Queen Of Tears (Another Story)

wedding day

Sudah seharian ini Haein hanya berbaring di atas kasur, kepalanya yang terasa berat, tubuhnya yang terasa lemas juga perutnya yang kadang terasa kram, membuat wanita itu tak bisa melakukan aktivitas apapun.

Haein bahkan kini sudah tak bisa lagi memejamkan mata karena sudah terlalu banyak tidur seharian ini, alhasil ia hanya berbaring dengan posisi menyamping dan menonton kegiatan laki-laki di sampingnya yang sedang melakukan zoom meeting.

Melihat kondisi Haein yang memprihatinkan membuat Hyunwoo akhirnya memutuskan untuk bekerja dari rumah hari ini, untungnya dia memiliki kekuasaan di kantornya jadi ia bisa memfasilitasi diri dengan bekerja dari rumah jika sedang ada kondisi genting seperti hari ini.

"Kau ingin sesuatu?" Tanya Hyunwoo melirik sekilas ke arah haein lalu kembali menatap layar laptop di depannya. Ia tau jika sejak tadi Haein menonton ni kegiatan nya.

"Tidak ada" jawab Haein, ia perlahan mulai mengubah posisinya agar bisa duduk. Tentu itu mengundang perhatian Hyunwoo, dengan sigap laki-laki itu langsung menaruh laptop nya dan membantu Haein untuk duduk.

"Kenapa tidak meminta bantuan ku" protes Hyunwoo seraya menumpuk dua bantal di belakang punggung Haein. Dia tau jika wanita itu sedang sangat lemas hari ini karena banyak muntah dan hanya bisa makan buah saja.

"Apa masih kram?" Tanya Hyunwoo saat tak sengaja melihat wanita itu meringis. Haein mengangguk mengiyakan.

"Tapi sudah lebih baik" ucapnya. Laki-laki itu terlihat mendesah pelan, sesaat kemudian ia mengelus perut Haein dengan perlahan.

"Pasti sangat tersiksa menjadi dirimu, aku bahkan tidak bisa melakukan apa-apa" keluh Hyunwoo membuat Haein terkekeh pelan. Ya sepertinya pendekatan yang Hyunwoo lakukan selama seminggu ini membuahkan hasil, mereka sudah sangat akrab dan wanita itupun kini sudah tak canggung lagi saat meminta bantuan padanya.

"Kau membantuku seharian ini, bahkan kau tidak ke kantor" ucap Haein, untuk menyangkal pernyataan Hyunwoo yang mengatakan dirinya tak melakukan apapun untuk Haein.

"Tetap saja, kau yang merasakan semuanya sendirian" ucap Hyunwoo, kini menarik diri untuk duduk lebih dekat dengan wanita itu dan membuat dia bersandar pada dada bidang miliknya agar Hyunwoo bisa lebih leluasa mengelus perutnya.

"Maaf untuk hari ini" keluh Haein, sedikit mendongak untuk menatap laki-laki yang kini menjadi sandaran nya. Meminta maaf karena harusnya mereka mengurus pernikahan hari ini tapi harus di tunda karena kondisi kesehatannya yang tiba-tiba drop.

"Tidak apa, masih banyak waktu lain, yang penting kau sehat dulu" ucap Hyunwoo dengan senyuman.

"Sekarang ataupun nanti kita akan tetap menikah" lanjutnya.

"Tapi kita sudah tidur sekamar seminggu ini, aku merasa tak enak pada yang lain" ucapnya pelan. Selama seminggu mereka tidur di kamar yang sama tanpa sebuah ikatan yang jelas, tentu terlihat tidak baik, bahkan mereka jika saja mereka tinggal di perkampungan pasti mereka sudah menjadi buah bibir orang-orang.

"Tidak perlu merasa seperti itu, ku yakin mereka semua mengerti situasi kita sekarang. Lebih baik kita fokus pada kesehatan mu, dan tolong jangan jadikan ini beban pikiran, stres bisa berdampak buruk untuk mu" ucapnya panjang lebar. Wanita itu hanya mendongak sekilas lalu kini hanya diam menikmati setiap elusan lembut Hyunwoo pada perut nya. Well, itu seperti menjadi kegiatan favorit Haein akhir-akhir ini, wanita itu terlihat sangat nyaman, elusan tangan Hyunwoo selalu berhasil membuatnya merasa lebih baik.

Tidak hanya itu, setiap malam Hyunwoo dan Haein selalu menyempatkan diri untuk berinteraksi dengan bayi dalam kandungan Haein, terlalu awal memang, tapi mereka mencoba membiasakan kegiatan itu, karena mereka tau itu akan sangat bagus untuk perkembangan bayi mereka. Setelah makan malam biasanya Haein selalu duduk bersandar pada punggung ranjang sementara Hyunwoo tidur akan di pangkuannya, laki-laki itu berbaring di depan perut Haein agar bisa mengelus-elus perut Haein sambil mengajak bayinya mengobrol.