menyangkal lagi.

"Iya.. itu milikku" ucap Haein pada akhirnya, walaupun dengan terbata-bata dan masih tak berani mengangkat kepalanya.

Hati mereka mencelos mendapatkan pengakuan dari wanita itu, dia sungguh-sungguh hamil? Tapi dengan siapa?, apa dia sekarang memiliki kekasih?.

"Kau memiliki kekasih?" Tanya Yoon-na, ya jelas saja dia bertanya seperti itu, wanita itu tak mungkin bisa hamil tanpa melakukan nya dengan pria.

"Apa dia tau kau hamil? Apa dia mau bertanggung jawab?" Tanya nya lagi, Haein hanya membalas pertanyaan itu dengan menggelengkan kepalanya.

Mereka semakin di buat bingung, apa arti gelengan kepala itu, Haein tidak memiliki kekasih? Kekasihnya tidak mau bertanggung jawab? Atau apa?
Lalu jika Haein tidak memiliki kekasih lalu dia hamil anak siapa?.

Sesuatu tiba-tiba menyerang pikiran min-ji, ia sangat yakin jika Haein tidak pernah memiliki kekasih, yang membuat ia yakin akan sesuatu kemungkinan tapi ia takut untuk menyebutkan nya.

"Kau di lecehkan?" Tanya min-ji tiba-tiba dengan nada sedikit ragu, membuat mereka berdua menoleh ke arahnya, seketika hawa panas menyeruak terasa di sekujur tubuh mereka.

Itu masuk akal, Haein jelas-jelas mengatakan jika ia tidak akan pernah menjalin hubungan dengan siapapun, dan sekalipun memang ia memiliki kekasih, Haein bukanlah wanita yang dengan gampang tidur dengan pria yang belum menjadi suaminya.

"Kau sungguh di lecehkan?" Tanya Mi-seon mengulang pertanyaan min-ji yang tak mendapatkan jawaban.

"Sungguh?" Tanya nya lagi, bukannya menjawab Haein kini justru mulai menangis, mereka mengartikan itu dengan jawaban "IYA"  jika wanita itu benar-benar telah mengalami tindak pelecehan.

"Jesus!!" Sambat Yoon-na seraya mengusap kasar wajahnya, ia yang tadinya berdiri kini berjongkok di bawah, kakinya lemas mengetahui fakta mengejutkan ini, bagaimana wanita itu bisa diam saja selama ini.

Queen Of Tears (Another Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang